• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Pendakian Gunung Papandayan, Tentang Si Omen dan Amukannya

mitos omen di gunung papandayan

Tanggal 13 Sepetember 2014 adalah sebuah hari yang dimana buku tebalku bertambah satu halaman, bukan halaman biasa, tapi halaman ini penuh dengan warna dan nyanyian-nyanyian merdu. Yup, pada tanggal itu, aku melakukan sebuah pendakian di gunung Papandayan, perjalanan panjang yang penuh dengan tawa sahabat, perjuangan bersama dan ajaran-ajaran indah tentang kehidupan. Bak malamnya Sinderella di istana Pangeran, pendakian itu penuh dengan keajaiban.

Petualanganku bermula dari Bandung menggunakan sepeda motor, menyusuri jalanan kota Garut yang penuh dengan tanjakan dan belokan. Kaya ular dong?, ya sepertinya mirip. Tidak lupa pula, mobil-mobil besar ikut menguji sehebat apa kau dalam mengendalikan kuda besi. Setelah puas bergelut dengan belokan-belokan tajam, tanjakan-tanjakan yang membuat motorku kelelahan dan kebut-kebutan dengan mobil-mobil besar, akhirnya aku dan teman-teman sampai di Camp David, pintu masuk gunung Papandayan.


Bagiku sendiri camp David adalah ucapan selamat datang yang sangat anggun, pemandangan berwarna hijau terlihat mendominasi dan kabut lembut pun telah menerpa wajah manisku. Manis?, ya, sangking manisnya, setiap bangun tidur, semut-semut sudah nongkrong bengong meng-gembrong (mengerumuni) wajahku. Terkadang, wajah manis ini terasa sangat menyiksa. Oh tuhan. Eh iya, buat pembaca jangan sampai ngiri ya.


camp david

Cukup membahas tentang wajah manis. Setelah melakukan breefing dan mengecek lagi peralatan mendaki, akhirnya kita mengucap bismillah, tanda petualangan siap dimulai. Aje gile, baru berjalan sekitar 10 menit, penglihatan dan perasaanku sudah tersentak oleh sebarisan kawah yang di dalamnya terdapat lubang-lubang magma besar, maupun kecil, yang mengeluarkan asap/uap air hingga mengeluarkan berbagai suara unik. Keren banget deh.

  "Awas tuh ada raksasa lagi ngeroko", ujar temanku yang bernama Deden

  "Dikasih kopi, bakalan seneng banget tuh raksasa", ujarku menyahut candaan Deden


Kami pun tertawa bersama, sebagian tertawa karena candaan Deden memang lucu, sebagiannya tertawa karena hanya ikut-ikutan yang lain.



komplek kawah papandayan
Sang Leader, Bilal

Menurut Juned, pemandangan cantik nan mengagumkan komplek kawah Papandayan terlalu sayang bila dilewatkan begitu saja tanpa menyeduh kopi dan menyalakan sebatang rokok (Dasar pendaki asap, banyak saja alasannya). Kami pun duduk sebentar menikmati segelas kopi panas sambil menikmati hisapan rokok Magnum yang bercampur dengan bau belerang. Nikmat sekaligus menyiksa paru-paru, jahat sekali, layaknya perlakuan Rangga kepada Cinta dalam film AADC 2.

Beranjak dari penyiksaan paru-paru, kami sadar bahwa perjalanan ini masih sangat panjang, menghela nafas dan melangkahkan kaki dengan semangat, bukan karena ingin segera sampai di puncak, tapi kami sudah tidak tahan dengan bau belerang yang super duper tajam menelusuk lewat hidung, melewati bulu-bulu hidung yang halus dan menusuk-nusuk paru-paru kami.


Astaga! ada apa dengan motor-motor trail ini?. Masuk jalur pendakian, suara kenalpotnya mengganggu pendengaran dan jalur pun rusak setelah motor-motor itu melewatinya. Please men, kami sama dengan yang lainnya, datang ke sini, membiarkan baju kotor, badan kelelahan dan membiarkan wajah kami berubah warna menjadi lebih gelap, itu semua untuk menjauhi dunia pengap, suara jalan aspal riuh, hingarnya kota dan kami mengidamkan ketenangan dalam pelukan alam. Nah ini?, mengesalkan sekali.


  "Sudah, jangan ambil pusing, bukankah mereka seperti kita?, sama-sama sedang menyalurkan hobi?." Cetus Bilal merespon obrolan kami tentang sepeda motor yang memasuki jalur


  "Tapi kan ga musti di sini Lal, masih banyak tempat-tempat lain yang lebih enak untuk ofroad." Timbal Mahfudz mengomentari


  "Selagi mereka masih menghargai para pejalan kaki, kita pun harus menghargai mereka." Ucap Hari yang tiba-tiba menjadi lebih dewasa beberapa tahun dari biasanya


  "Okelah kalau begitu." Sambar Deden dengan nada dan raut muka yang sangat lucu, mungkin lebih lucu dari film Mak Ijah Pengen Naik Haji


Saya: Hahahaha (ketawa teruuuuuuuus sampai mampus)



ketemu bule di papandayan

Setelah berjalan jauh, keringat pun tak kuasa untuk tidak keluar dari lubang pori-pori, nafas seakan mau putus (Lebay amat). Berbarengan dengan sampainya kami di pos gober hut, air hujan pun tanpa malu turun berbarengan dari langit yang luas nan jauh itu. Akhirnya, Bilal yang bertindak sebagai leader perjalanan memutuskan untuk mendirikan tenda di sana. Hal yang kami tidak ketahui, bahwa keputusan itu adalah awal dari tragedi yang takan pernah kami lupakan seumur hidup.

Hari sudah mulai gelap, hujan pun reda dan bintang-bintang mulai melaksanakan tugasnya, yakni menghiasi langit yang mungkin kesepian. Masak-masak, ketawa-ketiwi, main kartu dan ritual penutup, curhat bersama. Deden, cerita tentang kehidupannya, tidak lupa juga, dia memasukan bumbu luconannya yang lucu tiada tanding. Misal, saat dia keluar dari kerjaannya, bukan karena dia yang dipecat, tapi bos yang dipecat olehnya. Terus siapa yang mau meng-gajihnya?, tidak ada, akhirnya dia mengundurkan diri.


Dan Hari, tentang percintaannya yang tiada ujung. Rijal, tentang mantannya yang terus menerus menguasai alam bawah sadarnya. Juned, tentang kesendiriannya (Jomblo), seakan terkena kutukan, tidak kunjung datang juga jodoh yang dijanjikan tuhan. Bilal, tentang pekerjaannya. Mahfudz, tentang rumah tangganya. Dan aku, tentang rasa malas yang menghalangiku dari impian menjadi blogger sukses. Lampu pun dimatikan, kami pun melintasi alam, menuju alam mimpi.


Sekitar jam 2 malam, sayup-sayup terdengar suara riuh dari sebrang hutan, suara-suara itu perlahan semakin jelas, aku pun terbangun, terlihat Rijal sedang mengintip ke luar tenda.


Saya: Ada apa jal?, berisik amat di luar?


Rijal: ada Omen (Babi Hutan) besar san, dua ekor, keduanya besar-besar pula


Saya: Sekarang, mana Omennya?


Rijal: Itu tuh, tangannya sambil menunjuk ke arah luar


Aku pun ikut mengintip, memang sekitar 1 meter dari tenda, babi hutan berwarna putih besar, mungkin setinggi anak berumur 7 tahun, sedang mengendus-endus tanah bekas makan bersama tadi.


Saya: Mana satunya?


Rijal: Lagi di Pondok Saladah kali, makannya di sana ribut banget


Juned bangun juga, saat itu teman setendaku memang Juned, Rijal dan Deden. "Ada apa broo?


  "Noh!" ucapku sambil menunjuk Omen


  "Gede banget broo," tandas Juned


Entah Juned mendapat ide dari mana, dia mengeluarkan HP-nya, hendak memotret Omen. Cekreeeek, berbarengan dengan lampu flash menampar wajah Omen yang seketika mengamuk tenda kami.


Saya : G#*%&OOOOK


Deden terbangun dengan terkejut, "Astagfirullah!, sahutnya


Kerusuhan terjadi, omen mengobrak-ngabrik tenda, kami ber-empat terjebak dalam tenda, berusaha meloloskan diri. Setelah 2 menit berada dalam kepanikan, akhirnya bantuan datang dari teman-teman lainnya, berusaha mengusir Omen dengan teriakan dan lampu senter yang disorotkan. Kerusuhan pun selesai dengan menyisakan kerusakan satu buah tenda yang semerawut.


Bak masih memiliki dendam, Omen masih berkeliaran di area kami bertenda, malah bertambah, Omen berwarna hitam pun sekarang hadir. Rasanya pengen cepet-cepet pagi, karena, setelah kejadian itu, kami semua tidak bisa tidur kembali. Bayang-bayang akan ancaman Omen masih jelas terasa. Sialnya, kami tidak bisa membuat api unggun, ranting-ranting yang kami kumpulkan semuanya basah akibat hujan yang terjadi tadi sore.


Akhirnya, setelah malam yang panjang. Pagi pun tiba, matahari mulai menampakan cahanya. Bahagia bukan kepalang, terlepas dari bayang-bayang menyebalkan tentang ancaman Babi Hutan Papandayan. Aku pun ke warung untuk membeli kopi, di tengah aktifitas jual beli dengan si ibu warung, aku sempat menceritakan kejadian semalam kepadanya.


Ibu warung malah tersenyum, sambil berucap, kurang lebih seperti ini,


  "Di sini, sebetulnya ada 3 ekor babi hutan, 2 ekor berwarna hitam dan 1 ekor berwarna putih. Dulu warung ibu pun pernah menjadi sasaran babi hutan itu, setengah makanan di warung ludes dalam waktu satu malam, gara-garanya si bapa (Suaminya), pada siang hari menegetepel tubuh si omen dengan kerikil kecil. Iseng."

  "Oh, jadi Babi Hutan itu punya sifat pedendam ya bu?," tanya saya


  "Iya, waktu diketepel pun dia hanya menengok sedikit ke arah si bapa, eh taunya pada malam hari dia membalas dendam." Jawab ibu warung


  "Terus kenapa Omen semalem marah waktu difoto sama temen saya bu? apa mungkin dia hanya terkejut oleh lampu flash-nya bu?," tanya saya lagi


  "Iya mungkin, sebetulnya, Babi Hutan di sini pada jinak, mereka sudah terbiasa dengan keberadaan manusia, mereka tidak akan menyerang kalau kita tidak mengganggu mereka." Timbal ibu warung


  "HAH, JINAK??," Tanya saya dalam hati


2 gelas kopi panas pun tersaji, pertanda obrolan dengan ibu warung harus berakhir dan aku pun bergegas kembali kepada teman-temanku. Ngopi teruuuus.



gober hut

Sesaat setelah menikmati segelas kopi pertama di pagi hari, setelah merapihkan barang bawaan dan menutup tenda rapat-rapat, kami pun melanjutkan perjalanan ini, jalanan berupa hamparan tanah becek pun menjadi santapan dalam perjalanan menuju Pondok Saladah. Hal yang membuat saya sedikit menyesal adalah, nyatanya Pondok Saladah adalah tempat camp ideal, di sana luas, pemandangan lebih indah dan pendaki cantik banyak berkeliaran di Pondok Saladah.


pondok saladah

Tidak lama beristirahat di Pondok Saladah, kami melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya kami sampai di tempat agak seram, terkenal di dunia Instagram. Yup, tempat itu adalah Hutan Mati. Ini dia fotoku di Hutan Mati,


dul ahmad dani

Eh salah. Itu mah foto adikku

Ini yang benar



hutan mati

Bagiku sendiri, hutan mati adalah tempat yang penuh keajaiban, lihat saja sebarisan pohon itu, meskipun sudah hangus di makan api (yang kesurupan), tapi pohon-pohon itu masih tetap tegar berdiri dan malah menghasilkan suasana yang khas banget. Menjadikan tempat itu begitu istimewa, membawaku kepada rasa kekaguman, betapa kuasanya tuhan atas setiap makhluknya.

Selepas dari hutan mati yang bisa membuat merinding disko, kami berderap menuju tanah yang lebih tinggi. Entah salah jalur atau memang tracknya seperti ini, ko sadis banget ya. Jalannya licin, tanjakannya memiliki kemiringan yang tidak bisa dianggap remeh. Jadi berasa tanjakan Roheng di Cikuray. Air mata pun meleleh (Maafkan ke-lebay-anku ini yang sebenarnya tidak pernah terjadi.) saat disiksa tanjakan menuju Tegal Alun .

Horeee, waktunya ber-seleberasi. Kami sampai di tempat tujuan, kami sampai di tempat yang luas nan indah, tempat dimana kamu bisa menyantap hamparan luas bunga Edelweis, kami sampai di Tegal Alun bersama-sama.



tegal alun

Akhirnya perjuangan ini selesai. Kenapa saya tidak menceritakan perjalanan turun dan pulang ke rumah?, karena perjalanannya biasa saja, tidak ada yang istimewa.


tegal alun
Hari

Catatan: Mohon maaf apabila saya tidak bisa memberikan referensi masalah biaya, karena akhir-akhir ini, kabar berhembus, bahwa biaya gunung Papandayan berubah sangat pesat, jadi mahal.

Tips Mendaki Gunung Papandayan


1. Jangan Lupa Bawa Masker

Sebagaimana cerita saya di atas, bau belerang adalah ucapan selamat datang dari komplek kawah yang berada di gunung Papandayan. Keberadaan masker akan sangat membantu pernafasanmu saat kamu berada di sana.


2. Mengetahui Tips Agar Kamu Terhindar Dari Serangan Babi Hutan


Kamu gak mau kan bernasib seperti saya?, oleh makannya itu, sebelum melakukan pendakian ke gunung Papandayan, kamu wajib baca artikel ini.


3. Tempat Paling Ideal Untuk Mendirikan Tenda Adalah Pondok Saladah


Usahakanlah, apabila kamu mendaki gunung Papandayan, hendaknya kamu mendirikan tenda di Pondok Saladah, alasannya sudah saya sampaikan dalam cerita tadi.


4. Bawa Uang yang Berlebih


Karena gunung Papandayan sekarang terkenal dengan tarif mahalnya, maka membawa uang berlebih adalah solusi paling kongkrit.


Kekurangan Gunung Papandayan


1. Motor trail yang sering masuk jalur pendakian


2. Banyak warung, membuat nafsu jajan tidak terkondisikan


3. Kehadiran Omen yang sering mengancam


Kelebihan Gunung Papandayan


1. Banyak spot cantik yang bakalan membuatmu terkagum-kagum


2. Fasilitas yang sudah lebih dari cukup, seperti toilet umum dan jajaran warung


3. Track-nya tidak terlalu terjal, cocok banget buat pendakian pertamamu




Share:

76 Kata-Kata Soe Hok Gie

76 kata-kata soe hok gie

Siapa Soe Hok Gie?. Dalam artikel saya yang berjudul kisah meninggalnya Soe Hok Gie di puncak Mahameru diceritakan bahwa Soe Hok Gie adalah seorang pemuda keturunan Cina yang sangat mencintai Indonesia. Peranannya dalam dunia pendakian pun sangat berpengaruh, bahwasannya dialah yang mencetuskan nama "Pecinta Alam"



Pada artikel ini pun kita masih membahas Soe Hok Gie, tapi dari sisi yang berbeda, yakni saya akan membagikan 76 kata-kata Soe Hok Gie yang terbagi menjadi dua bagian. Tentang cinta dan tentang naik gunung. Daripada saya disebut penulis yang suka basa-basi, lebih baik kita mulai saja di bawah ini.



Kata-Kata Cinta Soe Hok Gie

Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita.


Kata-Kata Soe Hok Gie Tentang Naik Gunung

Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya.

Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung

Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.


Kata-Kata Bijak Soe Hok Gie

Atau… dia kompromi dengan situasi yang baru. Lupakan idealisme dan ikut arus. Bergabunglah dengan grup yang kuat (partai, ormas, ABRI, dan lain-lainnya) dan belajarlah teknik memfitnah dan menjilat. Karir hidup akan cepat menanjak. Atau kalau mau lebih aman kerjalah di sebuah perusahaan yang bisa memberikan sebuah rumah kecil, sebuah mobil atau jaminan-jaminan lain dan belajarlah patuh dengan atasan. Kemudian carilah istri yang manis. Kehidupan selesai

Baru-baru ini seorang OKD (Organisasi Keamanan Desa) memukul tukang becak. Kita kasihan pada OKD yang penakut itu. Mereka, untuk menutupi kekecilan-nya (cuma OKD) berlagak seperti jendral. Sebenarnya mereka adalah seorang yang penakut. Orang yang berani karena bersenjata adalah pengecut.

Tetapi kenang-kenangan demonstrasi akan tetap hidup. Dia adalah batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dalam revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang dibelanya adalah keadilan dan kejujuran.

Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.

Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.

Bidang seorang sarjana adalah berfikir dan mencipta yang baru, mereka harus bisa bebas dari segala arus masyarakat yang kacau. Tapi mereka tidak bisa terlepas dari fungsi sosialnya. Yakni bertindak demi tanggung jawab sosialnya, apabila keadaan telah mendesak. Kaum intelejensia yang terus berdiam di dalam keadaan yang mendesak telah melunturkan semua kemanusiaan

Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya

Realitas – realitas baru inilah yang menghadapi pemuda-pemuda Indonesia yang penuh dengan idealisme. Dia hanya punya dua pilihan. Yang pertama, tetap bertahan dengan cita-cita idealisme. Menjadi manusia-manusia yang non-kompromistis. Orang-orang dengan aneh dan kasihan akan melihat mereka sambil geleng-geleng kepala. “Dia pandai dan jujur, tetapi sayangnya kakinya tidak menginjak tanah

Disana, di Istana sana, Sang Paduka Yang Mulia Presiden tengah bersenda gurau dengan isteri-isterinya. Dua ratus meter dari Istana, aku bertemu si miskin yang tengah makan kulit mangga. Aku besertamu orang-orang malang

Akupun tak yakin (pasti malah) tentang ke-tak-ada-annya nasib,Aku berpendapat bahwa kita adalah pion dari diri kita sendiri sebagai keseluruhan. Kita adalah arsitek nasib kita, tapi tak pernah dapat menolaknya. Kita asing, ya kita asing dari ciptaan kita sendiri

Jepang adalah tanah dan Barat adalah benih. Benih itu ditanam dan walaupun yang tumbuh pohon barat, Tapi pohon tadi telah mempunyai sifat2 yang khas jepang. Apakah Indonesia sekuat Jepang? Setanpun tak tahu

Tapi sekarang aku berpikir, sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa?

Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita

Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia

Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran

Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia

Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda

Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun

Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?

Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.

Manusia dibentuk oleh ambisi mengenai masa depan, dibentuk oleh kenyataan-kenyataan kini, dan pengalaman-pengalaman masa lampau. Seorang pun tak dapat membebaskan dirinya dari masa lampau. Pengalaman-pengalaman pribadi memberi warna pada pandangan dan sikap hidup seorang untuk seterusnya.

Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.

Kemerdekaan merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan, tetapi juga merupakan dsebuah gedung yang kosong. Menjadi tugas pendukung-pendukungnya untuk mengisi kemerdekaan.

Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.

Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.

Makin redup idealisme dan heroisme pemuda, makin banyak korupsi.

Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi.

Barang Siapa mengibarkan bendera "Revolusioner", akan memperoleh pasaran di kalangan kaum radikal, kaum yang menunggu dengan tidak sabar perubahan-perubahan yang mereka harapkan. Kaum "Radikal" ini berasal dari segala golongan.

Dunia ini adalah dunia yang aneh.Dunia yang hijau tapi lucu.Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan.

Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.

Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.

Kebenaran cuma ada di langit dan dunia hanyalah palsu, palsu.

Hanya ada dua pilihan: menjadi apatis atau mengikuti arus. Tapi, aku memilih untuk jadi manusia merdeka.

Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.


Kumpulan Puisi Soe Hok Gie


Sebuah Tanya

Akhirnya semua akan tibapada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?Sambil membenarkan letak leher kemejaku 

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekapKau dekaplah lebih mesra, Lebih dekat

Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Kulihat semuanya menjadi muram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
Dalam bahasa yang kita tidak mengerti
Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru 

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu dimana jawaban itu
Bagai letusan berapi
Membangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiriMencari jawaban kegelisahan hati 

(Djakarta)


From Soe Hok Gie With Love

Hari ini aku lihat kembali wajah-wajah halus yang keras
yang berbicara tentang kemerdekaan dan demokrasi
dan bercita-cita menggulingkan tiran

aku mengenali mereka yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

kawan-kawan
kuberikan padamu cintaku
dan maukah kau berjabat tangan
selalu dalam hidup ini??


(Soe Hok Gie, Sinar Harapan, 18 Agustus 1973)


Cinta


Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berziarah ke Mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu,
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati disisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tau

Mari sini, sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa


( Selasa, 11 November 1969 )


Mimpi


Saya mimpi tentang sebuah dunia
Dimana ulama, buruh, dan pemuda,
Bangkit dan berkata, “Stop semua kemunafikan!
Semua pembunuhan atas nama apapun!”

Dan para politisi di PBB sibuk mengatur pengangkutan gandum, beras, dan susu
Buat anak-anak yang lapar di tiga benua
Dan lupa akan diplomasi

Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras dan bangsa apapun
Dan melupakan perang dan kebencian
Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik

Tuhan, saya mimpi tentang dunia tadi Yang tak pernah akan datang


( Salem, Selasa, 29 Oktober 1968 )


Kepada Pejuang-Pejuang Lama


Biarlah mereka yang ingin dapat mobil, mendapatnya.
Biarlah mereka yang ingin dapat rumah, mengambilnya.
Dan datanglah kau manusia-manusia
Yang dahulu menolak, karena takut ataupun ragu.

Dan kita, para pejuang lama
Yang telah membawa kapal ini keluar dari badai
Yang berani menempuh gelombang (padahal pelaut-pelaut lain takut)
(kau tentu masih ingat suara-suara dibelakang…”mereka gila”)

Hai, kawan-kawan pejuang lama
Angkat beban-beban tua, sandal-sandal kita, sepeda-sepeda kita
Buku-buku kita ataupun sisa-sisa makanan kita
Dan tinggalkan kenangan-kenangan dan kejujuran kita
Mungkin kita ragu sebentar (ya, kita yang dahulu membina kapal tua ini di tengah gelombang, ya kita betah dan cinta padanya)
Tempat kita, petualang-petualang masa depan akan pemberontak-pemberontak rakyat

Di sana…Di tengah rakyat, membina kapal-kapal baru untuk tempuh gelombang baru.

Ayo, mari kita tinggalkan kapal ini
Biarlah mereka yang ingin pangkat menjabatnya
Biarlah mereka yang ingin mobil mendapatnya
Biarlah mereka yang ingin rumah mengambilnya.

Ayo,,Laut masih luas, dan bagi pemberontak-pemberontak

Tak ada tempat di kapal ini


Tentang Kemerdekaan


Kita semua adalah orang yang berjalan dalam barisan
Yang tak pernah berakhir,
Kebetulan kau baris di muka dan aku di tengah
Dan adik-adikku di belakang

Tapi satu tugas kita semua,
Menanamkan benih-benih kejantanan yang telah kau rintis….
Kita semua adalah alat dari arus sejarah yang besar
Kita adalah alat dari derap kemajuan samua;
Dan dalam berjuang kemerdekaan begitu mesra berdegup
Seperti juga perjalanan di sisi penjara

Kemerdekaan bukanlah soal orang-orang yang iseng dan pembosan
Kemerdekaan adalah keberanian untuk berjuang
Dalam derapnya, dalam desasnya, dalam raungnya kita
Adalah manusia merdeka
Dalam matinya kita smua adalah

Manusia terbebas.


Mandalawangi-Pangrango


Sendja ini, ketika matahari turun
Ke dalam djurang-djurang mu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, di dalam sepimu
Dan dalam dinginnya.

Walaupun setiap orang berbitjara
Tentang manfaat dan guna
Aku bicara terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku.

Aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi
Sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta.

Malam itu ketika dingin dan kebisuan
Menjelimuti mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bitjara padaku tentang kehampaan semua.

“hidup adalah soal keberanian,Menghadapi jang tanda tanja
Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah, dan hadapilah.

Dan antara ransel-ransel kosong
Dan api unggun jang membara
Aku terima itu semua
Melampaui batas-batas hutanmu,
Melampaui batas-batas djurangmu
Aku tjinta padamu Pangrango

Karena aku tjinta pada keberanian hidup


Hidup


Terasa pendeknya hidup memandang sejarah
Tapi terasa panjangnya karena derita
Maut, tempat penghentian terakhir
Nikmat datangnya dan selalu diberi salam

“Merasa seneng menjadi aktivis
Kami adalah aktivis berpangkat kopral
Ini dibawah asuhan aktivis reformasi lanjutkan,
Berkelanjutan kok lanjutkan
Ini saya mengatur saudara-saudara aktivis yang sudah
Muak dan bosan dengan ideology dan kemiskinannya
Semua aktivis melacur, tinggal aku aktivis yang belum di sunat
Ini mana kaptennya aktivis kok belum datang, lupa atau gimana?”

“Akhir-akhir ini saya selalu berpikir,
Apa gunanya semua yang saya lakukan ini.
Saya menulis, melakukan kritik kepada banyak orang…
Makin lama semakin banyak musuh saya dan
Makin sedikit orang yang mengerti saya.
Kritik-kritik saya tidak mengubah keadaan.
Jadi, apa sebenarnya yang saya lakukan
Kadang-kadang saya merasa sungguh kesepian.”


(Soe Hok Gie)


Kata Mereka Tentang Soe Hok Gie

Di tengan pertentangan politik, agama, kepentingan politik, ia (Soe Hok Gie) berdiri tegak di atas prinsip perikemanusiaan dan keadilan serta secara jujur dan pemberani menyampaikan kritik-kritiknya atas dasar prinsip-prinsip itu demi kemajuan bangsa. -Harsjana W. Bachtiar, Kompas, 26 September 1969

Dia (Soe Hok Gie) adalah seorang jujur dan pemberani. Dan meng-erikan, karena ia maju lurus dengan prinsip-prinsipnya tanpa kenal ampun. Maka seringkali ia bentrok karena dianggap tidak taktis. -Nugroho Notosusanto, Kompas, 26 September 1969



Meskipun hanya bertemu lewat karya-karyanya, saya seperti mengenal betul bagaimana idealisnya, bagaimana mimpinya, bagaimana keberaniannya. Masih sangat terasa kuat, tentang sastra dan alam yang dicintainya. Saya sangat setuju bahwa hidup adalah tentang keberanian melawan tanda tanya dan berjuang bukan untuk apa-apa, semuanya berada di bawah keadilan dan kemanusiaan. -Penulis, Bandung, 21 Februari 2017

Sumber: Buku Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran dan Film Soe Hok Gie

buku catatan seoang demonstran

Baca juga: 54 kata-kata mutiara pendaki gunung sejati
Share:

Search This Blog

Powered by Blogger.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script>      (adsbygoo...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.