• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

17 Gunung Tertinggi di Sumatera (Termasuk Sumatera Barat dan Sumatera Utara)

gunung tertinggi di sumatera

Indonesia merupakan sebuah negara dengan jumlah gunung yang sangat banyak, mulai dari Sabang sampai Meroeke, Indonesia adalah surga bagi para perindu ketinggian. Menjulang gagah, gunung-gunung tersebut menyimpan pesona alam yang luar biasa unik, cantik dan sangat indah.

Dalam tulisan ini, perhatian kita akan mengarah pada pulau Sumatera, salah satu pulau yang banyak menyumbang jumlah pegunungan di Indonesia. Fokusnya, yakni tentang gunung-gunung tertinggi di pulau tersebut. Langsung di bawah ini.


17 Gunung Tertinggi di Sumatera (Termasuk Sumatera Barat dan Sumatera Utara)

1. Gunung Kerinci (3.805 mdpl)


gunung tertinggi di sumatera

Terletak di perbatasan provinsi Jambi dan Sumatera Barat, dikelilingi oleh hutan lebat kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Memiliki ketinggian 3.805 mdpl, gunung Kerinci menyandang gelar sebagai gunung tertinggi di Sumatera dan gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara.

Untuk mencapai puncaknya (puncak Indrapura), kamu dapat melewati jalur pendakian Kersik Tuo yang berada di Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro. Sedangkan basecamp-nya sendiri berada pada ketinggian 1.400 mdpl. Dari sini, rata-rata pendaki menghabiskan waktu 2 hari sebelum dampai di puncak gunung Kerinci.

Saat berhasil mencapai puncaknya, kamu akan disuguhi oleh pemandangan alam yang menakjubkan, berupa samudera awan dan hamparan kota Padang, Bengkulu dan kota Jambi. Serta samudera Hindia yang terlihat elok dari kejauhan.

Untuk mengetahui informasi lebih jauh, kamu dapat membaca biaya pendakian gunung Kerinci atau 5 misteri gunung Kerinci.

2. Gunung Leuser (3.445 mdpl)


gunung tertinggi di sumatera

Pada urutan ke-2 merupakan gunung Leuser yang terletak di provinsi Nangroe Aceh Darussalam, berada tidak jauh dari gunung Kerinci, masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, dan diapit oleh dua taman nasional, yakni Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan yang merupakan satu dari 7 situs warisan dunia yang berada di Indonesia.

Asal kamu tahu, bahwa gunung Leuser memiliki 3 puncak, yakni puncak Leuser (3.119 mdpl), puncak Loser (3.404 mdpl) dan puncak Tanpa Nama (3.445 mdpl).

Kabarnya, jalur pendakian di gunung Leuser merupakan salah satu jalur pendakian paling ekstrim di Indonesia. Bukan karena tracknya yang terjal, namun rimbunnya hutan yang menjadi habitat alami bagi beberapa hewan buas yang menjadikannya terasa ekstrim.

3. Gunung Dempo (3.159 mdpl)

Gunung Dempo terletak di perbatasan antara Provinsi Benkulu dan Provinsi Sumatera Selatan, 7 jam dari Palembang, masuk dalam kawasan pegunungan Bukit Barisan, tepatnya di kota Pagaralam, sebuah kota dingin yang merupakan penghasil kopi robusta terbaik di Indonesia.

Sepanjang tahun, gunung Dempo selalu dijamahi oleh manusia, baik itu pencari kayu bakar, wisatawan atau para pendaki gunung. Saat ikut menjamahinya, kamu tidak perlu khawatir dengan persediaan air. Sebab, sumber air jernih bisa kamu temukan hingga setengah perjalanan.

Hutan di gunung Dempo mirip dengan gunung Gede-Pangrango, yakni bertipe montana, sangat hening dan dapat menenangkan jiwa. Track sedikit terjal dan sepanjang perjalanan, medan dipenuhi oleh akar pepohonan yang melintang.

4. Gunung Bandahara (3.030 mdpl)

Berada di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Setelah gunung Leuser, gunung Bandahara merupakan gunung tertinggi ke-2 di provinsi tersebut. Tepatnya terletak di Kabupaten Gayo Lues, sekitar 35 km dari dari Kota Kutance yang merupakan ibu kota Nangroe Aceh Darussalam.

Transportasi menuju gunung Bandahara tidaklah terlalu sulit. Sebab, banyak sekali bus yang beroperasi di kota Gayo Lues dan kabupaten Aceh Tenggara. Namun, perlu kamu ketahui bahwa di sana, jasa angkutan umum hanya beroperasi hingga pukul 17:00 saja. Jangan sampai ketinggalan kalau gak mau kemalaman di halte.

Hal yang paling istimewa dari gunung Bandahara adalah tanaman Kantung Semar. Yup, saat menjamahinya, kamu dapat menemukan tanaman pemangsa serangga ini bertengger di pinggiran jalur pendakian.

5. Gunung Talamau (2.912 mdpl)

Gunung Talamau merupakan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Barat. Berbeda dengan gunung Kerinci yang sebagian badannya menyentuh kawasan Provinsi Jambi, gunung Talamau sepenuhnya berada di Provinsi Sumatera Barat. Ketinggiannya mencapai 2.912 mdpl.

Secara detail, letak gunung Talamau berada di Desa Pinagar, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Bisa dikatakan, gunung satu ini merupakan salah satu sorga di tanah Sumatera. Sebab, selain pemandangan alamnya yang luas nan asri, gunung Talamau juga memiliki 13 telaga dan air terjun dengan ketinggian 109 meter, bernama air terjun Puti Lenggo Geni.

Transportasi menuju basecamp pendakian di gunung Talamau tidaklah terlalu sulit. Patokannya kota Padang, dari sana kamu dapat menggunakan angkutan umum jurusan Padang - Pasaman dengan biaya Rp. 30.000.-

6. Gunung Marapi (2.891 mdpl)

Bila Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki gunung Merapi, maka pulau Sumatera memiliki gunung Marapi. Sebuah gunung yang dikenal sebagai gunung berapi paling aktif di pulau tersebut. Bayangkan, sejak akhir abad ke-18, gunung Marapi sudah meletus sebanyak 50 kali letusan. Letaknya berada di Kabupaten Agam.

Sedikit catatan sejarah letusan gunung tertinggi di pulau Sumatera pada urutan ke-6 ini sudah saya siapkan di bawah ini.

8 September 1830 : Aktifitasnya ditandai dengan suara gemuruh yang diikuti oleh kemunculan awan hitam yang bergelombang dari dasar kawah.

30 April 1979 : Meluncurkan material bumi berupa lumpur dan tanah, membuat kawasan di sekitarnya mengalami kerusakan, 60 orang meninggal dan 7 orang dari regu penyelamat harus terperangkap oleh longsor tanah.

2011 - 2014 : 3 tahun lamanya, gunung Marapi berada dalam status siaga. Bahkan, pada akhir tahun 2011, gunung ini mengeluarkan material bumi berupa awan hitam dan abu yang terbang terbawa angin hingga Kabupaten Padang Pariaman.

26 Februari 2014 : Setelah mengalami peningkatan aktifitas, akhirnya pada pukul 16:15, tanggal 26 Februari 2014, gunung Marapi meletus, mengeluarkan material tefra, pasir panas dan abu vulkani.

7. Gunung Burni Geureudong (2.885 mdpl)

Gunung Burni Geureudong merupakan salah satu harta karun yang dimiliki Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, alamnya jarang dieksplore dan masih sangat alami, berupa hutan tropis khas Aceh. Bahkan, di dalamnya masih terdapat hewan-hewan yang jarang ditemui, termasuk gajah. Pada tahun 2014, ekspedisi yang dilakukan oleh tim Wandering Season Mahitala Unpar menemukan sejumlah jejak kaki dan kotoran gajah.

Garis start pendakian di gunung Geureudong berada di Desa Kampung Pulo Intan, Kabupaten Bener Meriah, terletak bersebelahan dengan gunung Burni Telong. Meski ketinggiannya berada di titik 2.885 mdpl, namun rata-rata pendaki membutuhkan waktu hingga 7 hari untuk bisa mencapai puncaknya. Hal ini disebabkan oleh tracknya yang lumayan sadis dan hutannya yang masih rimba. Butuh mental dan perbekalan ekstra untuk melakukannya.

Selain puncaknya, hal yang istimewa dari gunung Gereudong adalah savananya yang saaangat luas, dari sana kamu dapat melihat puncak dan bentangan alam yang mampu membuat hati berdegup kagum.

8. Gunung Singgalang (2.887 mdpl)

Di urutan ke-8 dari gunung-gunung tertinggi di Sumatera terdapat gunung Singgalang, merupakan gunung berapi tidak aktif yang memiliki ketinggian 2.887 mdpl. Letaknya berada di perbatasan antara Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, bersandingan dengan gunung Tandikek dan gunung Marapi, formasi ini biasa disebut sebagai Tri Arga.

Meski memiliki pemandangan alam yang sangat indah, terlebih dengan keberadaan sebuah telaga bernama Telaga Dewi di puncaknya. Namun para pendaki sangat jarang terlihat di sepanjang jalur pendakian, walaupun di musim libur. Hal ini mungkin dikarenakan keterjalan jalurnya yang membuat mereka berfikir 2 kali untuk menjamahinya.

Namun, buat kamu yang mencintai tantangan, sebaiknya kamu rela bersusah payah bergelut dengan track gunung Singgalang yang didominasi oleh tanjankan, tanah licin dan akar pepohonan. Sebab, di atas puncak sana kamu dapat menyaksikan Telaga Dewi yang sangat memukau, di setiap sudutnya menyajikan keindahan dan keheningan.

9. Gunung Perkinson (2.828 mdpl)

Gunung Perkinson merupakan sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, berjarak sekitar 30 km dari ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara. Puncaknya sendiri berada di sebelah timur Lembah Alas. Kamu dapat mengawali perjalanan dari Desa Lawe Harum untuk menggapai puncaknya.

Pada umumnya, pendakian di gunung Perkinson dilakukan selama 3 hari, 2 hari menyusuri bukit hutan yang menjadi habitat bermacam binatang hornbolis dan hewan primata semacam tupai. Dan di hari terakhir, sebelum mancapai puncak, kamu akan melewati hutan lumut yang banyak ditumbuhi oleh tanaman magpie robin dan bunga raflesia.

Setelah sampai di puncak, matamu akan disuguhi oleh hamparan kota Kutance dan Sungai Alas. Serta, jika cuaca sedang cerah, bagian barat Bukit Barisan dan gunung Bendahara ikut menghiasi pemandangan dari kejauhan.

Namun perlu kamu ketahui, karena hutan di gunung Parkinson masih berupa belantara, sebaiknya kamu mengajak guide untuk melakukan pendakian di gunung Parkinson, orang yang mengenal dengan baik kondisi dan situasi di sepanjang jalur.

10. Gunung Talang (2.597 mdpl)

Nama lainnya adalah gunung Sulasi, gunung Talang terletak di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, merupakan salah satu opsi pendakian di provinsi tersebut, selain gunung Singgalang dan gunung Marapi. Jalurnya dikenal licin, karena didominasi oleh tanah berpasir.

Gunung Talang merupakan gunung berapi aktif, letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2007. Sampai saat ini, kawah yang berada di puncaknya masih rajin mengeluarkan asap belerang.

Bila bermaksud menjamahinya, ada dua pilihan jalur pendakian yang bisa kamu lewati, yakni jalur Bukit Sileh di Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok atau jalur Ai Batumbuk di Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Jalur Ai Batumbuk lebih direkomendasikan karena lebih landai dibanding jalur Bukit Sileh.

11. Gunung Sinabung (2.475 mdpl)

Nama gunung Sinabung sudah tidak asing lagi terdengar di telinga, terletak di tanah Karo, Kabupaten Kro, Provinsi Sumatera Utara, bersandingan dengan gunung Sibayak. Dengan ketinggian puncaknya yang mencapai 2.475 mdpl, gunung Sinabung menyandang gelar sebagai gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara.

Sejak abad ke-16, gunung Sinabung tidak pernah melakukan aktifitas vulkanik sama sekali. Hingga di tahun 2010, gunung ini tiba-tiba aktif kembali dan meletus di tahun 2013. Sampai saat ini, gunung Sinabung berstatus gunung berapi aktif.

12. Gunung Sibuatan (2.457 mdpl)

Berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Gunung Sibuatan dengan ketinggian 2.457 mdpl disebut-sebut sebagai gunung tertinggi di provinsi tersebut. Hah!, bukannya gunung Sinabung (2.475 mdpl)?. Begini teori mereka.

Secara angka, gunung Sibuatan memang kalah dari gunung Sinabung. Namun, karena gunung Sinabung sering mengalami erupsi yang mengakibatkan perubahan (pengikisan) pada puncaknya, maka penobatan gunung tertinggi di Provinsi Sumatera Utara disandingkan kepada gunung Sibuatan.

Meskipun memiliki pemandangan alam yang cantik dan masih sangat alami, ditandai dengan tumbuhnya tanaman Kantung Semar, namun karena tracknya yang dikenal terjal dan licin karena dipenuhi lumut, gunung Sibuatan masih jarang dijamahi oleh para pendaki.

13. Gunung Tandikat (2.438 mdpl)

Masuk dalam formasi Tri Arga, dalam bahasa Minangkabau, gunung Tandikat disebut juga gunung Tandikek. Gunung satu ini merupakan gunung berapi berjenis stratovolcano. Dalam catatannya, sejak tahun 2006, gunung Tandikat tidak pernah melakukan aktifitas vulkanik lagi.

Sejauh ini, gunung Tandikat sangat jarang dijamahi oleh para pendaki. Sementara hutannya yang lembab dan sangat rapat masih dihuni oleh Harimau Sumatera. Sedangkan jalur pendakiannya tidak terlihat jelas, kadang-kadang buntu tertutup oleh semak belukar. Jadi, diperlukan kemampuan navigasi yang mumpuni jika kamu berniat menjamahinya.

14. Gunung Mande Rabiah (2.430 mdpl)

Tidak banyak pendaki yang mengetahui tentang informasi gunung Mande ini. Namun tahukah kamu bahwa gunung Mande Rabiah memiliki pemandangan alam yang sangat asri dan alami. Namun, jalur pendakiannya tidak begitu jelas, kamu harus mengajak guide saat berencana menjamahinya.

Gunung Mande terletak di pesisir Provinsi Sumatera Barat dengan ketinggian puncaknya yang mencapai 2.430 mdpl.

15. Gunung Seblat (2.383 mdpl)

Pada urutan ke-15, gunung tertinggi di Sumatera adalah gunung Seblat yang terletak di perbatasan antara Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, berdekatan dengan gunung Kerinci, bahkan sebagian wilayahnya berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Tepatnya, gunung Seblat berada di kawasan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Musi Rawas.

Jauh dari jamahan manusia, hutan di gunung Seblat menjadi tempat huni bagi Harimau Sumatera, babi, tapir, burung rangkong gading, gagak hutan dan tanaman hutan raflesia, bunga bangkai dan hamparan bunga Nepenthes yang berada pada ketinggian 1.900 mdpl.

Bila kamu bermaksud melakukan pendakian di gunung Seblat, sebaiknya ketahui terlebih dahulu tips-tips di bawah ini.

  • Rencanakan pendakian dengan bertanya kepada warga sekitar dan petugas
  • Persiapkan mental dan fisik dengan baik
  • Atur managemen logistik sebaik mungkin (dengan memperkirakan lama pendakian)

16. Gunung Tambin (2.271 mdpl)

Gunung Tambin, dengan ketinggian puncaknya yang mencapai 2.271 mdpl (setara dengan 7451 kaki), ia merupakan gunung tertinggi ke-7 di Provinsi Sumatera Barat. Saat berada di puncaknya, kamu akan disuguhi oleh pemandangan alam yang amat mempesona, berupa jajaran pegunungan di provinsi tersebut.

17. Gunung Sago (2.261 mdpl)

Terletak di Kabupaten Limapuluh Kota, gunung Sago merupakan gunung berapi aktif yang pernah tertidur ratusan tahun. Pasalnya, tidak pernah melakukan aktifitas vulkanik sejak abad ke-16, pada tahun 2015, gunung Sago tiba-tiba kembali bereaksi, melakukan aktifitas vulakanik berupa mengeluarkan kepulan asap hitam.


Gunung Sago itu memang gunung yang aktif. Namun sejak tahun 1600-an tidak pernah menam­pakkan aktivitas seperti Gunung Marapi, Tandikek dan Talang. Jika sekarang gunung tersebut menam­pakkan aktivitasnya, itu biasa. -Ujar Nuzuir, Kabid Geologi Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar

Demikian adalah barisan 17 gunung tertinggi di pulau Sumatera. Setelah mengetahuinya, mungkin kamu akan berfikir bahwa gunung-gunung di pulau ini tidak kalah indah dan menarik dibanding gunung-gunung populer di pulau Jawa.
Share:

Sejarah Meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Dari Tahun 1901-2014

sejarah gunung kelud

Sejarah letusan gunung Kelud dikenal sangat mematikan, karena didominasi oleh letusan-letusan eksplosif (ledakan) yang mampu menghasilkan endapan-endapan freatomagmatik, freatik, jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik. Catatan menunjukan, sejak tahun 1.300 M, letusan gunung Kelud terjadi pada rentang waktu yang pendek, paling lama adalah 25 tahun. Hal ini menjadikan Kelud dilabeli sebagai gunung berapi yang berbahaya bagi manusia.


Sejarah Meletusnya Gunung Kelud di Kediri, Dari Tahun 1901-2014

Inilah gunung Kelud, meskipun tidak terlalu tinggi, hanya 1.731 mdpl, namun para ahli geologi dan sejarah setuju bahwa letusan gunung Kelud bisa sangat mematikan bagi manusia. Seberapa mematikan?. Kamu dapat mengetahuinya lewat ulasan yang telah saya siapkan di bawah.

Letusan Pada Tahun 1901

Pada tanggal 22 - 23 Mei 1901, letusan terjadi pada malam hari, dalam waktu singkat, sekitar pukul 03:00 dini hari, aktifitasnya meningkat seketika. Kawasan Kediri tiba-tiba diserang awan panas, bunyi letusan terdengar hingga Kabupaten Pekalongan, hujan abu terlempar jauh, sampai di Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Saat itu, banyak korban jiwa yang berjatuhan, namun tidak ada data pasti tentang angkanya.

Letusan Pada Tahun 1919

Pada tanggal 20 Mei 1919, gunung Kelud kembali meletus, kali ini merupakan letusannya yang paling dahsyat di abad ke-20. Dentumannya terdengar hingga pulau Kalimantan, hujan abu sampai wilayah pulau Bali, hujan batu panas yang lebat melanda kawasan di sekitarnya, kota Blitar harus menanggung kerusakan parah, atap-atap rumah mengalami kerusakan hebat. Setidaknya, letusan ini menewaskan 5.160 korban jiwa.

Letusan Gunung Kelud Pada Tahun 1951

Pada tanggal 31 Agustus 1951, terjadi sekitar pukul 06:15. Dentuman keras terdengar sebanyak 4 kali, batu yang rata-rata seukuran kepalan tangan orang dewasa menghujani sebagian kawasan Margomulyo, mengakibatkan kerusakan di kawasan tersebut. Hujan abu yang terjadi sekitar satu jam berhasil mendarat hingga Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Setidaknya, letusan ini mengakibatkan 7 orang meninggal dan 157 orang mengalami luka-luka.

Letusan Pada Tahun 1966

Pada tanggal 26 April 1966, letusan terjadi pada pukul 20:15. Letusan ini mengakibatkan lahar panas mengaliri sejumlah sungai yang berada di lereng gunung, menyebabkan 210 orang meninggal dunia.

Setelah letusan ini, pemerintah segera membangun Terowongan Ampera di sisi barat daya kawah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko bahaya aliran lahar panas.

Letusan Pada Tahun 1990

Pada tanggal 10 Februari 1990, terjadi sebuah letusan yang tidak kalah hebat dibanding letusan-letusan sebelumnya, awan panas melanda kawasan di sekitarnya, radius sekitar 5km dari kawah, meskipun daerah yang rusak tidak terlalu luas, namun hujan abu bertebaran lebih luas, merusakan 500 rumah dan mengakibatkan 32 korban jiwa.

Tahun 2007

Sejak tanggal 30 Oktober 2007, aktifitas vulkanik gunung Kelud kembali meningkat, ditandai dengan gempa vulkanik dasar dan meningkatnya suhu air danau kawah. Bila gejala letusan hanya 40 derajat Celsius. Maka saat itu, air danau kawah di gunung Kelud mencapai 74 derajat Celsius. Jauh di atas normal, menyebabkan kerusakan pada alat pengukur suhu milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Pada tanggal 5 November 2007, kubah lava mulai muncul dan terus tumbuh di kawah Kelud, lebarnya mencapai 100 meter. Karena bukan letusan eksplosif, letusan ini mengakibatkan munculnya gejala unik dalam sejarah letusan gunung Kelud, yakni kehadiran asap tebal putih yang keluar dari tengah danau kawah.

Tahun 2014, Letusan Kelud Terdahsyat Sepanjang Sejarah

Pada tanggal 13 Februari 2014, gunung Kelud kembali meletus dengan letusan yang paling dahsyat sepanjang sejarahnya. Lontaran material vulkanik mencapai radius 17 km dari kawah dan lontaran abu menyebar hingga kawasan Jawa Barat menggambarkan betapa besarnya ledakan magma kala itu. Akibat tingginya intensitas abu, sejumlah bandara terpaksa harus ditutup dan diberhentikan beroperasi.

Umar Rosyadi, ketua tim pemantau aktifitas gunung Kelud dari PVMBG Bandung, mengatakan bahwa daya ledak dan dampak letusan ini melebihi gunung Merapi dan gunung Sinabung.

Baca juga;


Demikian merupakan informasi tentang sejarah meletusnya gunung Kelud di Kediri. Pengetahuan tentang sejarah gunung merupakan bagian dari cara kita untuk mengenal alam, sebelum benar-benar bisa mencintainya. Salam lestari.
Share:

Jalur Pendakian Gunung Sindoro Via Tambi, Kaliangkrik

pendakian gunung sindoro via kaliangkrik

Gunung Sindoro merupakan gunung berapi aktif bertipe Strato, ketinggiannya mencapai 1.405 mdpl. Berdiri megah di antara perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Berjarak tidak jauh dari saudara kembarnya, gunung Sumbing, hanya dipisahkan oleh jalan raya yang menghubungkan kota Magelang dan Kabupaten Wonosobo.

Selain disebut Sindoro, gunung ini juga memiliki beberapa nama lain, di antaranya adalah Sundoro dan Sindara. Salah satu keunikan gunung Sindoro dibanding gunung lainnya adalah kawasan puncaknya yang sangat luas, beberapa kali lebih luas dari lapangan stadion GBK.

Hingga saat ini, gunung Sindoro masih menjadi salah satu biduan di kalangan para pendaki gunung, banyak di antara mereka yang memilih gunung Sindoro sebagai tempat untuk menghabiskan masa liburan. Saat menjamahinya, kamu dapat menikmati bentangan alam yang indah nan luas, membuat beban berat kehidupan terasa sedikit ringan.


Jalur Pendakian Gunung Sindoro Via Tambi

Jalur Tambi merupakan jalur tercepat menuju puncak gunung Sindoro, rata-rata perjalanan dilakukan selama 6 jam. Meski demikian, tidak banyak pendaki yang memilihnya saat naik, karena track-nya yang menanjak dan terjal, namun, untuk mempersingkat perjalanan, sebagian pendaki menggunakannya sebagai jalur untuk menuruni gunung.

Saat memilih jalur Tambi, kamu akan melintasi punggungan gunung di sebelah Utara, pintu masuknya sendiri berada di desa Sigedang, Kecamatan Tambi, Kabupaten Wonosobo. Oleh karenanya, jalur Tambi juga dikenal sebagai jalur Sigedang atau jalur Sikatok.

Rute Perjalanan Menuju Basecamp Tambi

Dari kota mana pun, tujuan awalmu adalah terminal Mendolo atau terminal Sawangan, dari sana, naiklah bus jurusan terminal Dieng dan turun di pertigaan Rejosari arah ke Tambi.

Basecamp Tambi

Basecamp Tambi berada di Desa Sigedang, Kecamatan Tambi, Kabupaten Wonosobo, lebih tepatnya berada di rumah seorang juru kunci bernama Mbah Amin. Sesampainya di sini, kamu bisa istirahat, mengecek perbekalan dan membayar tiket masuk kawasan gunung Sindoro, senilai Rp. 5.000 per satu orang.

Perjalanan dimulai.....

Basecamp - Pos 1 (1 Jam)

Beranjak dari basecamp, kita akan mendapatkan ucapan selamat datang dari pemandangan kebun teh yang luas, hijau dan indah. Tidak lupa, udara segar pegunungan mulai menyapa wajah. Medan berupa tanah merah dan track terasa masih sangat landai. Setelah berjalan sekitar 1 jam, maka kamu akan sampai di pos 1.

Pos 1 merupakan sebidang tanah yang luas, di sana terdapat sebuah bangunan terbuka, namun memiliki atap, bisa kamu manfaatkan untuk berteduh. Pemandangan di pos 1 adalah bentangan kebun teh yang sangat memanjakan mata.


Pos 1 - Pos 2 (30 Menit)

Tidak banyak berubah, pemandangan di sepanjang perjalanan menuju pos 2 masih didominasi oleh perkebunan teh. Begitupun dengan medan dan tingkat kemiringan track, masih berupa tanah dan masih landai. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Keadaan pos 2 tidak berbeda jauh dengan pos 1.


Pos 2 - Pos 3 (1 Jam)

Selepas pos 2, track mulai menanjak, perlahan dengan pasti, vegetasi pun semakin rapat, pohon-pohon besar mulai menampakan diri, menyadarkan bahwa kita sedang memasuki hutan gunung Sindoro. Tetap jaga etika, perilaku dan perkataan. Perjalanan menuju pos 3 memakan waktu sekitar 1 jam.

Kondisi pos 3 merupakan sebidang tanah yang cukup luas, mengingat puncak masih jauh, pos 3 bukanlah tempat ideal untuk mendirikan tenda, meskipun sebagian kecil pendaki ada yang mendirikan tenda di pos 3 ini.


Pos 3 - Jeblugan Alit/Watu Susu (90 Menit)

Setelah melewati pos 3, pemandangan kembali terbuka, menampilkan pemandangan alam yang indah, luas dan megah, track semakin sadis dan terjal, medan berupa tanah padat bercampur bebatuan. Jika kita amati, di perjalanan menuju Watu Susu, kita dapat melihat pohon Cantigi yang bisa dikosumsi dalam keadaan survival.

Baca juga : panduan bertahan hidup saat tersesat di gunung, membacanya 5 menit, kelak dapat menyelamatkan nyawamu

Perjalanan menuju Watu Susu membutuhkan waktu sekitar 90 Menit. Watu Susu sendiri merupakan area yang terbuka, di sana kita dapat melihat sebuah tebing yang bernama Tebing Jeblugan Alit.


Watu Susu - Puncak Segoro Wedi (2 Jam)

Beranjak dari kemegahan pemandangan di Watu Susu, track semakin terjal, medan berupa tanah padat bercampur bebatuan dan kerikil, di tengah perjalanan, kita akan melewati Sabana atau Alun-Alun, sebuah padang rumput yang sangat luas, di sinilah tempat ideal untuk mendirikan tenda.

Selanjutnya, 10 menit dari Sabana, kamu akan melewati Pasar Setan yang berlokasi berdekatan dengan makam Jogo Negoro. Sedangkan, dari Pasar Setan, dengan melintasi jalanan yang menanjak dan berbatu, kita dapat melanjutkan perjalanan menuju puncak dengan jarak tempuh sekitar 20 Menit.


Puncak Gunung Sindoro

Sesampainya di puncak, kamu akan disuguhi oleh pemandangan alam yang menakjubkan, berupa hamparan sabana yang luas, gemulan awan yang sangat memukau dan gugusan beberapa gunung yang megah, termasuk di antaranya adalah gunung Sumbing, gunung Merbabu, gunung Merapi dan samar-samar terlihat juga gugusan gunung Slamet.

Estimasi Waktu Pendakian Gunung Sindoro Via Tambi

Basecamp - Pos 1 : 1 Jam
Pos 1 - Pos 2 : 30 Menit
Pos 2 - Pos 3 : 1 Jam
Pos 3 - Watu Susu : 90 Menit
Watu Susu - Puncak : 2 Jam

Tips Pendakian Gunung Sindoro Via Tambi

1. Karena tidak terdapat sumber air sepanjang perjalanan, sebaiknya kamu menyiapkan perbekalan air sebaik mungkin

2. Waktu terbaik untuk melakukan pendakian adalah beberapa hari selepas musim hujan, pergantian ke musim kemarau

3. Jumlah rombongan yang ideal adalah 6 - 8 orang, bila kamu melakukannya sendirian, pastikan bahwa itu bukan pendakian pertamamu di gunung Sindoro

4. Melakukan persiapan fisik, melengkapi logistik dan perlengkapan pendakian

5. Utamakan keselamatan, bila kondisi tidak memungkinkan, jangan memaksakan ego untuk sampai di puncak

Misteri Gunung Sindoro

(Sebaiknya dibaca setelah usai melakukan pendakian), untuk mengetahui berbagai macam misteri yang tersimpan di gunung Sindoro, kamu dapat membaca 9 gunung Sindoro.

Demikian adalah informasi jalur pendakian gunung Sindoro via Tambi yang bisa saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat.
Share:

Sejarah Gunung Raung Dalam 5 Abad Terakhir

sejarah gunung raung yang mengerikan

Gunung Raung, memiliki ketinggian 3.332 mdpl, merupakan bagian dalam serangkaian pegunungan Ijen yang terdiri dari beberapa gunung, termasuk di dalamnya adalah gunung Suket (2.950mdpl), gunung Pendil (2.338), gunung Merapi (2.800), gunung Rante (2.664), gunung Raung, gunung Remuk (2.092) dan kawasan Kawah Ijen.

Gunung Raung memiliki keindahan alam yang unik, saat menjamahi puncaknya, kamu dapat melihat sebuah kaldera yang kedalamannya mencapai 500 meter, yang sering mengeluarkan asap dan menghembuskan api. Selain itu, pemandangan lebih mengagumkan saat cuaca sedang cerah, kamu dapat melihat beberapa puncak gunung lain yang mengelilinginya dan hamparan kota Bali dari ketinggian.

Selain indah, gunung Raung juga dikenal sebagai gunung tua yang memiliki berbagai misteri di dalamnya dan menyimpan sejarah yang sangat panjang. Bila kamu ingin mengetahui berbagai macam misteri gunung Raung, sebaiknya kamu membaca 5 misteri gunung Raung di Banyuwangi. Namun, jika kamu ingin mengetahui tentang sejarahnya, maka bacalah tulisan ini sampai selesai.


Sejarah Gunung Raung Dalam 5 Abad Terakhir

Asal-Usul Nama Gunung Raung

Saat berada di puncak gunung Raung, tubuhmu akan dihentak oleh anging yang sangat kencang, angin itu bagaikan singa yang sedang meraung-raung. Jika pijakanmu kurang kokoh, angin yang sedang meraung tersebut dapat membuat tubuhmu gontai dan jatuh masuk ke dalam kawah. Oleh sebab angin kecang tersebut, maka gunung yang terletak di ujung timur pulau Jawa ini disebut gunung Raung.

Sejarah Letusan Gunung Raung yang Mengerikan

Pos Pemantau Gunung Api Raung yang terletak di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, mencatat bahwa pada tahun 1586 adalah letusan gunung Raung yang pertama kalinya. Catatan menyebutkan bahwa letusan ini terjadi sangat hebat, memakan korban jiwa yang tidak sedikit dan meluluh lantahkan kawasan yang berada di sekitarnya.

Berselang sebelas tahun dari letusan pertama, yakni pada tahun 1597, gunung Raung kembali mengalami letusan dahsyat, tidak berbeda jauh, letusan ini juga mengakibatkan banyak orang harus meregang nyawa dan merusak beberapa desa yang terletak di sekitarnya.

Lagi-lagi, pada tahun 1638, seolah gunung Raung kembali mengamuk, letusan dahsyat kembali terjadi. Kali ini, letusannya mengakibatkan banjir dan mengalirkan lahar panas ke beberapa daerah di sekitarnya. Beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi merasakan langsung penderitaan yang disebabkan letusan gunung Raung kala itu.

Tahun 1730 merupakan letusan gunung Raung yang paling mengerikan, mengakibatkan hujan lahar dan abu di beberapa desa. Kawasan yang terkena dampaknya lebih luas dibanding letusan-letusan sebelumnya.

Sejarah kelam terus berlanjut, aktifitas gunung Raung terjadi dalam kurun waktu yang panjang, yakni pada tahun 1800 hingga 1808, akhirnya letusan terjadi di akhir kurun tersebut. Untungnya, kala itu tidak ada satu pun korban jiwa.

Tahun 1812 - 1814, seakan tidak mau tenang, gunung Raung kembali memperlihatkan aktivitas vulkaniknya, pada rentang waktu tersebut, gunung Raung sering mengeluarkan suara gemuruh dan mengakibatkan hujan abu vulkanik yang lebat.

Tanggal 12 - 14 April 1815, aktivitasnya meningkat, menyemburkan abu ke kawasan di sekitarnya, di antaranya adalah Situbondo, Besuki dan Probolinggo.

Tahun 1859, setelah tenang selama 44 tahun, gunung Raung kembali mengancam masyarakat sekitarnya, aktivitasnya kembali meningkat beberapa saat, hingga akhirnya kembali kondusif.

Tanggal 6 Juni 1864, gunung Raung mengeluarkan suara gemuruh dan membuat siang hari di tanggal tersebut menjadi gelap gulita.

Tahun 1881, 1885, 1890 dan 1896, gunung Raung mengalami peningkatan aktivitas vulkanik, beberapa gejala terjadi pada tahun-tahun tersebut, di antaranya adalah Paroksisma, mengeluarkan suara gemuruh, hujan abu di kawasan Banyuwangi dan terjadi guncangan di kawasan Situbondo.

Tanggal 16 Februari 1902, aktivitasnya menghasilkan kerucut pusat.

Bulan Mei - Desember 1913, gunung berbahaya ini kembali mengeluarkan suara gemuruh, bahkan terdengar pula dentuman yang sangat keras. Hal serupa terjadi juga pada tahun 1915, 1916 dan 1917.

Tahun 1921 dan 1924, lava mengalir di dalam kaldera.

Tahun 1927, gunung Raung kembali mengancam, hampir mengulang sejarah kelam pada tahun 1730, mengeluarkan asap cendewan dan menyemburkan abu sejauh 30 kilometer. Pada tanggal 2 Agustus di tahun tersebut, terdengar dentuman yang memekakan telinga, sangat keras.

Pada tahun 1928, 1929, 1933 dan tahun 1945, lava mengalir di dalam kaldera, aliran tersebut dapat terlihat di celah-celah kaldera, berwarna merah dan sangat menakutkan.

Tanggal 31 Januari - 18 Maret 1956, gunung Raung kembali memperlihatkan kesadisannya, menyemburkan awan panas hingga 6 kilometer di atas puncak. Awan panas menyebar hingga radius 200 meter dari puncak.

Sepanjang tahun 1956 - 1986, gunung Raung tidak mau diam, dalam beberapa kesempatan, ia menyemburkan asap panas.

Tanggal 17 Oktober 2012, untuk terakhir kalinya gunung Raung kembali tidak tenang, mengalami peningkatan status menjadi Waspada dan pada tanggal 22 Oktober, statusnya kembali meningkat menjadi Siaga.

Baca juga : 4 tingkatan status gunung berapi di Indonesia

Bahkan, pada saat itu, PVMBG mengeluarkan pernyataan bahwa sejatinya gunung Raung sudah meletus dalam kategori erupsi minor, untungnya letusan tersebut hanya terjadi di dalam kaldera dan tidak sampai keluar. Pernyataan ini berdasarkan pemantauan dari satelit milik Amerika Serikat.
Gunung Raung punya sejarah letusan yang sangat mengerikan
Demikian adalah sejarah gunung Raung dalam 5 abad terakhir yang bisa saya sampaikan. Semoga sejarah kelam di atas tidak pernah terulang kembali, mengingat Raung merupakan sebuah gunung yang besar dan tinggi.
Share:

Biaya Pendakian Gunung Kerinci, Jambi (Dari Jakarta)

biaya pendakian gunung kerinci

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara, ketinggian puncaknya mencapai 3.805 mdpl. Meskipun hingga saat ini status gunung Kerinci masih berupa gunung berapi aktif, namun antusias untuk menjamahinya tidak pernah surut sepanjang tahun. Terlebih saat musim libur tiba, banyak para pendaki yang memilih gunung Kerinci sebagai tempat untuk menghabiskan masa liburannya. Hal ini tidak lepas dari keindahan alam yang dimilikinya.

Lokasi gunung Kerinci terletak di perbatasan Kabupaten Jambi dan Kabupaten Sumatera Barat. Dalam sejarahnya, letusan terakhir gunung Kerinci terjadi pada tahun 2009.

Dalam tulisan ini, saya akan menulis tentang informasi yang kamu butuhkan sebelum melakukan pendakian ke sana. Yakni, informasi tentang estimasi biaya pendakian di gunung Kerinci. Berikut di bawah ini.


Biaya Pendakian Gunung Kerinci, Jambi (Dari Jakarta)

Buat kamu yang hendak melakukan pendakian di gunung Kerinci untuk pertama kalinya, sebaiknya jangan terlalu memikirkan masalah biaya. Sebab sejatinya, besar atau kecilnya pengeluaran kembali kepada kemampuan kita dalam mengaturnya.

Biaya untuk melakukan pendakian di gunung Kerinci sendiri mengacu pada beberapa faktor, termasuk perbekalan logistik, peralatan pendakian dan alat transportasi yang kamu pilih, apakah menggunakan transportasi darat atau transportasi udara. Semuanya mempengaruhi besar-kecilnya pengeluaranmu.

Transportasi Darat

Bila kamu dari Jakarta dan menggunakan jalur darat. Maka tujuan utamamu adalah Terminal Kampung Rambutan, kamu dapat memilih berbagai kendaraan bis antar provinsi, dari Jakarta menuju Jambi. Layanan bis yang bisa kamu pilih di antaranya adalah Handoyo, ALS, Famili Raya, Medan Jaya dll.

Ongkosnya sendiri bervariasi antara Rp. 250.000 hingga Rp. 350.000. Sedangkan waktu perjalanan yang akan kamu tempuh adalah sekitar 2 hari 2 malam. Memanglah cukup lama, untuk mengusir kejenuhan saat berada di bis, kamu bisa bermain kartu, ngobrol kanan-kiri atau tidur pulas.

Transportasi Udara

Tentu saja, meskipun lebih mahal, jika memilih jalur udara, kamu dapat mempersingkat waktu. Bila kamu dari Jakarta, maka tujuan awalmu adalah Bandara Soekarno - Hatta, ada banyak layanan maskapai yang bisa dipilih, di antaranya adalah Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dll, dengan tujuan Bandara Sultan Thaha Jambi (dibaca Toha).

Biaya ongkosnya sendiri sekitar Rp. 450.000, sedangkan lama perjalanan hanya 1 hari. Sesampainya di Bandara Sultan Thaha Jambi, kamu bisa menggunakan travel, taxi atau yang paling murah, yakni angkutan umum.

Biaya Pendakian Gunung Kerinci

Untuk biaya retrubusi memasuki kawasan gunung Kerinci, kamu hanya diharuskan merogoh kocek sebesar Rp. 7.500 per orang. Namun, bila hendak menyewa porter, agar pendakianmu lebih aman dan nyaman, uang yang harus kamu siapkan adalah sekitar Rp. 250.000 - Rp. 300.000,-

Baca juga : 5 misteri gunung Kerinci yang angker

Demikian adalah informasi tentang biaya pendakian gunung Kerinci yang bisa saya sampaikan, buat kamu yang berada di luar Jakarta, kamu dapat menggunakan informasi di atas sebagai rujukan untuk mengira-ngirakan biayanya.

Tips : Sebaiknya menyiapkan uang lebih sebesar Rp. 100.000 - Rp. 150.000 dari biaya yang sudah kamu perkirakan, sebagai uang simpanan, khawatir jika ada kondisi yang tak disangka-sangka saat kamu berada dalam perjalanan.

Catatan : Sebelum melakukan pendakian ke gunung Kerinci, selain menyiapkan uang, sebaiknya kamu juga menyiapkan fisik, mental dan perlengkapan pendakian.

Baca juga;

12 olah raga ringan sebagai persiapan fisik sebelum pendakian
perlengkapan mendaki gunung. 12 barang ini akan membuat lebih siap untuk mendaki
Share:

Sejarah Gunung Salak dan Prabu Siliwangi

sejarah gunung salak

Gunung Salak selalu menjadi pembahasan menarik, terlebih di kalangan para pendaki gunung dan dunia penerbangan. Bahwasannya, banyak sekali cerita yang beredar tentang pendaki yang tersesat, mengalami kecelakaan dan hilang di gunung Salak. Serta, setidaknya ada 7 pesawat yang pernah terjatuh di kawasan gunung Salak.



Cerita-cerita tentang gunung Salak didominasi oleh misteri, kisah horor dan tragedi berbalut suasana angker. Jika ingin mengetahui setiap misteri yang menyelimutinya, sebaiknya kamu membaca 12 misteri gunung Salak terlebih dahulu.

Namun, selain terkenal berbahaya dan angker, gunung Salak pun tidak luput dari sejarah yang tersimpan di dalamnya, banyak kalangan yang mengaitkan sejarah gunung Salak dengan raja sakti dari kerajaan Pajajaran yang bernama Prabu Siliwangi, disebut juga Prabu Sri Baduga Maharaja. Oleh sebab itu, dalam tulisan kali ini, kamu akan mengetahui tentang;


Sejarah Gunung Salak dan Prabu Siliwangi

Sejarah Penamaan Gunung Salak



Meski menjadi buah bibir yang sering diperbincangkan, namun hingga saat ini, asal-muasal nama gunung Salak masih simpang siur. Setidaknya, setelah mencari informasi, baik itu bertanya pada masyarakat sekitar atau membaca pada beberapa blog pendakian, saya menemukan 3 statment. Di antaranya sebagai berikut ini;

1. Salah seorang warga menuturkan bahwa dahulu, di gunung Salak ditemukan buah salak yang memiliki ukuran raksasa. Oleh karenanya, gunung ini dinamai Salak.

2. Pendapat kedua malah berbenturan dengan yang pertama, pasalnya, Wikipedia menyebutkan bahwa penamaan gunung Salak tidak ada hubungannya sama sekali dengan salah satu nama buah. Justru nama Salak diserap dari bahasa sansekerta. Yaitu kata 'salaka' yang bermakna perak. Jika kita merujuk pada pendapat ini, maka gunung Salak bisa diartikan sebagai gunung perak.

3. Menurut sebuah versi mengatakan bahwa pada abad ke-4 sampai ke-5, berdiri sebuah kerajaan bernama Salaknagara yang berlokasi di lereng gunung Salak. Nama gunung Salak pun diduga diambil dari nama depan kerajaan tersebut.

Kisah Moksanya Prabu Siliwangi di Gunung Salak

Salah satu kisah yang paling populer di kawasan gunung Salak adalah cerita tentang moksanya Prabu Siliwangi saat ia terdesak oleh pengaruh Islam pada masa itu. Kala itu, di belantara hutan gunung Salak, ketika Prabu terdesak oleh kepungan tentara putranya, Prabu Kian Santang, Prabu Siliwangi terbang ke atas dan melakukan moksa.

Catatan : Moksa adalah aktifitas spiritual, dimana seseorang menghilang begitu saja dari kehidupan dunia nyata. Belum diketahui apakah benar-benar menghilang dari alam dunia atau hanya berpindah tempat saja.

Lokasi moksanya Prabu Siliwangi berada tidak jauh dari kawasan Kawah Ratu. Saat ini, tempat moksa itu dikenal dengan sebutan Pengapungan.

Apakah Prabu Siliwangi Benar-Benar Wafat di Gunung Salak?

Sejarah tentang Prabu Siliwangi yang kita dengar, seringkali bercampur dengan kisah legenda dan mitos. Salah satu cerita yang kita tahu adalah bahwa terdapat makam yang diyakini sebagai tapak tilas sang Prabu. Pertanyaannya, apakah Prabu memang benar-benar wafat di kawasan gunung Salak?.

Inilah jawaban kang Wawan, seorang aktivis budaya Sunda dan lingkungan saat ditanyai merdeka.com tentang hal itu.


Sebenarnya belum tentu. Makam Prabu Siliwangi ada juga di beberapa tempat. Di Leuweung Sancang, Garut, ada. Di daerah Kawali, Ciamis juga ada. Di Gunung Tampomas, Sumedang juga ada.

Prabu Siliwangi bergelar Sri Baduga Maharaja. Dia memerintah Pajajaran sekitar tahun 1482-1521. Siliwangi dikenal sebagai raja yang mencintai rakyatnya. Dia meminta agar pajak hasil bumi tidak memberatkan rakyat. Dia juga mengatur pemerintahan dengan cukup baik sehingga Pajajaran disegani. Kekuasan Siliwangi dan Pajajaran meredup seiring dengan masuknya Islam ke Nusantara. Bahkan keluarga dan anaknya pun masuk Islam.



Demikian adalah informasi tentang sejarah gunung Salak dan Prabu Siliwangi yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat membantumu untuk mengenal lebih jauh tentang gunung Salak. Salam lestari.
Share:

Search This Blog

Powered by Blogger.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script>      (adsbygoo...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.