Gunung Salak selalu menjadi pembahasan menarik, terlebih di kalangan para pendaki gunung dan dunia penerbangan. Bahwasannya, banyak sekali cerita yang beredar tentang pendaki yang tersesat, mengalami kecelakaan dan hilang di gunung Salak. Serta, setidaknya ada 7 pesawat yang pernah terjatuh di kawasan gunung Salak.
Cerita-cerita tentang gunung Salak didominasi oleh misteri, kisah horor dan tragedi berbalut suasana angker. Jika ingin mengetahui setiap misteri yang menyelimutinya, sebaiknya kamu membaca 12 misteri gunung Salak terlebih dahulu.
Namun, selain terkenal berbahaya dan angker, gunung Salak pun tidak luput dari sejarah yang tersimpan di dalamnya, banyak kalangan yang mengaitkan sejarah gunung Salak dengan raja sakti dari kerajaan Pajajaran yang bernama Prabu Siliwangi, disebut juga Prabu Sri Baduga Maharaja. Oleh sebab itu, dalam tulisan kali ini, kamu akan mengetahui tentang;
Sejarah Gunung Salak dan Prabu Siliwangi
Sejarah Penamaan Gunung Salak
Meski menjadi buah bibir yang sering diperbincangkan, namun hingga saat ini, asal-muasal nama gunung Salak masih simpang siur. Setidaknya, setelah mencari informasi, baik itu bertanya pada masyarakat sekitar atau membaca pada beberapa blog pendakian, saya menemukan 3 statment. Di antaranya sebagai berikut ini;
1. Salah seorang warga menuturkan bahwa dahulu, di gunung Salak ditemukan buah salak yang memiliki ukuran raksasa. Oleh karenanya, gunung ini dinamai Salak.
2. Pendapat kedua malah berbenturan dengan yang pertama, pasalnya, Wikipedia menyebutkan bahwa penamaan gunung Salak tidak ada hubungannya sama sekali dengan salah satu nama buah. Justru nama Salak diserap dari bahasa sansekerta. Yaitu kata 'salaka' yang bermakna perak. Jika kita merujuk pada pendapat ini, maka gunung Salak bisa diartikan sebagai gunung perak.
3. Menurut sebuah versi mengatakan bahwa pada abad ke-4 sampai ke-5, berdiri sebuah kerajaan bernama Salaknagara yang berlokasi di lereng gunung Salak. Nama gunung Salak pun diduga diambil dari nama depan kerajaan tersebut.
Kisah Moksanya Prabu Siliwangi di Gunung Salak
Salah satu kisah yang paling populer di kawasan gunung Salak adalah cerita tentang moksanya Prabu Siliwangi saat ia terdesak oleh pengaruh Islam pada masa itu. Kala itu, di belantara hutan gunung Salak, ketika Prabu terdesak oleh kepungan tentara putranya, Prabu Kian Santang, Prabu Siliwangi terbang ke atas dan melakukan moksa.
Catatan : Moksa adalah aktifitas spiritual, dimana seseorang menghilang begitu saja dari kehidupan dunia nyata. Belum diketahui apakah benar-benar menghilang dari alam dunia atau hanya berpindah tempat saja.
Lokasi moksanya Prabu Siliwangi berada tidak jauh dari kawasan Kawah Ratu. Saat ini, tempat moksa itu dikenal dengan sebutan Pengapungan.
Apakah Prabu Siliwangi Benar-Benar Wafat di Gunung Salak?
Sejarah tentang Prabu Siliwangi yang kita dengar, seringkali bercampur dengan kisah legenda dan mitos. Salah satu cerita yang kita tahu adalah bahwa terdapat makam yang diyakini sebagai tapak tilas sang Prabu. Pertanyaannya, apakah Prabu memang benar-benar wafat di kawasan gunung Salak?.
Inilah jawaban kang Wawan, seorang aktivis budaya Sunda dan lingkungan saat ditanyai merdeka.com tentang hal itu.
Sebenarnya belum tentu. Makam Prabu Siliwangi ada juga di beberapa tempat. Di Leuweung Sancang, Garut, ada. Di daerah Kawali, Ciamis juga ada. Di Gunung Tampomas, Sumedang juga ada.
Prabu Siliwangi bergelar Sri Baduga Maharaja. Dia memerintah Pajajaran sekitar tahun 1482-1521. Siliwangi dikenal sebagai raja yang mencintai rakyatnya. Dia meminta agar pajak hasil bumi tidak memberatkan rakyat. Dia juga mengatur pemerintahan dengan cukup baik sehingga Pajajaran disegani. Kekuasan Siliwangi dan Pajajaran meredup seiring dengan masuknya Islam ke Nusantara. Bahkan keluarga dan anaknya pun masuk Islam.
Demikian adalah informasi tentang sejarah gunung Salak dan Prabu Siliwangi yang bisa saya sampaikan. Semoga dapat membantumu untuk mengenal lebih jauh tentang gunung Salak. Salam lestari.
No comments:
Post a Comment