• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

28 Tipe Pendaki Gunung, Tipe Manakah Kamu?

tipe pendaki gunung indonesia

Pada dasarnya setiap orang mempunyai watak dan sifat yang menentukan sikap berbeda-beda, begitupun dengan para pendaki gunung, sudah barang tentu mereka pun memiliki sikap yang berbeda-beda ketika melakukan pendakian. Berdasarkan hal itu, ditambah dengan pengalaman (yang tak seberapa) saat mendaki, pada artikel ini saya akan memberikan informasi tentang,


Pendaki Nubie


Umumnya, setiap pendaki pasti pernah menjadi pendaki nubie, kamu pasti pernah merasakan sensasi bagaimana rasanya saat pertama mendaki gunung. Seolah hati dipenuhi oleh rasa resah dan antusias.

Biasanya, sebelum mendaki, para pendaki nubie ini akan sibuk minta ampun, googling sana sini mencari informasi tentang dunia pendakian, pinjam barang pada siapa pun karena belum punya perlengkapan mendaki, sibuk memikirkan makanan apa saja yang harus dibawa dan berdo'a tiada henti supaya selamat saat mendaki.

Sisi baiknya, mereka sangat patuh terhadap himabauan para senior, mereka akan berolahraga selama sebulan sebelum pendakian guna mempersiapkan fisik dan mencari informasi tentang gunung yang akan dia daki. Bila ingat masa-masa itu, rasanya ingin tertawa sendiri.

Pendaki Mastah

Kisahnya dalam dunia pendakian begitu panjang, gunung mana yang belum pernah dia jamahi, dia adalah panutan bagi para pendaki nubie dan selalu menjadi sasaran saat para pendaki nubie memiliki segudang pertanyaan. Hebatnya, dia selalu mempunyai jawaban setiap pendaki nubie menyodorkan pertanyaan tentang seputar dunia pendakian kepadanya.

Sebelum melakukan sebuah pendakian, dia pun akan sibuk, bukan sibuk seperti pendaki nubie, dia sibuk memikirkan tentang keselamatan rombongannya, menentukan jalur mana yang dipilih dan melengkapi perbekalan P3K. Dia sangat faham tentang resiko mendaki gunung.

Pendaki Sejati

Pendaki sejati adalah perwujudan lain dari pendaki mastah. Namanya tidak begitu populer di kalangan para pendaki, jarang sekali pamer foto pendakiannya di sosmed, pertama bertemu, kamu tidak akan tahu sejauh mana langkah kakinya dalam bertualang di alam.

Namun, di balik ketidak populerannya, tersimpan segudang pengalaman, survivall skill yang sangat mumpuni, pemahaman tentang alam raya dan kecintaan kepada alam yang tak terbantahkan. Dia adalah wajah sesungguhnya 'pencinta alam.

Pendaki Agamis


Seorang pendaki yang pantas menjadi panutan bagi setiap kaum muda bangsa ini. Kapan pun dan di mana pun dia akan berusaha menjalankan setiap titah yang diberikan Allah SWT kepadanya. Termasuk saat melakukan pendakian.

Baginya, pendakian bukanlah soal untuk tidak melakukan kewajiban. Dia akan tetap shalat meskipun badai melanda dan hujan turun dengan sangat lebat. Melihatnya bersusah payah shalat di gunung saat hujan lebat, membuat makhluk yang penuh dosa ini tertampar keras.

Pendaki Keibuan

Dari banyaknya pendaki di muka bumi ini, pendaki keibuan adalah teman paling menyenangkan saat mendaki gunung. Sikapnya penuh dengan kasih sayang, dia adalah tempat bersandar dari setiap kelelahanmu.

Tidak peduli pria atau wanita, pendaki keibuan adalah pendaki yang handal memasak, selalu siap mendirikan tenda, bertugas sebagai swiper, berjalan di belakang untuk memastikan teman-temannya tidak ada yang tertinggal, dia adalah cahaya dalam kegelapan.

Pendaki Cantik

Banyak orang mengira, perempuan yang masuk dalam tipe pendaki cantik haruslah pintar bersolek, memiliki tubuh langsing, tidak kotor saat mendaki dan memiliki wajah cantik.

Nyatanya, berbeda jauh dari anggapan tersebut, pendaki yang bergelar pendaki cantik adalah perempuan yang memiliki hati cantik, tidak peduli dengan bentuk fisik. Dia tidak melakukan vandal, memegang teguh etika pecinta alam dan mengutamakan kelestarian alam. Demikian adalah cantik yang sesungguhnya.

Pendaki Pencinta Alam

Ada sebagian pendaki yang tidak mencintai alam dan ada sebagian pencinta alam yang tidak suka mendaki. Pendaki gunung belum tentu pencinta alam dan pencinta alam belum tentu seorang pendaki gunung.

Tipe satu ini adalah pendaki yang mencintai alam. Bukan karena trend atau desakan stock foto yang hampir habis, dia mendaki karena dia sangat suka berada di pelukan alam raya, dia mencintai aroma dedaunan hijau, dia ingin menjaga kelestarian alam dengan mendaki sambil menanam pohon, membersihkan sampah dan membawa turun setiap sampah yang ditemuinya di atas gunung.

Pendaki Doraemon

Sebagimana Doraemon dengan kantong ajaibnya. Dalam carrier pendaki bertipe Doraemon ini terdapat begitu banyak barang yang kita butuhkan.

Saat celana sobek, dia bawa jarum dan benang jahit. Saat kuku panjang, dia bawa gunting kuku. Saat pakaian basah kehujanan, dia bawa gantungan. Saat kaki luka, dia bawa hansaplas. Saat hati luka, dia bawa bahu untuk bersandar. Seakan-akan carriernya adalah kantong ajaibnya Doraemon. Kenapa bisa gitu ya?.

Pendaki Si Kaki Besi


Si kaki besi ini tentu memiliki kekuatan fisik di atas rata-rata. Lihat saja carrier besarnya yang segeda kulkas dan jalan cepatnya saat melewati tanjakan-tanjakan sadis. Ketika yang lain kelelahan, dia malah sedang semangat-semangatnya ingin lekas mencapai puncak. Nafasnya seperti nafas kuda, kuat sekali.

Pendaki Nasionalis

Kecintaannya terhadap NKRI adalah harga mati, warna kebanggaannya adalah merah putih dan tidak pernah di rumah saat 17 Agustusan. Setiap pendaki harus mengikuti sosok seperti ini, pendaki nasionalis.

Bagi pendaki nasionalis, salah satu cara mencintai Indonesia adalah dengan melihat alam Indonesia dari dekat dan mengenal rakyatnya secara langsung. Oleh karena itu dia mendaki gunung.

Pendaki Berdarah Seni

Pendaki berdarah seni ini faham betul bahwa akan muncul banyak ide kreatif ketika dalam pendakian, inspirasi dari alam yang tiada henti. Dia tidak pernah menyia-nyiakan momen mendaki untuk tidak melahirkan karya seni.

Ketika dalam sebuah pendakian, seorang penyanyi akan menciptakan sebuah lagu. Seorang penulis akan membuat tulisan yang menawan. Atau Seorang pelukis akan melahirkan sebuah lukisan indah. Begitulah pendaki berdarah seni, bagi dia, mendaki gunung adalah gerbang lalu lintas menuju dunia imajinasi.

Pendaki Fotografer

Seorang pendaki dengan tanda kamera selalu tergantung di lehernya. Pendaki bertipe fotografer tidak pernah menyia-nyiakan objek keren pemandangan indah di atas gunung. Terkadang, pendaki satu ini sering hilang tiba-tiba dan muncul kembali saat jam makan.


Apabila dalam rombongan kita ada pendaki fotografer, kita harus tersenyum lebar, karena bisa dipastikan saat kita menjadi objeknya, hasil jepretannya tidak pernah bikin kecewa.

Pendaki Model

Pendaki model adalah seorang pendaki dengan hasrat pose berlebihan, 'Tolong fotoin gue dong! adalah kata-katanya yang selalu terngiang-ngiang di telinga. Biasanya, dia adalah makhluk yang sering menuhin memori orang lain dengan foto-foto dirinya.

Bagaimana tidak, ketemu pohon gede, dia pose. Ketemu tanjakan dikit, dia bergaya. Apalagi saat di puncak gunung, dia adalah orang paling sibuk bergaya di depan kamera. Tolong fotoin gue dong!

Pendaki Melankolis

Jika bagi kamu mendaki adalah hal yang menyenangkan, berbeda bagi pendaki melankolis ini. Baginya, mendaki adalah sebagian cara untuk pergi dari dunia nyata yang menyebalkan. Dia adalah perwujudan sempurna dari kemurungan.

Lihat saja ketika dia mendaki, muka sendu, jalan gontai, percis seperti video klip Lagu Galaunya Al-Ghazali. Bawaannya curhat sana-sini, bahkan saat yang lain sedang asik-asiknya tidur, dia malah sedang sibuk curhat kepada rumput yang bergoyang.

Pendaki Borjuis

Lihat saja setiap perlengkapan mendaki yang dia bawa. Semua barang-barangnya brended, semua makanannya enak-enak, kameranya gede, dompetnya tebel, jam tangannya emas, HP-nya 32 inch. Keren amat deh.

Pendaki Hemat

Kebalikan dari pendaki borjuis, pendaki hemat adalah cerminan dari dompet tipis. Biasanya mereka masih minta duit sama emaknya, anak sekolahan, mahasiswa atau pengangguran.

Slogannya yang terkenal adalah 'Kalau bisa minjem, ngapain beli?. Tidak masalah yang penting tanggung jawab. Tapi jangan salah, setelah giat bekerja dan berjuang keras, para pendaki hemat ini bisa berevolusi menjadi pendaki borjuis.

Pendaki Asap


Jika tidak ada dia tidak akan ada asap. Kamu pasti tahu bagaimana para pendaki yang bertipe asap ini. Atau mungkin, kamu sendiri masuk dalam kategori pendaki asap?.

Pendaki asap adalah sebarisan orang-orang yang berprinsip 'Pemandangan di gunung terlalu sayang untuk dilewatkan tanpa sebatang rokok dan segelas kopi, bahkan mereka menganggap bahwa rokok adalah kekuatan tambahan saat mereka sedang kelelahan. Tiada yang salah dengan para pendaki asap ini, tapi jangan berlebihan juga.

Pendaki 5cm

Mereka adalah korban Zapran dan teman-teman, gunung tujuan utamanya adalah Semeru, tidak ambil pusing untuk perlengkapan mendaki selain kamera dan tongsis, perbekalan makanan yang seadanya dan celana jeans menjadi favoritnya. Biar mirip di film katanya.

Terkadang kita heran dengan para pendaki 5cm ini, ada orang yang ingin dipanggil Zapran, yang cewe pengen dipanggil Riani. Tapi, tidak ada di antara mereka yang mau dipanggil Ian.

Kita bisa menilai, novel 5cm sangat bagus, menggambarkan betapa indahnya alam Indonesia. Filmnya sangat keren, mampu membakar semangat untuk mendaki. Namun, entah mengapa, mungkin para pendaki 5cm hanya melihat dari sisi gelapnya saja.

Pendaki Vandalisme dan Pendaki Alayisme

Sedikit malas menulis tentang mereka, tipe pendaki yang ngotorin nama baik pecinta alam, suka merusak alam, tidak patuh terhadap kode etik pecinta alam, musuh para ranger dan biasanya merekalah yang sering membuat tim SAR repot.

Kelakuannya saat mendaki?, tidak lebih dari sekedar numpang narsis, nyoret-nyoret batu dengan nama kelompok (Yang ngakunya) pecinta alam, menguliti pohon dengan nama pacarnya, nyabutin bunga Edelweis atau sebatas foto-foto di tepian jurang. Menjengkelkan sekali.

Pendaki Egois

Bila kamu bertanya, adakah pendaki egois?, jawabannya 'Ada. Pendaki bertipe egois ini adalah pilihan yang paling tidak tepat untuk dijadikan teman sependakian. Dia adalah seorang pendaki yang suka ngambek kepada rombongan apabila keinginannya tidak dilakukan.

Misalkan, saat cuaca buruk, dia ingin mendaki sampai puncak, tapi leader memutuskan untuk turun kembali. Dia bakalan ngambek kepada seluruh rombongan dan tidak menyapa hingga beberapa hari kemudia. Itulah pendaki egois. Apakah kamu pernah melakukan pendakian dengan pendaki bertipe egois?.

Pendaki Mandor

Seorang pendaki yang tidak tahu apa-apa dan tidak mau tahu tentang apa-apa. Bagaikan seorang mandor, saat rombongannya sibuk mendirikan tenda atau memasak, dia hanya mematung sambil memberi instruksi kepada rekan-rekan sependakiannya. Kesalnya, saat tenda sudah berdiri, dia duluan yang masuk tenda. Saat makanan sudah matang, dia duluan yang menyantap.

Sepertinya, karakter pendaki mandor mudah sekali ditemukan dalam setiap rombongan pendakian.

Demikian adalah 28 tipe pendaki yang pernah saya temukan, mungkin masih banyak tipe pendaki lainnya. Ngomong-ngomong, kamu termasuk tipe pendaki yang mana?. Borjuiskah?. Kerekah?. Egoiskah?. Sejatikah?. Tulis di komentar yah.


Ketahui juga nih 12 Manfaat mendaki gunung ini akan membuatmu merasa beruntung menjadi seorang pendaki

Semoga bermanfaat dan salam lestari!
Share:

9 Misteri Gunung Lawu, Gunung Terangker Di Indonesia

misteri gunung terangker di indonesia

Gunung Lawu, sebuah dataran tinggi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini sangat sarat akan mitos, misteri dan legenda. Hal itu pula yang mengundang banyak orang ingin mendatanginya, banyak orang ingin merasakan sendiri suasana angker di Gunung Lawu.



Apabila kamu pernah mendaki Gunung Lawu, kamu pun pasti tahu, sampai di mana tingkat kekentalan mistis yang ada pada Gunung Lawu. Begitupun dengan salah satu anggota tim SAR yang pernah bertugas di sana. Dia mengungkapkan apa yang dia rasakan saat bertugas di gunung yang termasuk dalam Seven Summits of Java ini,



Gunung Lawu adalah gunung paling angker di Indonesia, menurut warga sekitar, gunung ini seolah hidup dan bernyawa, dia bisa menentukan tentang orang-orang yang mendatanginya, apakah diterima dengan baik atau ditolak. Di sini pun sering terjadi kejadian-kejadian aneh dan sosok-sosok aneh yang tak segan menampakan diri mereka.

Kemudian, pertanyaannya adalah misteri apa saja yang tersimpan di Gunung Lawu?. Untuk menjawabnya, ini adalah,




9 Misteri Gunung Lawu, Gunung Terangker Di Indonesia


1. Legenda Gunung Lawu


Kisah berawal dari masa berakhirnya kerajaan Majapahit, yakni pada tahun 1400 M. Kala itu, orang yang menduduki kursi kerajaan adalah Prabu Bhrawijaya V, beliau adalah raja terakhir dari kerajaan Majapahit.

Sejarah mengenal, bahwa Prabu Bhrawijaya V mempunyai dua istri, yaitu Ratu Petak Putri berkebangsaan Tiongkok dan Ratu Jingga. Dari ke-2 istrinya, Ratu Jingga melahirkan Pangeran Katong dan Ratu Petak Putri melahirkan Raden Fatah.

Singkat cerita, saat Raden Fatah memasuki usia dewasa, ternyata Raden Fatah memeluk agama Islam, ia membelot dari agama sang ayah yang beragama Budha. Bersamaan dengan meredupnya kerajaan Majapahit, Raden Fatah pun mendirikan kerajaan Demak yang berpusat di Glagah Wangi, sekarang lebih dikenal Alun-Alun Demak. Kenyataan yang membuat Prabu Bhrawijaya V merasa gundah.

Pada suatu malam, Prabu Bhrawijaya V bersemedi, dalam semedinya, beliau mendapatkan petunjuk yang mengatakan bahwa kerajaan Majapahit akan meredup dan cahaya beralih ke kerajaan anaknya, yakni kerajaan Demak. Sesaat itu pula Prabu Bhrawijaya V meninggalkan kerajaan Majapahit, menuju Gunung Lawu untuk menyendiri.

2. Gunung Lawu Merupakan Persinggahan Terakhir Prabu Bhrawijaya V


Sesaat setelah meninggalkan kerajaannya, sebelum naik ke Gunung Lawu, Prabu Bhrawijaya V bertemu dengan dua orang pengikutnya, kepala dusun dari wilayah kerajaan Majapahit, masing-masing dari mereka adalah Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Karena mereka berdua tidak tega melihat Prabu Bhrawijaya V berjalan sendirian, mereka pun ikut menemani Prabu Bhrawijaya V naik ke puncak Gunung Lawu.


Setelah sampai di puncak Hargo Dalem (Catatan: Gunung Lawu memiliki 3 puncak, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan yang paling tinggi, Hargo Dumilah.) Prabu Bhrawijaya V berkata kepada 2 pengikut setianya,



Wahai 2 abdiku yang setia, inilah saatnya aku moksa, menghilang dan meninggalkan kehidupan yang ramai ini. Untuk Dipa Menggala, kau kuangkat menjadi penguasa Gunung Lawu, penguasa setiap makhluk ghaib di sini. Batas wilayahmu hingga Gunung Merbabu di barat, Gunung Wilis di timur, Pantai Selatan di selatan dan Pantai Utara di utara, gelarmu adalah Sunan Gunung Lawu. Dan Wangsa Menggala, kau kuangkat sebagai patih Dipa Menggala, gelarmu adalah Kyai Jalak.

Selesai mengucapkan kalimat itu, Prabu Bhrawijaya V pun menghilang. Hingga kini, jasad beliau tidak pernah ditemukan oleh siapa pun.

3. Misteri Burung Jalak Gading Di Gunung Lawu, Dipercaya Sebagai Jelmaan Kyai Jalak


Setelah Prabu Bhrawijaya V melakukan moksa dan menghilang, tersisalah 2 pengikut setianya, Sunan Gunung Lawu dan kyai Jalak. Sejarah bercerita, mereka berdua menjalankan amanat Prabu Bhrawijaya V, mereka menjaga gunung Lawu.

Dengan kesempurnaan ilmu yang mereka punya, Sunan Gunung Lawu menjelma menjadi makhluk ghaib dan Kyai Lawu menjelma menjadi seekor burung Jalak berwarna gading.

Kisah tentang burung Jalak Gading ini masih berlanjut hingga saat sekarang, banyak orang percaya bahwa burung Jalak Gading sering muncul dan meberi petunjuk jalan menuju puncak Gunung Lawu kepada para pendaki yang memiliki tujuan baik. Sedangkan, apabila pendaki memiliki niatan buruk, Kyai Jalak tidak akan merestui mereka, akibatnya, para pendaki yang memiliki niatan buruk akan terkena nasib naas.

4. Kehadiran Pasar Setan Di Lereng Gunung Lawu, Seakan Mempertebal Nuansa Mistik Gunung Ini

Kehadiran Pasar Setan di Gunung Lawu sudah tidak asing lagi di telinga para pendaki, sebuah pasar yang tak terlihat dengan kasat mata ini berada di jalur Candi Cetho, lereng Gunung Lawu, sebuah lahan yang ditumbuhi ilalang.

Berbicara tentang jalur Candi Cetho, sebetulnya, jalur ini adalah jalur yang paling pendek dan cepat menuju puncak Lawu, karena perjalanan dimulai dari 1.470 mdpl. Akan tetapi, jalur pendek ini sekaligus menjadi jalur yang paling berbahaya. Sebab,

Tanjakan-tanjakan di jalur ini sangat terjal, jurang curam menganga di pinggiran track, kabut tebal sering turun membuat jarak pandang menjadi begitu pendek dan memperbesar resiko tersesat. Serta kepercayaan yang mengatakan bahwa jalur ini adalah perlintasan alam ghaib dan kehadiran pasar setan.

Oleh sebab itulah, mengapa jalur ini berbahaya dan tidak begitu favorit. Para pendaki lebih senang memilih dua jalur lainnya, yaitu jalur Cemoro Kandang dan jalur Cemoro Sewu.

Kembali ke pembicaraan tentang Pasar Setan, sebagian pendaki mengaku pernah mendengar suara bising, seakan berada di pasar, saat melewati sebuah lahan tanah yang berada di lereng Gunung Lawu. Terdengar pula suara yang sedang menawarkan dagangannya. 'Mau beli apa?.

Konon, apabila di sana kamu mendengar suara-suara aneh tersebut, maka kamu harus membuang salah satu barang yang kamu punya, sebagaimana orang yang sedang bertransaksi dengan cara barter.


Selengkapnya baca di: menyingkap misteri pasar setan di gunung Ciremai

5. Seakan Memiliki Telinga, Gunung Lawu Bisa Mendengarkan Apa Yang Kamu Keluhkan

Faris, seorang pendaki gunung yang bertempat tinggal di Magetan mengatakan,



Saat mendaki Gunung Lawu, sebaiknya tidak banyak mengeluh, sebab, gunung Lawu itu akan mendengar apa yang kamu keluhkan dan mewujudkannya. Bila kamu mengeluh lapar, kamu akan merasakan kelaparan yang luar biasa. Bila kamu mengeluh cape, kamu akan merasakan cape yang tiada tara. Begitupun saat kamu mengeluhkan hal-hal lainnya. Jadi, berhati-hatilah dalam ucapan.

6. Kupu-Kupu Hitam yang Memiliki Bulatan Biru Di Sayapnya Adalah Penerima Tamu di Gunung Lawu


Sebuah mitos mengatakan, apabila seorang pendaki bertemu dengan kupu-kupu hitam yang memiliki bulatan biru di sayapnya, artinya, pendaki tersebut diterima baik di Gunung Lawu. Apabila pendaki tersebut tidak mau tertimpa nasib malang dan ingin mendapatkan berkah, sebaiknya dia tidak menangkap, mengganggu, menyakiti dan membunuh kupu-kupu tersebut.

7. Pantangan Memakai Baju Hijau Saat Mendaki Gunung Lawu

Dipercaya bahwa saat mendaki Gunung Lawu tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau, hal ini disebabkan karena baju berwarna hijau adalah pakaian yang digunakan oleh Nyi Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan, yang tidak boleh digunakan sembarangan di Jawa.

8. Pantangan Untuk Tidak Membawa Rombongan yang Berjumlah Ganjil


Kepercayaan mengatakan bahwa, barang siapa yang mendaki Gunung Lawu dengan rombongan berjumlah ganjil, maka rombongan tersebut akan dilanda nasib sial.

9. Beberapa Keunikan Gunung Lawu


  • Menempati urutan ke 5 dalam jajaran gunung tertinggi di pulau Jawa, Gunung Lawu termasuk dalam jajaran 'Seven Summits of Java
  • Penelitian membuktikan bahwa status Gunung Lawu adalah gunung aktif yang beristirahat, kapan pun, gunung ini bisa aktif kembali
  • Dahulu, puncak Gunung Lawu adalah dasar lautan, hal ini dibuktikan oleh peneliti asal Amerika
  • Setiap waktu tertentu, Gunung Lawu akan ramai oleh para penziarah 
  • Gunung Lawu adalah gunung paling tua di Indonesia, gunung Lawu juga termasuk gunung purba

Demikian adalah 9 misteri gunung Lawu, gunung terangker di Indonesia. Maksud saya menulis artikel ini bukanlah untuk menakut-nakuti supaya kamu tidak mendaki gunung Lawu, namun, mengetahui misteri gunung Lawu adalah salah satu cara mengenal alam Indonesia.



Baca juga: pendakian gunung Lawu via Cemoro Sewu

Selain misteri Gunung Lawu, kamu pun pasti ingin mengetahui misteri apa saja yang ada pada Gunung Semeru?, ini dia, 9 Misteri di balik keindahan gunung semeru ini akan membangkitkan bulu kudukmu

Semoga bermanfaat dan salam lestari!
Share:

Pendakian Gunung Ciremai Via Linggarjati, Lengkap Dengan Info Transportasi, Estimasi Biaya Dan Kalkulasi Waktu

info jalur pendakian gunung ciremai via linggarjati

Memiliki track paling terjal, dimulai dari mdpl paling rendah dan dihiasi segudang mitos menjadikan pendakian Gunung Ciremai via Linggarjati sebagai perjalanan paling menantang dibandingkan dengan 2 jalur lainnya, Apuy dan Palutungan. Pilihan tepat untukmu, para pecinta tantangan.

Untuk mengetahui mitos apa saja yang ada pada jalur Linggarjati, sebaiknya kamu membaca 7 Misteri gunung Ciremai yang menyebabkannya menjadi salah satu gunung paling angker di Indonesia

Gunung Ciremai sendiri adalah gunung tertinggi di Jawa Barat, ketinggiannya adalah 3078 mdpl, memiliki 3 jalur pendakian, yakni

->> Jalur Apuy
->> Jalur Palutungan
->> Jalur Linggarjati

Khusus pada artikel ini, kamu akan mengetahui jalur pendakian Gunung Ciremai via Linggarjati secara rinci. Penjelasannya sudah saya siapkan di bawah ini, simak sama-sama yuk,



Pendakian Gunung Ciremai Via Linggarjati, Lengkap Dengan Info Transportasi, Estimasi Biaya Dan Kalkulasi Waktu

Terminal Terdekat

Buat kamu, dari kota mana saja, tujuan utamamu adalah terminal Cilimus, Kuningan, karena terminal Cilimus adalah terminal yang paling dekat ke Basecamp Linggarjati.

Untuk sampai di BC Linggarjati, ada dua opsi yang bisa dipilih, yakni naik ojek dengan biaya Rp 15.000 atau naik angkot dengan biaya Rp 10.000. Lama perjalanan akan memakan waktu sekitar 45 menit.

Statsiun Kereta Api Terdekat

Bila kamu menggunakan kereta api, maka tujuan utamamu adalah statsiun Prujakan, berada di kab. Cirebon, bisa lanjut dengan naik bus menuju terminal Cilimus atau mencarter angkot untuk langsung menuju BC Linggarjati, harga tergantung tawar-menawar, jarak tempuh sekitar satu setengah jam perjalanan.

Basecamp Linggarjati

Berada di titik ketinggian 600 mdpl menjadikan BC Linggarjati sebagai BC terendah, dengan catatan, basecamp Apuy di titik 1.204 mdpl dan basecamp Palutungan di titik 1.100 mdpl.


Nama Linggar jati sendiri adalah sebuah nama desa yang terletak di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sesampainya di basecamp, kamu bisa membeli tiket masuk dengan harga Rp 50.000 dan masih bisa melengkapi perlengkapan logistik yang masih kurang.



Jalur Pendakian Gunung Ciremai Via Linggarjati

Basecamp Linggarjati - Pos 1 (Cibunar)


Setelah membayar tiket masuk, persiapan mendaki sudah matang dan berdo'a. Waktunya melakukan sebuah perjalanan menyenangkan, sekaligus melelahkan. Dari basecamp, tujuan utama adalah pos Cibunar.


Awal perjalanan, kita masih berjalan di atas jalanan beraspal yang disambung oleh track tanah, pemandangan berupa hamparan ladang warga yang asri, track masih relatif landai, setelah berjalan selama 1 jam, kamu akan sampai di pos Cibunar.

Pos Cibunar sendiri adalah sebuah pos yang berada di ketinggian 750 mdpl, merupakan tempat terakhir untuk melengkapi keperluan logistik, di pos Cibunar masih terdapat warung, toko aksesoris, toilet umum, pangkalan ojeg dan ideal untuk dijadikan tempat camping ceria.

Pos Cibunar - Pos 2 (Leweng Datar)

Menuju pos Leweng Datar, track mulai memasuki hutan pinus yang menghadirkan suasana teduh nan hembusan angin sepoi-sepoi, masih terdapat warung kopi untuk istirahat sejenak sambil menikmati sapaan hutan pinus. jalanan berupa bebatuan padat yang mulai menanjak. Menuju pos Leweng Datar, mungkin akan memakan waktu sekitar 30 menit.

Pos Leweng datar adalah sebuah pos yang menyediakan area tanah yang tidak terlalu luas, hanya mampu menampung 4 tenda, di sana kamu akan menikmati suasana khas hutan tropis, lembab dan sejuk. Sebuah suasana yang layak dinikmati dengan segelas kopi.

Pos Leweng Datar - Pos 3 (Kondang Amis)


Masih dibalut oleh pemandangan hutan Pinus, tingkat kemiringan pun tidak berbeda jauh, tidak terlalu nanjak, jalanan berupa tanah padat, track sempit, dibutuhkan sekitar 30 menit untuk sampai di pos Kondang Amis.


Pos Kondang Amis, berada di ketinggian 1.250 mdpl, di sana kamu bisa melihat sebuah saung kecil untuk berteduh barang sejenak, tersedia pula tanah datar yang cukup luas untuk mendirikan banyak tenda. Sangat sejuk, sayang untuk dilewatkan, sempatkanlah untuk istirahat di pos Kondang Amis.

Pos Kondang Amis - Pos 4 (Kuburan Kuda)

Perjalanan menuju pos Kuburan Kuda tidak jauh berbeda dengan perjalanan sebelumnya, kemiringan masih stabil, bedanya, jalan semakin sempit dan hutan semakin lebat. Di tengah perjalanan, kamu akan menemui tanah datar yang cukup luas untuk beristirahat. Sekitar 1 jam menyusuri hutan, kamu bakalan sampai di pos Kuburan Kuda.

Sama halnya dengan pos Kondang Amis, di pos Kuburan Kuda, terdapat area tanah datar yang cukup luas, pemandangan masih berupa khas ala hutan tropis.

Pos Kuburan Kuda - Pos 5 (Pangalap)

Track tidak banyak berubah, baik jalanan, pemandangan atau keterjalan track. Masih sama seperti sebelumnya. Perjalanan menuju pos Pengalap akan menghabiskan waktu sekitar 1 jam.

Di pos Pengalap, terdapat tanah datar yang tidak terlalu luas, mungkin hanya cukup untuk menampung 4 tenda, kamu bisa istirahat di sana.

Pos Pangalap - Pos 6 (Tanjakan Seruni)

 
Perjalanan menuju pos Tanjakan Seruni, mulai membawamu kepada track yang menanjak, jalanan lebih lebar, pemandangan masih berupa hutan lebat, terdapat beberapa tanjakan, salah satunya adalah tanjakan Bin-Bin. Namun, tanjakan-tanjakan itu masih mudah kamu lewati karena banyak akar pohon yang membantu tanganmu untuk berpegangan.

Ada sebuah misteri saat kamu melewati pos Pangalap, yakni, akan ada seekor burung Jalak Hitam, seakan menjemputmu, dan Tawon Hitam yang akan mengikutimu sampai pos Tanjakan Seruni. Warga sekitar menghimbau agar pendaki tidak mengganggu atau menyakiti ke-2 hewan tersebut. Sebab misteri itu pula pos 5 dinamai pos Pangalap, artinya Jemputan.


Dengan jarak tempuh 1,5 jam, kamu bisa sampai di pos Tanjakan Seruni, sebuah pos yang menyediakan tanah datar yang tidak terlalu luas, mungkin hanya mampu menampung sekitar 3 tenda.

Pos Tanjakan Seruni - Pos 7 (Tanjakan Bapa Tere)

Setelah melewati Tanjakan Seruni, jalanan berupa tanah padat, kemiringan kian menanjak, sekitar 70 sampai 90 derajat, berpegangan pada akar pohon adalah cara tepat supaya bisa sampai di pos Bapa Tere, jangan membuat rencana untuk mendirikan tenda di tengah-tengah perjalanan menuju pos Tanjakan Bapa Tere, karena di sana, nyaris tidak ada tanah datar sama sekali. Kecuali kamu mau membuka lahan di kerimbunan hutan. Lama perjalanan, mungkin sekitar 2 jam.

Pos Tanjakan Bapa Tere merupakan sebuah tanjakan yang paling sadis, Bapa Tere dalam bahasa Sunda berarti Ayah Tiri, sebagaimana perlakuan ayah tiri kepada anaknya, tanjakan ini bersifat bengis dan menyiksa.

Pos Bapa Tere - Pos 8 (Batu Lingga). Ketinggian


Jalanan masih berupa tanah padat yang menanjak, pemandangan masih berupa kerimbunan hutan yang sudah sedikit terbuka, dibutuhkan 1 jam perjalanan untuk sampai di pos Batu Lingga. Batu Lingga sendiri adalah sebuah pos yang menyediakan tanah datar yang cukup luas.

Dalam tulisan saya sebelumnya, berjudu
l 7 Misteri gunung Ciremai yang menyebabkannya menjadi salah satu gunung paling angker di Indonesia menceritakan bahwa Dahulu, di Batu Lingga terdapat batu besar yang dipakai Sunan Gunung Jati untuk bertapa di Gunung Ciremai. Namun sekarang, batu besar itu dijatuhkan karena banyak orang yang menyimpan sesajen di atas batu besar tersebut.

Pos Batu Lingga - Pos 9 (Sangga Buana 1 & 2)

Dengan jarak tempuh sekitar 2 jam, perjalanan menuju pos Sangga Buana masih berupa tanah padat yang menanjak.

Sangga Buana merupakan pos terfavorit untuk mendirikan tenda, beristirahat, tidur sebelum melakukan summit atack menuju puncak Gunung Ciremai.

Pos Sangga Buana - Pos 10 (Pengasinan)

Selepas Sangga Buana, track berubah menjadi tanah padat yang berbatu, kemiringan masih bertahan nan terjal, pemandangan sedikit perlahan terbuka, pohon-pohon mulai menghilang, berganti dengan pemandangan wajah kota Kuningan yang aduhai. Berjalan sekitar 45 menit, kamu bakalan sampai di pos Pengasinan.

Ada sebuah cerita menarik kenapa pos 10 dinamai pos Pengasinan, yakni, saat Walisongo melakukan pendakian ke Gunung Ciremai, di sini mereka kehabisan bekal makanan, terpaksalah mereka hanya makan dengan nasi dan garam. Meskipun rasanya asin, namun mereka menemukan kenikmatan dalam makanan tersebut.

Di pos Pengasinan terdapat area lahan yang luas, cukup untuk mendirikan banyak tenda, namun, karena areanya yang terbuka, jarang pepohonan di sana, badai rawan terjadi, menjadikan pos Pengasinan bukan tempat ideal untuk mendirikan tenda.

Pos Pengasinan - Puncak Gunung Ciremai


Menuju puncak, adalah sebuah perjalanan singkat yang menyiksa, track berupa batuan yang menanjak dan jalanan kian menyempit. Tekad kuatlah yang akan mengantarkanmu ke puncak Gunung Ciremai.

Di Puncak Gunung Ciremai, kamu bisa menikmati hasil rasa lelah yang dirasakan saat menyusuri track. Di sana kamu bisa melihat pemandangan berupa samudra awan, 2 kawah kece nan indah. Serta terlihat pula Gunung Cikuray, Gunung Slamet, Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro dan laut Cirebon.

Kalkulasi Waktu Perjalanan Dari Pos Linggarjati Menuju Puncak Gunung Ciremai

Pos Linggasana – Pos Cibunar (1 jam)
Poc Cibunar – Pos Leuweung Datar(30 menit)
Pos Leuweung Datar – Pos Kondang Amis (30 menit)
Pos Kondang Amis – Pos Kuburan Kuda (1 jam)
Pos Kuburan Kuda – Pos Pangalap (1 jam)
Pos Pangalap – Pos Tanjakan Seruni (1,5 jam)
Pos Tanjakan Seruni – Pos Bapa Tere (2 jam)
Pos Bapa Tere – Pos Batu Lingga (1 jam)
Pos Batu Lingga – Pos Sangga Buana(2 jam)
Pos Sangga Buana – Pos Pangasinan (45 menit)
Pos Pangasinan – Puncak Ciremai (30 menit)


TOTAL = 11 jam 45 menit. Tidak termasuk dengan waktu bermalam dan istirahat. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mendaki gunung Ciremai adalah 2-3hari 1malam/2 malam. Untuk perjalanan turun gunung biasanya hanya 7-8 jam.

Demikian adalah penjelasan detail tentang jalur pendakian Gunung Ciremai Via Linggarjati yang bisa saya sajikan. Setelah mengetahuinya, kapan nih kamu mau menjamahinya?


Ketahui juga Info Gunung Rinjani. letak, persyaratan mendaki dan jalur pendakian, semuanya bisa kamu ketahui di sini

Semoga bermanfaat dan salam lestari
Share:

Pendakian Gunung Ciremai Via Apuy, Lengkap Dengan Info Biaya Dan Kalkulasi Waktu

jalur pendakian gunung ciremai via apuy, lengkap dengan estimasi biaya dan kalkulasi waktu


Memiliki panorama alam yang sangat indah, kerimbuanan hutan yang mampu membuat hati terkagum, fakta bahwa Gunung Ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat dan banyaknya mitos yang menambah rasa penasaran, adalah serangkaian daya magnet yang begitu kuat, daya magnet yang membuat Gunung Ciremai tidak pernah terlihat sepi dari para pendaki gunung.



Bagaimana, apakah kamu termasuk pendaki yang terkena serangkaian daya magnet di atas?, atau kamu memang hendak mendaki Gunung Ciremai dan membutuhkan info jalur pendakian di Gunung Ciremai?. Jangan khawatir, karena artikel yang sedang kamu baca ini akan memberitahumu tentang,


Jalur Pendakian Gunung Ciremai


Pada dasarnya, Gunung Ciremai memiliki tiga jalur pendakian resmi, yakni,

-> Jalur Apuy di Majalengka
-> Jalur Palutungan di Kuningan dan
-> Jalur Linggar Jati di Kuningan

Namun, pada artikel ini, kita akan membahas khusus jalur pendakian lewat jalur Apuy secara rinci, pembahasannya, sudah saya siapkan di bawah sini.




Jalur Pendakian Gunung Ciremai Via Apuy


Basecamp Apuy terletak di Dusun Apuy Desa Argamukti Kec. Argapura Kab. Majalengka, Jawa Barat. Bisa dibilang bahwa jalur Apuy adalah jalur yang paling disayangi oleh para pendaki. Pasalnya, track yang harus kamu hadapi di jalur Apuy dikenal sebagai track yang paling ramah dibanding dengan track-track yang tersedia di dua jalur lainnya. Jadi, buat kamu yang doyan gemetaran kaki ketika mendaki, jalur Apuy lah pilihan yang paling syahdu.

Karena terminal Maja adalah terminal paling dekat dengan Basecamp Apuy, maka petualangan ini, kita mulai dari terminal Maja yang berdekatan dengan pasar Maja.

Terminal Maja / Pasar Maja >> Basecamp Apuy

Setidaknya, dari terminal Maja, ada dua opsi yang bisa kamu pilih untuk sampai ke Basecamp Apuy, dua opsi tersebut adalah naik ojeg dengan harga Rp 50.000 atau menyewa pick-up dengan biaya Rp 25.000 per orang. Sedikit saran, untuk menghemat biaya, naik pick-up adalah pilihan terbaik.

Perjalanan menuju Basecamp Apuy akan membawamu kepada pemandangan yang begitu indah, hamparan kota Majalengka yang merona, bentangan lahan pertanian warga sekitar yang berkabut tipis dan diselingi oleh susunan rumah warga yang membentuk perkampungan kecil nan menenangkan hati. Terlalu sayang untuk dilewatkan, jangan pernah menyimpan kameramu ketika berada di atas mobil Pick-up.

Memasuki penghujung perjalanan, kamu akan menyebrangi lorong perkampungan menanjak dan padat, jalanan yang sangat menguji kemampuan sang supir pick-up dalam menyetir. lama perjalanan menuju Basecamp Apuy adalah sekitar 1 jam.

Sampai di basecamp Apuy, kamu wajib mendaftarkan diri dan membeli tiket masuk dengan harga Rp 50.000, cukup mahal memang, namun dengan membayar harga mahal tersebut, kamu akan mendapatkan pelayanan terbaik dari para ranger dan mendapatkan jatah makan siang gratis, berupa nasi putih beserta telur bulat dan sekantung teh manis hangat.

Tapi, pada tanggal 14 November 2016, teman saya mendaki Gunung Ciremai, dia bercerita bahwa dia tidak mendapatkan jatah makan siang tersebut. Gantinya, dia mendapatkan piagam penghargaan berupa sertifikat karena telah berpartisipasi dalam kegiatan mendaki Ciremai. Pertanyaannya adalah, apakah peraturannya berubah?. Entahlah, saya harap seseorang bisa memberikan penjelasan di kolom komentar.

Basecamp Apuy >> Pos 1 (Pos Berod). Ketinggian 1.500 mdpl

Dari Basecamp Apuy, kamu memiliki dua pilihan untuk menuju pos 1, dua pilihan itu adalah berjalan kaki selama 95 menit sebagai pemanasan atau menyewa pick-up seharga Rp 100.000 per mobil. Pilihan berada di tangan kamu, lebih senang mengirit uang atau mengirit waktu dan tenaga.

Perjalanan menuju pos 1 akan dipandu oleh jalan beraspal yang sudah sedikit rusak dan memiliki lubang. Namun jalan aspal rusak itu akan membawamu kepada pemandangan yang akan sangat menghibur penglihatanmu, matamu akan disuguhi oleh pemandangan ladang warga yang hijau nan luas.

Apabila sudah sampai di pos 1, di sini kamu masih bisa menemukan bangunan mushala, serta beberapa warung yang menyediakan standar kebutuhan logistik. Warung-warung itu akan sangat membantumu ketika kamu lupa membawa salah-satu kebutuhan logistik.

Meski demikian, jangan menggantungkan nasibmu kepada warung-warung di sini, jangan sengaja menjadikan warung-warung di sini sebagai penyuplai utama kebutuhan logistik. Takutnya, saat kamu membutuhkan sesuatu, saat itu juga mereka sedang kehabisan stock.

Penting!. Pos 1 merupakan penyedia sumber air terakhir, sampai nanti, dalam perjalanan berikutnya, kamu tidak akan menemui sumber air lainnya. Jadi, saat berada di pos 1, isilah penuh setiap botol minuman yang kamu punya.

Pos 1 (Berod) >> Pos 2 (Blok Arban). Ketinggian 1.915 mdpl

Sesaat setelah melewati pos 1, kamu kudu mendaftar ulang kepada ranger, hal ini bertujuan untuk mencatat semua barang yang kamu bawa dan kamu akan menerima selembar Trash Bag untuk menampung semua sampah yang rombonganmu hasilkan.

Meskipun lebih sempit dari sebelumnya, jalan beraspal masih setia memandu perjalanan. Pemandangan masih terbuka lebar memperlihatkan hamparan hijau, track masih terasa landai dan angin sepoi-sepoi akan menghiburmu dengan memberikan sensasi segar pada tubuh, demikian adalah hal-hal yang akan kamu rasakan saat berjalan sekitar 60 menit menuju pos 2.

Tiba di pos 2. Kamu bisa melihat sebuah bangunan kecil yang beratapkan terpal, area tanah datar yang tidak terlalu luas, mungkin hanya mampu menampung tiga tenda dan pemandangan berupa hamparan rumput ilalang yang mampu membuat hati terasa greget. Sebagai info, area pos 2 belum memasuki area hutan.

Pos 2 (Arban) >> Pos 3 (Tegal Masawa). Ketinggian 2.400 mdpl

Selepas pos 2, perjuangan sesunggunya baru saja dimulai, track mulai menampakan wajah sadisnya, pemandangan berubah menjadi kerimbunan hutan, berupa pohon-pohon kecil yang sedang berbaris dan jalanan berupa tanah yang akan menjadi debu saat musim kemarau dan menjadi lumpur saat musim hujan. Sungguh jalanan yang mengesalkan.

Mendekati pos 3, track semakin membabi buta, beberapa tanjakan harus digeluti, jalan semakin sempit, kemiringan pun tidak mau kalah dalam hal menyiksa, dia meningkat menjadi 70 sampai 90 derajat. Sedikit tenang, kamu masih bisa tertawa kecil karena banyak akar pohon untuk berpegangan tangan.

Setelah bergelut sekuat tenaga selama sekitar 75 menit, kamu bisa sampai di pos 3 yang sangat sempit, mungkin hanya bisa menampung 2 tenda. Pemandangan didominasi oleh jajaran pohon-pohon pendek. Jangan lupa, sempatkanlah untuk beristirahat sejenak, pemandangan di pos 3 sangat layak untuk dinikmati sambil menyeruput segalas kopi hangat.

Sekilas info, nama pos Tegal Masawa (artinya kebun pohon-pohon pendek) diambil dari pemandangan sekitar pos 3 yang memang dipenuhi oleh pohon-pohon pendek yang berbaris.

Pos 3 (Tegal Masawa) >> Pos 4 (Tegal Jamuju). Ketinggian 2.600 mdpl

Beranjak dari istirahat di pos 3, sekarang saatnya kembali menguatkan tekad, track dari pos 3 menuju pos empat adalah track yang paling menyeramkan, mungkin sebanding dengan seramnya melihat gebetan memiliki pacar baru. Track sadis tiada ampun.

Beberapa tanjakan sadis siap menghalau pendakianmu, hanya pendaki yang mempunyai tekad kuatlah yang mampu bergelut dengan track-track itu.

Namun, inilah sebuah pendakian, dalam perasaan sedih menghadapi track dan tanjakan yang membuatmu merasa lemah, akan ada sebuah perasaan bahagia saat melihat pemandangan mengagumkan berupa pohon-pohon besar yang menjulang, pohon-pohon yang tidak bisa dipeluk oleh hanya sendirian dengan sela-sela pemandangan hamparan kota Majalengka yang aduhai. Pemandangan itu begitu romantis memasuki ruangan hati.

Mungkin, setelah satu jam bermandi keringat, kamu bisa sampai di pos 4, sebuah pos yang menyediakan area tanah datar yang cukup luas, mampu menampung 5 tenda, namun, karena puncak masih jauh, pos 4 bukanlah tempat ideal untuk mendirikan tenda dan bermalam.

Kilas info, Nama pos Tegal Jamuju (Artinya kebun pohon-pohon besar) diserap dari pemandangan di sekitar pos 4, yakni kegagahan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.

Pos 4 (Tegal Jamuju) >> Pos 5 (Sanghiang Rangkah). Ketinggian 2.800 mdpl


Karena track dari pos 3 menuju pos 4 adalah track paling sadis, jangan salah sangka dengan berfikir bahwa track dari pos 4 ke pos 5 akan mudah dilewati. Track menuju pos 5 dipenuhi dengan tanjakan-tanjakan panjang seakan tiada ujung, jarang sekali bonus. rasanya, membuat dengkul gemeteran.

Setelah sekitar satu setengah jam kamu berjalan (atau merangkak?) sambil menikmati pemandangan berupa kerimbunan pohon-pohon besar yang mengagumkan. Kamu akan sampai di pos 5.

Fakta yang mengatakan bahwa pos 5 adalah pos yang memiliki area tanah datar paling luas dan pos 5 tidak terlalu jauh dari puncak mampu menjadikan pos 5 sebagai pos terfavorit untuk mendirikan tenda, memasak, makan malam dan melakukan kegiatan paling mengasikan, yaitu tidur.

Sekilas info, nama pos Sanghiang Rangkah (artinya ada tapi tiada) diserap dari cerita legenda yang mengisahkan bahwa dahulu, di Sanghiang Rangkah, banyak orang-orang sakti yang bertapa. Namun orang-orang sakti itu tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, hanya orang-orang dengan ilmu tertentulah yang dapat melihat perwujudan orang-orang sakti yang sedang bertapa itu.

Pos 5 (Sangahiang Rangkah) >> Pos 6 (Goa Walet). Ketinggian 2.950 mdpl

Beberapa langkah dari pos 5, tanjakan masih belum puas menghadang, bahkan sedikit lebih menyeramkan, karena pemandangan mulai berubah, pohon-pohon besar mulai digantikan oleh jurang terbuka yang dihiasi oleh sedikit pohon-pohon kecil. Sungguh pemandangan horor.

Persimpangan Apuy - Palutungan

Sekitar 30 menit perjalanan dari pos 5, kamu menemui persimpangan antara jalur Apuy dan jalur Palutungan. Sebuah mitos mengatakan,

Setelah kamu melewati persimpangan Apuy - Palutungan, akan ada seekor Jalak Hitam yang akan menemani perjalananmu, biarkan dia terbang di sampingmu dan jangan ganggu hewan itu apabila kamu mau selamat sampai tujuan.

Bagaimana?, apakah kamu percaya dengan mitos tersebut?, percaya gak percaya, mitos tetaplah mistos, dia ada dalam ketiadaan.

Pos Goa Walet

Setelah berjalan sekitar dua jam perjalanan. Selamat!, kamu sudah sampai di sebuah pos yang berdekatan dengan sebuah goa bernama Goa Walet, sehingga pos tersebut dinamai dengan pos Goa Walet. Itulah pos 6.

Goa Walet sendiri adalah sebuah goa kecil yang menjadi rumah bagi ribuan burung Walet, memberikan suasana tenang yang menghadirkan sedikit nuansa mistik. Terlalu sayang dilewatkan, dimanapun kamu mendirikan tenda, sempatkanlah untuk menikmati ketenangan Goa Walet.

Pos 6 (Goa Walet) >> Puncak Gunung Ciremai. Ketinggian 3.073 mdpl

Dari pos 6, puncak sekitar 30 menit lagi perjalanan yang akan memacu adrenalin, pemandangan tidak berbeda jauh dengan sebelumnya, masih jurang yang dihiasi pohon-pohon kecil, bedanya, Bunga Edelweis hadir sebagai penghibur.  Tanjakan pun terasa lebih miring.

Saat bergelut dengan track menuju puncak Gunung Ciremai, sempatkanlah menoleh kebelakang untuk menyantap pemandangan hamparan kota Majalengka dan, jika cuaca sedang cerah, Waduk Darma di Kuningan pun menjadi menu utama dalam sajian ini.

Puncak Gunung Ciremai

Sebuah puncak selalu bisa membayar semua kelelahan perjalanan, berdiri di atas puncak Gunung Ciremai bisa menghapus setiap kegalauan saat bergelut melewati setiap track yang ada dari Basecamp Apuy menuju puncak.

Pemandangan di puncak sangatlah kece, selain kawah, Gunung Cikuray di Garut hingga Gunung Slamet di Jawa Tengah pun bisa kamu lihat saat kamu menginjak tanah paling tinggi di Jawa Barat ini.




Kontak Person Basecamp Apuy:

Iding Iskandar (085795067448)
Rian (085294631777)

Demikian adalah info jalur pendakian Gunung Ciremai Via Apuy. Setelah mengetahui secara rinci, kapan nih kamu mau menggelutinya?



Untuk mengetahui tips mendaki di Gunung Ciremai, sebaiknya kamu pun membaca 11 Tips mendaki aman supaya kamu bisa selalu pulang dengan selamat

Semoga bermanfaat dan salam lestari!.
Share:

7 Misteri Gunung Ciremai Yang Menyebabkannya Menjadi Salah Satu Gunung Paling Angker Di Indonesia

7 misteri gunung ciremai yang menjadikannya sangat angker

Gunung Ciremai, karena menjadi gunung tertinggi di Jawa Barat, gunung ini termasuk salah satu gunung yang menjadi tujuan para pendaki, khususnya untuk para pendaki yang berada di wilayah Jawa Barat. Namun,



Tidak bisa dipungkiri, semakin hari, Gunung Ciremai semakin santer dibicarakan oleh kalangan pendaki karena dikenal angker dan dipercaya menyimpan banyak misteri di dalamnya.

Tak ayal pula, banyak sekali kisah mistis yang menyelimuti Gunung Ciremai, baik cerita mistis yang dialami oleh para pendaki, seperti cerita dari Kang Oetis yang tersesat di Gunung Ciremai selama 3 hari, atau pun cerita yang kita dengar dari warga setempat Gunung Ciremai.

Mungkin, setelah kamu mendengar betapa banyaknya kisah mistis tentang Gunung Ciremai, ada sebuah pertanyaan yang menghampiri pikiranmu, yakni, misteri apa saja kah yang membuat Gunung Ciremai begitu angker?.

Tenang, artikel yang sedang kamu baca ini tepat sekali untuk menjawab pertanyaanmu itu, dalam artikel ini saya akan membagikan info tentang,

7 Misteri Gunung Ciremai Yang Menyebabkannya Menjadi Salah Satu Gunung Paling Angker Di Indonesia

Langsung saja,




1. Batu Lingga, Tempat Bersemedinya Sunan Gunung Jati


Konon, jaman dahulu, bangsa Portugis yang menduduki Indonesia kala itu sangat berambisi untuk menghabisi para ulama yang ada di Indonesia. Hal ini mengakibatkan para ulama, termasuk Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah, sepakat melakukan perjalanan menuju gunung Ciremai untuk bermusyawarah, atau berunding.

Sebagian besar ahli sejarah bersepakat bahwa jalur yang dipakai oleh para ulama, yakni Walisongo, kala itu adalah jalur Linggar Jati dan dipandu oleh kakeknya Sunan Gunung Jati yang kita kenal dengan julukan Satria Kawirangan.

Namun, mungkin karena jalur Linggar Jati begitu terjal dan usia sang Kakek sudah tidak muda lagi. Di tengah perjalanan, Satria Kawirangan memutuskan untuk berhenti mendaki, beristirahat di atas batu besar sambil duduk bersila dan mempersilakan rombongan Walisongo untuk meneruskan perjalanan mereka menuju puncak Gunung Ciremai.

Bahkan, saat rombongan Walisongo selesai bermusyawarah dan mengajak Satria Kawirangan turun, Ia tidak mau turun karena dia merasa malu kepada dirinya sendiri. Satria Kawirangan memutuskan untuk tetap duduk bersila di atas batu besar tersebut. Dia tetap bersemedi sambil bermunajat kepada Allah SWT.

Menurut Mbah Saman, seorang pemilik warung makan dan penginapan di jalur Linggar Jati, Satria Kawirangan menghabiskan sisa hidupnya dengan bertapa di atas batu tersebut, sangat lama, sehingga meninggalkan bekas di atas batu tersebut berupa cekungan yang beberbentuk seperti jantung manusia.

Pada tahun 1521, Sunan Gunung Jati mendengar kabar atas meninggalnya sang kakek, yakni Satria Kawirangan. Untuk menghormati kakeknya yang pernah bersusah payah memandu Walisongo saat mendaki Gunung Ciremai, Sunan Gunung Jati pun memutuskan untuk bersemedi di atas batu besar tempat kakeknya dulu bersemedi sampai tahun 1530. Hingga kini, batu yang dipakai bersemedi oleh Sunan Gunung Jati kita kenal dengan sebutan Batu Lingga.

Kini, menurut banyak kabar yang beredar, banyak pendaki yang memberikan kesaksian bahwa mereka pernah ditemui seorang kakek berjubah putih di sekitar area Batu Lingga.

2. Penampakan Nyi Linggi Yang Ditemani 2 Macan Tutul

Ketika kita membicarakan tentang misteri Gunung Ciremai, kita tidak bisa terlepas dari sosok Nyi Linggi yang ditemani 2 macan tutulnya. Pertanyaannya, siapa kah itu Nyi Linggi?,

Menurut masyarakat sekitar, termasuk Maman, salah satu juru kunci Gunung Ciremai, cerita Nyi Linggi memiliki kaitan dengan Sunan Gunung Jati. Pasalnya, setelah Sunan Gunung Jati selesai dari semedinya dan turun dari Gunung Ciremai, Nyi Linggi datang ke Batu Lingga untuk meneruskan pertapaannya Sunan Gunung Jati.

Dengan ditemani 2 binatang kesayangannya, yakni 2 ekor macan tutul, Nyi Linggi bermaksud mendapatkan ilmu kedigdayaan dengan cara melakukan sebuah ritual di Batu Lingga, batu besar tempat bersemedinya Sunan Gunung Jati.

Namun, Nyi Linggi gagal mendapatkan ilmu kedigdayaan, ia meninggal dunia sebelum menyelesaikan ritualnya, berselang waktu kemudian, masyarakat sekitar menemukan mayat Nyi Linggi di atas Batu Lingga. Tentang 2 ekor macan tutulnya?, hingga kini masih menjadi misteri, 2 macan tutul itu mengihang entah ke mana, hilang tanpa jejak.

Kini, sosok Nyi Linggi masih eksis dalam pembicaraan masyarakat setempat. Banyak pula, para pendaki menuturkan bahwa mereka pernah mendapati sosok nenek yang ditemani 2 macan tutul di sekitar area Batu Lingga.

3. Suara Gamelan Jawa Yang Santer Terdengar Oleh Beberapa Pendaki Gunung Ciremai

Bercerita sedikit tentang pengalaman pribadi, pada tahun 2014, setelah saya pulang dari pendakian gunung Ciremai, rombongan saya dikejutkan oleh seorang teman, bernama Riki, dia menemukan rekaman video yang berhasil membuat bulu kuduk saya berdiri kala itu.

Dalam rekaman video itu, kami mendengar suara gamelan, namun tidak ada gambar sama sekali, hanya warna hitam yang saya tonton dalam video yang berdurasi kurang lebih 3 menit tersebut. Menurut penuturan Riki, selama pendakian, HP-nya itu mati karena kehabisan batre. Aneh sekali, kenapa HP yang mati itu bisa merekam video yang memperdengarkan suara gamelan.

Mengenai video itu, banyak pendapat yang muncul saat itu, dimulai dari ucapan selamat datang dari penghuni Gunung Ciremai hingga pendapat yang mengatakan bahwa video itu adalah teguran karena kita terlalu banyak tertawa saat dalam pendakian. Tapi kami semua sependapat bahwa video itu adalah ulah makhluk halus yang lebih dulu tinggal di Gunung Ciremai sebelum kami melakukan pendakian itu.

Setelah banyak bertanya kepada pendaki-pendaki yang sering melakukan pendakian di Gunung Ciremai, akhirnya saya mengetahui bahwa memang di Gunung Ciremai, sebagian para pendaki sering mendengar suara Gamelan Jawa. Salah seorang anggota AKAR (Anak Kuningan Alam Rimba) menuturkan bahwa suara Gamelan Jawa itu berasal dari makhluk halus Gunung Ciremai yang bermaksud mengecoh konsentrasi para pendaki agar mereka keluar dari jalur pendakian.

4. Sosok Jalak Hitam Dan Tawon Hitam Yang Muncul Di Pos Pengalap Atau Pos VI

Seolah menjadi pelengkap untuk angkernya Gunung Ciremai, ada 2 binatang yang menjadi misteri sampai saat ini, ke-2 binatang tersebut adalah Jalak Hitam dan Tawon Hitam. Kenapa menjadi misteri?,

Jalak hitam yang selalu datang bagaikan hewan penjemput di pos VI atau pengalap, dia akan mengikuti pedaki dari pos pengalap sampai Seruni, dan Tawon Hitam yang selalu mengganggu.

Warga sekitar menuturkan, apabila kamu ingin selamat saat mendaki Gunung Ciremai, hendaknya kamu tidak mengusik keberadaan ke-2 binatang misterius ini. Bener banget nih, kita memang tidak boleh mengusik makhluk hidup lainnya.

5. Misteri Tanjakan Bapa Tere, Tanjakan Yang Paling Menyiksa

Berada di jalur Linggar Jati, di ketinggian 2.200 mdpl. Kamu akan berhadapan dengan tanjakan sangar, tanjakan yang terkenal di kalangan para pendaki, tanjakan yang mampu membuatmu berjalan merangkak seperti komodo dan tanjakan itu bernama tanjakan Bapa Tere.

Tidak kalah dari tanjakan Cinta di Gunung Semeru, tanjakan Bapa Tere di Gunung Ciremai pun sarat akan sejarah kenapa tanjakan yang satu ini dinamakan tanjakan Bapa Tere.

Ada 2 alasan yang berbeda, pertama, tanjakan ini bernama Bapa Tere karena tracknya yang garang dan menyiksa, sebagaimana perlakuan seorang ayah tiri kepada anak tirinya. Alasan yang lain adalah,

Dahulu, ada seorang ayah tiri yang mengajak anaknya mendaki Gunung Ciremai, saat keduanya turun, nasib naas untuk sang anak, ayah tiri itu membunuh sang anak tepat di atas tanjakan garang ini.

6. Adat Menginjak Bumi, Menghindari Dedemit

Maman, salah satu juru kunci Gunung Ciremai memberikan wejangan yang berbunyi seperti berikut,

Apabila kamu memasuki wilayah Gunung Ciremai, hendaknya hentikan dulu langkahmu, injaklah bumi sebanyak 3 kali dan ucapkanlah salam, Assalamu'alaikum. Hal ini dilakukan agar kamu terhindar dari keusilan dedemit yang menguasai setiap pos di Gunung Ciremai.

Lebih lanjut, Maman bercerita bahwa dahulu, di Gunung Ciremai, banyak sekali manusia-manusia dan kuda mereka yang meninggal karena sudah tidak tahan dengan tugas yang diberikan oleh penjajah Belanda.


7. Pantangan Saat Melakukan Pendakian Di Gunung Ciremai

Menurut warga sekitar, saat kamu hendak mendaki Gunung Ciremai, ada 4 pantangan yang harus kamu jauhi. Menurut mereka, pantangan itu untuk menjaga keselamatanmu selama mendaki atap Jawa Barat ini. Di antaranya adalah,


> Tidak boleh mengeluh

> Memegang lutut

> Kencing dan buang air besar sembarangan

> Selalu mengucapkan salam saat berjumpa dengan setiap pos pendakian




Demikian adalah 7 Misteri Gunung Ciremai Yang Menyebabkannya Menjadi Salah Satu Gunung Paling Angker Di Indonesia. Percaya atau tidak, misteri tetaplah misteri, dia ada namun tiada.


Ketahui juga 9 Misteri di balik keindahan gunung semeru ini akan membangkitkan bulu kudukmu, berani?

Semoga bermanfaat dan salam lestari!.
Share:

Search This Blog

Powered by Blogger.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script>      (adsbygoo...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.