Mbok Yem, bagi pendaki yang pernah menjamahi gunung Lawu, pasti tidak asing bila harus mendengar namanya. Dia adalah penunggu gunung Lawu, tapi bukan penunggu dalam tanda kutip. Sejak tahun 1980-an, Mbok Yem adalah seorang pejual makanan di puncak gunung Lawu, hebat bukan?.
Terlepas dari pro kontra dan sikap kritis dari aktifis alam bebas, warung Mbok Yem adalah topik menarik untuk dibahas. Sebab, warung satu ini memiliki gelar sebagai warung paling tinggi di Indonesia. Dalam artikel ini, saya akan mengajakmu untuk berkenalan dengan sosok pemilik warung. Berikut ulasannya.
Warung Mbok Yem Gunung Lawu yang Legendaris
Setuju atau Tidak!, Dia Adalah Bagian Dari Gunung Lawu
Bagaikan api dan sifat panasnya, gunung Lawu dan Mbok Yem adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bahkan, dalam gaya candaan, saya berani mengatakan bahwa Mbok Yem adalah gunung Lawu dan gunung Lawu adalah Mbok Yem. Terus saya sama siapa dong?.
Nama asli ibu dari 4 anak ini bernama Wakiyem, mulai menjajalkan gorengan, pecel dan minuman sejak tahun 80-an di puncak gunung Lawu. Bayangkan, seorang ibu yang tidak muda lagi harus berada di atas ketinggian gunung dengan cuaca yang cukup dingin nan ekstrim.
Dalam Setahun, Mbok Yem Hanya 3 Kali Turun dari Gunung
Tidak hanya menjadi tempat jualan, pondok yang terletak di puncak Lawu pun menjadi rumah bagi Mbok Yem. Pasalnya, dalam jangka satu tahun, Mbok Yem hanya turun 3 kali, yaitu pada hari raya Idul Fitri dan hari-hari besar lainnya. Sementara, untuk pasokan air bersih, ia mengambilnya dari pos 5, sekitar 10 menit berjalan kaki dari warung Mbok Yem.
Merupakan Warung Tertinggi di Indonesia
Memang, di puncak gunung-gunung lain pun, semisal Welirang, Arjuno, Penanggungan, Semeru atau Merbabu, kita dapat menemukan pedagang yang menjajalkan dagangannya. Namun, tidak seperti Mbok Yem, warung-warung tersebut hanya musiman, tidak permanen dan hanya berjualan saat musim pendakian. Berbeda dengan Mbok Yem, kapan pun, kondisi apa pun, dia selalu bersedia memanjakan para pendaki gunung Lawu.
Baca juga: 16 gunung tertinggi di Jawa Tengah, mana gunung favoritmu?
Uniknya, Stok Dagangannya Tak Pernah Habis
Kebayangkan berapa jumlah pendaki di gunung Lawu saat musim pendakian?, ratusan. Uniknya, sebanyak apapun pembeli, Mbok Yem tidak pernah kehabisan stok, telor ceplok dan nasi pecel andalannya selalu siap mengisi perutmu saat lapar.
Selain nasi pecel dengan harga Rp. 10.000, banyak juga menu makanan lainnya, seperti soto pada malam Suro, aneka gorengan, berbagai minuman, wedang dll.
Puisi Mbok Yem dari Sahabat Pendaki
Mbok Yem.
Sebuah panggilan nama yang singkat terdengar
Atau bahkan juga seolah tanpa arti, kosong
Sebab, panggilan itu sangat familiar di tanah Jawa Tengah
Banyak sekali Mbok Yem di sana
Mereka yang pernah menjumpai Lawu, pasti tahu akan sosoknya
Seorang wanita tua yang sudah hidup setengah abad lebih
Puluhan tahun dirinya hidup di dataran tinggi gunung Lawu
Sosok perempuan yang jauh dari kata manja, ditempa oleh tajamnya angin di puncak Lawu
Sudah sangat kenyang dengan pemandangan indah di sana
Dia adalah simbol wanita tua yang kuat, keras dan tegar
Puluhan tahun memanjakan para pendaki dan penziarah di gunung Lawu
Mereka datang pagi, siang atau malam, kau akan selalu siap membuat mereka nyaman
Ahh.. Nasi pecel dan telur dadarnya, menu andalan yang selalu siap tersaji
Ditutup dengan teh manis hangat yang membuat suasana di Hargo Dalem terasa hangat
Berjualan di sini niatnya membantu orang, nolongin orang-orang yang mau ziarah dan anak-anak pendaki gunung yang mau ke Hargo Dumilah. Kan bisa beristirahat dulu di sini, lagian tinggal di sini suasananya lebih tenang.
Ucapan itu tidak datang dari seorang aktris yang pintar akting, ucapan itu keluar dari mulut Mbok Yem yang terdengar sangat jujur.
Memang, kau hanyalah seorang perempuan pedagang tua yang sederhana
Kau tidak ingin dikenal sebagai Kartini modern
Tidak pula mengharap sanjungan dan penghargaan
Namun, kau tahu, banyak sekali orang-orang yang sudah kau bantu
Harley B.S
Hargo Dumilah, G. Lawu, Nopember 2008
Baca juga: misteri pasar setan di gunung Lawu
Sahabat pendaki, demikian adalah ulasan tentang warung Mbok Yem gunung Lawu yang bisa saya sampaikan. Semoga beliau sehat selalu, tetap baik hati dan menjadi sahabat bagi para pendaki gunung Lawu.
No comments:
Post a Comment