• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saat Gunung Bisa Berbicara, Mungkinkah Dia Akan Mengatakan Hal Ini?

mungkinkah gunung bisa berbicara


Mungkinkah alam bisa ngomong tentang keadaannya yang semakin hari, semakin kesakitan. Berteriak kepada para pendaki untuk tidak menyakiti dirinya, menangis dan memohon supaya kelestariannya tetap terjaga.




Pada jaman moderen ini, jaman di mana orang-orang sudah jenuh dengan keadaan yang hingar bingar dan keramaian kota, banyak orang yang menghilangkan kejenuhannya dengan cara pergi ke gunung, mencari ketenangan dan keheningan di sana.

Sekarang adalah jaman di mana semua orang memiliki sosial media, tidak peduli anak kecil, remaja atau orang yang sudah tua. Sejatinya sosial media adalah media untuk pamer, entah memamerkan tingkat sosialnya, foto keren atau gaya hidup. Tidak bisa dipungkiri memang.




Banyak orang memamerkan foto pemandangan indah di puncak gunung, entah di Instagram, Facebook, atau sosmed-sosmed yang lainnya, hingga pada akhirnya, banyak kalangan anak muda yang mendaki gunung karena ingin pula memiliki foto dengan pemandangan indah di puncak gunung.

Pada tahun 2013, ada sebuah film berjudul '5 cm yang sangat bagus, film itu bertema pendakian, memperlihatkan betapa asiknya mendaki gunung dan pemandangan-pemandangan di gunung Semeru yang sangat cantik dan merona. Akhirnya, banyak orang yang terinspirasi oleh film itu untuk mendaki gunung.

Banyak orang yang sangat cinta terhadap alam, mereka sangat senang bermain di alam terbuka, menikmati keindahan alam dan menghabiskan waktu dengan mendaki gunung supaya bisa melihat keindahan alam dari dekat.

Banyak orang yang senang sekali tantangan. Menapaki track terjal dan bergelut dengan perjalanan yang melelahkan adalah cara mereka menemukan tantangan, akhirnya mereka menjadi pendaki gunung.

Banyak orang yang diajak temannya untuk mendaki gunung, mereka pun mencobanya, merasakan sensasi yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, kehangatan persahabatan, mengerti pelajaran hidup dan melihat keindahan puncak gunung, akhirnya, mereka menjadi pendaki gunung.

Banyak sekali memang alasan kenapa kita semua mendaki gunung, mulai dari alasan mulia, hingga alasan-alasan yang sangat klise. Tentunya alasan akan berpengaruh kepada tingkah laku kita ketika dalam pendakian.

Apabila alasannya mulia, maka tingkah laku pun akan senada dengan alasan itu, apabila alasannya buruk, maka tingkah laku kita akan buruk saat mendaki gunung, Perlakuan kita akan buruk terhadap alam.


Namun faktanya berbicara bahwa keadaan alam sekarang mencerminkan bahwa banyak orang mendaki dengan alasan-alasan yang buruk. Keadaan alam sudah sangat mengkhawatirkan, alam sudah sakit dan meratap kepada manusia.

Gunung-gunung mungkin sudah terluka parah akibat perbuatan manusia, khususnya kita sebagai pendaki. Sampah yang akan merusak ekosistem alam berserakan di atas gunung-gunung, batu-batuan di gunung yang tadinya sangat indah dan alami, sekarang sudah penuh dengan tulisan-tulisan, pepohonan sudah menjerit kesakitan karena dikuliti oleh belati-belati jahil. Gunung yang manis sedang menangis.

Keindahan alam di atas gunung menjadi korban atas kesombongan dan keangkuhan kita, mungkin, kalau alam bisa ngomong kepada kita, dia akan mengatakan seperti ini.



Seakan dosa besar yang sudah kuperbuat
Kesalahan kepada manusia yang tidak terampuni
Manusia beramai-ramai membalas dendam
Menghinaku dan menginjakku dengan wajah sombong

Seakan aku adalah musuh yang harus dilenyapkan
Setan yang harus dimusnahkan
Manusia beramai-ramai menyakitiku dengan belati tajam
Bersama-sama merusak keindahanku dengan gagah berani
Tuhan, apakah dosaku kepada manusia

Tuhan, beritahu manusia bahwa aku sedang kritis
Apakah betul ada sekelompok manusia yang mencintaiku
Sungguhkah ada sekelompok manusia yang menamakan diri mereka sebagai pencinta alam?

Jika benar keberadaan mereka itu nyata
Aku ingin manusia yang mencintaiku menghampiri
Aku ingin mereka menengok keadaanku
Aku ingin mereka mengobati kesakitanku

Selama ini, orang-orang yang menghampiriku bukanlah mereka
Aku hanya didatangi oleh manusia yang membenciku
Aku didatangi hanya untuk disakiti
Tidak ada manusia yang datang untuk mengobati kesakitanku

Meskipun begitu, manusia tetaplah temanku
Aku harus tetap tersenyum kepada manusia yang datang
Akan kuperlihatkan semua keindahanku kepada mereka
Tuhan, apakah manusia akan sadar dengan kesakitanku?



Baca juga: 7 kesalahan pendaki gunung kepada alam, hasil survey, 45% pendaki masih melakukannya.

Mungkin, apabila alam bisa berbicara, alam akan mengatakan hal itu kepada kita, mengeluarkan semua perasaannya sambil menangis tersendu.
Share:

Gunung Guntur, Malam Paling Menyebalkan Sepanjang Hidupku

malam paling menyebalkan

Gunung Guntur, bagi saya adalah sebuah gunung yang sangat mematikan, pasalnya, saya hampir mati konyol menjadi korban keganasan hipotermia saat melakukan pendakian di gunung tersebut. Hipotermia salah satu ancaman terbesar untuk para pendaki gunung.


Saat itu, sesaat setelah musim hujan berganti ke musim panas, hujan sudah sedikit lama tidak turun. Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan sebuah pendakian, udara di gunung pasti sejuk dan warna hijau dari dedaunan bisa menjadi santapan lezat untuk mata, pikir saya waktu itu.

Saya pun berfikir untuk mengajak dua teman saya yang memang saya sering melakukan pendakian dengan mereka, terasa solid apabila mendaki dengan mereka, Hadi dan Rifki. Bagaimana kalo minggu depan kita mendaki gunung Guntur, ajak saya. Mereka pun menerima ajakan saya tersebut.

Satu minggu sebelum mendaki, kami menyiapkan segala perlengkapan untuk mendaki dan mencari tahu informasi tentang gunung Guntur, hasil dari pekerjaan kami selama satu minggu adalah menetapkan bahwa jalur yang akan kami pakai adalah jalur Curug Citiis dan kami belum punya tenda. Akhirnya kami memutuskan untuk menyewa tenda nanti di wilayah Garut.

Satu minggu kemudian, kami pun berangkat dari Bandung menuju kampung Citiis, sampai basecamp gunung Guntur pada jam 9 pagi dan kami belum menemukan tenda karena setiap tempat yang menyediakan sewa peralatan outdor kehabisan tenda, memang waktu itu sedang musim libur.

Pada jam 11 kami baru menemukan tenda dengan menyewanya di basecamp Umi Tati, itu pun dengan sedikit memaksa, karena sebetulnya basecamp Umi Tati tidak menyewakan tenda.

Setelah shalat dzuhur, kami memutuskan untuk memulai perjalanan, start, di awal perjalanan saya melihat pemandangan indah khas gunung berapi, track pasir bercampur kerikil dan tanah, batu-batuan menjulang tinggi, udara segar masuk dalam paru-paru, semua pemandangan sangat menakjubkan ditambah kehangatan persahabatan yang diwarnai dengan bercanda sepanjang jalan.

Namun ada satu hal yang mengganggu suasana menyenangkan tersebut, cuaca mulai mendung, matahari seakan malu memperlihatkan dirinya kepada kami, dia bersembunyi di balik awan yang berwarna hitam kelabu. Terlihat perubahan raut di wajah 2 teman saya.


Rifki: Gimana brader cuaca mulai gila nih?,

Hadi: Kirain sudah musim panas, mana ane gak bawa jas lagi.

Saya: Parah, bener-bener parah, kita gak bawa perlengkapan untuk mendaki di musim hujan.

Hadi: Mudah-mudahan gak turun hujan brader.

Rifki: ya, semoga saja.

Kami meneruskan perjalan seakan tidak memperdulikan keadaan langit yang menyemburkan beberapa kilat, namun dalam hati, saya berfikir, hanya tenda yang bisa menyelamatkan kami dari guyuran hujan, semoga saja hujan tidak turun.

Setelah melewati track berpasir yang bercampur tanah, kami dihadapkan dengan track batu yang terjal, saya dipaksa menjadi semacam komodo, merayap untuk melewati track batu tersebut.


Saat kami bersusah payah, sedang menjadi segerombolan komodo di track batu tersebut, sial, hujan turun langsung deras sekali, batu menjadi sangat licin dan ada seorang pendaki yang sedang turun, yang berpapasan dengan kami, dia tergelincir dan terjatuh, untung saja kami semua yang berada di sana sigap langsung menangkap pendaki tersebut.

Saya: Sial, alam lagi gak ramah nih sama kita.

Hadi: Iya nih, gimana, kita turun lagi atau lanjut naik?, kita tidak bisa mendirikan tenda di sini karena tidak ada area tanah yang cukup luas.

Rifki: Brader, mending kita lanjutin aja, sayang udah jauh-jauh ke sini.

Saya: Ya udah, lanjut.

Hadi: Oke.

Dalam keadaan seperti itu, hujan deras dan track sangat licin, kami terus berusaha mendaki, tujuannya hanya satu, yakni mencari area tanah yang cukup luas untuk mendirikan satu tenda. Do'a saya pun hanya satu kala itu, semoga air hujan tidak masuk ke dalam carrier.

Dikarenakan kami berfikir saat itu sudah memasuki musim panas, dalam pendakian itu, tidak ada satu orang pun dari kami yang membawa jas hujan atau body pack, kami hanya membawa satu trashbag yang dipakai untuk melindungi carrier Rifki, karena di dalam carriernya ada kompor dan tenda.

Seolah alam mendengar permohonan kami, hujan pun berhenti dan matahari mulai berani menampakkan dirinya. Bersyukur sekali, hal itu berbarengan dengan sampainya perjalanan kami di pos 3, di mana kita bisa mendirikan tenda. Asiiik.

Duduk-duduk sejenak supaya tubuh kami relaks, berniat untuk mendirikan tenda, namun tenda yang kami bawa keadaannya rusak, tidak bisa didirikan karena besi panjangnya hanya ada satu, belum sempat mengganti baju yang basah.

Hari sudah memasuki sore, kira-kira pukul 16:00.

Hadi: Kacau!.

Saya: Gimana nih?.

Rifki: Ane coba nyari tihang dulu, sambil berjalan ke arah pos volunteer.

Hadi: Mau ane temenin gak?,

Rifki: Gak usah brader.

Akhirnya Rifki kembali dari pencariannya dengan hasil membawa 2 tihang dari ranting pohon, hasilnya tenda didirikan menyerupai tenda bivak, namun ini bukan tenda bivak ini tenda dome yang dipaksa menjadi bivak, keadaannya sungguh sangat mengkhawatirkan.

Segera mengganti baju dan celana, keadaan baju di dalam carrier lumayan kering, meskipun sedikit lembab. Waktunya makan, kami makan dengan sangat lahap, mungkin karena cuaca yang dingin dan perjalanan menyusuri track membuat perut kami keroncongan.

Hari semakin sore, mungkin jam setengah enam, kabut turun perlahan menerpa wajah kami, indah sekali, seperti pemandangan lembah mandalawangi, kami tersenyum dan tidak bisa mengambil foto karena ternyata kamera satu-satunya Hadi kehujanan hingga rusak total.

Rifki: Sayang banget padahal pemandangan kaya gini sulit didapatkan.

Hadi: Mau gimana lagi, kamera ane rusak gara-gara kehujanan.

Rifki: Padahal tadi disimpannya di carrier ane brader.

Hadi: Lupa ane.

Saya Senyum aja karena sangat menikmati pemandangan kabut di pos 3 Guntur.

Saat kami menikmati pemandangan kabut indah itu, hujan langsung turun besar sekali, lebih besar dari hujan yang tadi. Sontak kami langsung masuk dalam tenda yang mengkhawatirkan itu, namun air hujan tetap bisa masuk ke dalam tenda. Sial.

Akibatnya, otomatis semua pakaian yang kami bawa basah dan hanya selembar sarung yang masih ada dalam carrier, mudah-mudahan masih tetap kering. Mimpi apa tadi malam, dalam keadaan basah kuyup, hujan terus mengguyur sampai larut malam.

Kira-kira jam 9 malam hujan reda. Keadaan kami?, kebasahan, merasa sangat dingin dan segera melepas pakaian dan hanya menggunakan sehelai sarung untuk menutupi tubuh. Dari jam 9 malam, dimulailah pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur hidup.

Sepanjang malam itu, saya hanya bisa merintih di dalam sehelai sarung. Rasa dingin yang amat sangat dan pusing di kepala memaksa saya untuk tetap terjaga semalaman, nikmat sekali melihat Rifki dan Hadi tidur lelap, mungkin mereka sedang bermimpi indah.

Rasa pusing itu mungkin membuat saya berhalusinasi (atau bermimpi?) tentang sebuah kondisi yang sangat ramai, bising sekali di telinga, seakan di luar tenda adalah pasar, suaranya tidak karuan, membuat saya jengkel.

Akhirnya, Rifki dan Hadi terbangun, mungkin karena mendengar rintihan saya, mereka bercerita bahwa saya bergumam tidak karuan dan berbicara ngawur. Langsung saja mereka memeluk saya, awalnya saya menolak, namun rasa dingin membuat saya menerima pelukan mereka. Malam terus berlanjut, waktu terus berjalan.

Dalam pelukan mereka berdua, angin dingin masih saja menyiksa saya, rasanya sudah tidak tahan, badan saya pun berhenti menggigil, mungkin tubuh saya sudah tidak tahan lagi untuk sekedar menggigil saja.

Jangan sampai tertidur!, jerit saya waktu itu di dalam hati.

Dalam penderitaan dan lamunan, saya teringat sebuah berita tentang kematian seorang pendaki di gunung Slamet. Kisahnya seperti yang sedang saya alami saat ini, pendaki itu tertidur dan keesokan harinya sudah diberitakan meninggal dunia.

Astafirullahal adzim, ya Allah jangan kau matikan aku dalam keadaan seperti ini, aku masih ingin bertemu dengan kedua orang tuaku. Aku tidak ingin mati di gunung. Ya Allah, ya Allah, amin, do'aku dalam hati yang kuucapkan berulang kali.

Rifki: Brader, brader, brader, bangun brader, sadar, sadar.

Hadi menepuk-nepuk pipiku sambil memanggil-manggil namaku, pagi sebentar lagi, matahari sebentar lagi muncul, kamu bisa menghangatkan tubuhmu dengan sinar matahari nanti, bertahan Pik.

Kritis sekali keadaan malam itu, cerita Hadi seuasai turun. Kompor tidak menyala, tidak bisa menghangatkan air, sleeping bag kebasahan, tidak bisa memasukkanku ke dalam sleeping bag, alat penghangat hanya ada 3 helai sarung dan pelukan sahabat-sahabat saya.

Saat itu, yang terbayang oleh saya hanya wajah kedua orang tua, ya Allah aku masih ingin melihat wajah kedua orang tuaku, ya Allah aku masih ingin menyenangkan mereka, saya terus berteriak seperti itu. Hingga akhirnya saya bisa tertidur.

Pagi hari, sekitar jam 7 pagi, matahari sudah terbit untuk melaksanakan tugasnya menyinari bumi, saya dibangunkan oleh kedua sahabat saya. Pik bangun, Pik bangun, Pik bangun. Akhirnya saya bangun dan berjemur di bawah sinar matahari.

Sekarang, rasa pusing semalam pun yang hebat dan amat menyiksa sudah sedikit hilang, kepala sudah sedikit segar. Meskipun puncak sudah dekat, tinggal berjalan dalam hitungan tidak lebih dari satu jam, namun dua orang sahabat saya memaksa saya untuk turun kembali ke bawah. Walaupun tidak mendapatkan puncak, saya tetap bersyukur karena bisa selamat dari malam yang mematikan itu.


Baca juga: kisah meninggalnya Soe Hok Gie di puncak Mahameru.


Sahabat pendaki, sumber cerita di atas adalah sahabat saya yang benar mengalami dan dengan senang hati mau berbagi ceritanya kepada saya. Bang Opik namanya, asal Bandung.

Bila kamu berkenan untuk membagikan cerita seru, menyeramkan dan mematikanmu kepada saya, untuk saya bagikan kembali melalui blog Basecamp Para Pendaki ini, kamu bisa mengirimkannya lewat Email atau pesan ke Facebook saya.

Semoga bermanfaat dan salam lestari.
Share:

Jangan Mati di Gunung!

cara mendaki yang baik demi keselamatan

Sahabat pendaki, mohon maaf apabila judul yang saya berikan untuk tulisan ini terlalu ekstrim, sengaja saya memberikan judul seperti itu karena saya sadar bahwa mendaki gunung adalah hobi yang menyeramkan dan ekstrim.

Seberapa ekstrim hobi mendaki?, ekstrim sekali, karena nyawa adalah taruhannya. Tidak percaya?, dalam catatan sejarah pendakian, sudah banyak sekali para pendaki yang meninggal ketika mereka sedang asik menggeluti hobi mereka.


Mereka meninggal ketika menikmati keindahan alam liar, menggeluti track-track terjal, tidur dalam dekapan alam, menghabiskan waktu dalam kehangatan kebersamaan dan saat berusaha mengenal kemampuan diri sendiri. Indah memang, namun meninggal saat mendaki gunung tidak ada orang yang mengharapkannya.

Oleh karena itu, saat kamu memutuskan untuk menjadikan mendaki gunung sebagai hobi, saat itu juga kamu sedang memilih hobi ekstrim yang mengandung banyak resiko, bahkan nyawa adalah taruhannya.

Hipotermia, terjatuh ke jurang, tersesat ke dalam hutan rimba, bertemu dengan hewan buas, menghirup gas beracun, kelaparan dalam situasi kritis, memakan tumbuhan beracun saat survival adalah serentetan resiko yang harus kamu hadapi saat mendaki gunung.

Namun, pada jaman pamer sosial media seperti sekarang, banyak para pendaki yang memamerkan foto keren mereka saat berada di puncak gunung-gunung tertinggi, sehingga anak muda sekarang berbondong-bondong mendaki gunung tanpa tahu resiko yang mereka hadapi dan apa yang sedang mereka pertaruhkan.


Kenyataannya, mendaki tanpa tahu tentang apa pun, tidak tahu pengetahuan yang dibutuhkan saat hendak mendaki, seperti pengetahuan tentang hipotermia, survival skill, tips aman mendaki, perlengkapan apa saja yang harus dibawa dan makanan sehat di dalam pendakian akan meningkatkan resiko-resiko yang harus dihadapi.

Bukan hanya itu, mendaki tanpa tahu apa pun dan hanya ingin mendapatkan foto keren seperti foto yang kamu lihat di sosial media hanya akan merusak kelestarian alam.

Lihat saja, karena banyaknya anak muda yang berbondong-bondong mendaki gunung, hanya dengan tujuan mendapatkan foto keren dan narsis di media sosial, alam pun menjadi korban, banyak sampah berserakan di atas gunung, banyak pepohonan yang dikuliti dan banyak batu-batu cadas yang ditulisi dengan tip-x atau spidol. Banyak para pendaki yang melakukan vandalisme.

Menurut saya, karena resiko yang akan kamu hadapi sangat besar, bahkan nyawa sebagai taruhannya. Lebih baik jangan mendaki dan buang hobi mendaki dari kehidupanmu apabila kamu tidak mau belajar tentang pengetahuan-pengetahuan dasar yang dibutuhkan saat kamu mendaki gunung.

Jangan mendaki gunung apabila kamu belum tahu sama sekali tentang ilmu-ilmu survival skill, pengetahuan tentang hipotermia dan tidak mau menjaga kelestarian alam. Nyawa sendiri dan alam bisa menjadi korban sebab pendakianmu. Jangan mau mati karena hobi mendaki.

Sekarang coba saja bayangkan, apabila semua pendaki gunung mengetahui ilmu dasar survival skill, tidak akan terdengar lagi berita tentang pendaki gunung yang hilang berhari-berhari.

Apabila para pendaki tidak mementingkan foto keren dan narsis di sosial media, tidak akan ada lagi berita menyedihkan yang mengatakan tentang pendaki yang jatuh ke dalam jurang.


Apabila para pendaki mengetahui tentang pengertian, penyebab, cara mencegah, gejala dan cara mengatasi hipotermia, tidak akan ada lagi pendaki yang menjadi korban keganasan hipotermia.


Baca juga: gunung Guntur, malam paling menyebalkan seumur hidupku.

 
Apabila para pendaki memperhatikan kelestarian alam, tidak akan terlihat lagi sampah di gunung, pohon yang dikuliti dan batu yang ditulisi.

Kedengarannya saja begitu indah, begitu aman dunia pendakian ini, tidak ada resiko dan nyawa yang harus kita pertaruhkan saat kita mendaki gunung.

Oleh sebab itu, menjadi seorang pendaki gunung bukan hanya rajin naik ke gunung-gunung tertinggi, rajin posting foto keren dengan background pemandangan puncak-puncak gunung tertinggi atau hanya memiliki carrier yang besar.

Menjadi pendaki gunung, harus mau belajar pengetahuan tentang apa pun yang sekiranya bisa membantumu selamat saat mendaki gunung dan peduli terhadap kelestarian alam, jangan pernah mau mati karena hobi mendaki gunung.

Demikian tulisan ini saya sampaikan, semoga bermanfaat dan salam lestari.
Share:

Gejala dan Cara Mencegahi Hipotermia Saat Kamu Mendaki Gunung

gejala dan cara mengatasi hipotermia

Dalam catatan sejarah pendaki gunung, hipotermia sudah banyak sekali memakan korban pendaki, mungkin hal ini disebabkan karena banyaknya pendaki yang tidak mengenal gejala hipotermia dan tidak tahu banyak tentang cara mengatasi hipotermia.

Sejauh ini, hipotermia adalah momok yang sangat menakutkan bagi kalangan para pendaki gunung, pasalnya hipotermia bisa mengakibatkan kerusakan pada organisme tubuh bagian dalam, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Bercermin pada kondisi seperti di atas, banyak pendaki yang menjadi korban keganasan hipotermia dan tidak banyak pendaki gunung yang mengetahui gejala dan cara mengatasinya. di bawah sini saya sudah menyiapkan tulisan yang membahas,

Gejala-Gejala Hipotermia

Menderita hipotermia tingkat menengah akan mengalami gejala-gejala seperti berikut.

  • Merasa ngantuk atau lemas yang amat sangat.
  • Berbicara hal-hal yang tidak jelas, atau bergumam sendiri.
  • Menggigil sebagai upaya tubuh untuk menghangatkan suhu tubuh kembali.
  • Merasa bingung dan linglung.
  • Kehilangan akal sehat, sehingga dia akan membuka bajunya walaupun udara di sekitar sangat dingin.
  • Terasa sulit bergerak dan sulit mengendalikan pergerakan anggota tubuh.
  • Sulit bernapas, sesak dan pendek.

Apabila tidak segera dilakukan pencegahan, maka hipotermia tingkat menengah akan berkembang menjadi hipotermia tingkat parah yang gejala-gejalanya seperti berikut.


  • Berhenti menggigil karena tubuh sudah tidak kuat.
  • Kesadaran akan semakin menurun, bahkan pingsan.
  • Pupil mata semakin melebar atau membengkak.
  • Napas semakin sesak, bahkan berhenti bernapas.
  • Denyut nadi akan semakin lemah, tidak teratur bahkan tidak berdenyut sama sekali.


Demikian adalah gejala-gejala yang akan melanda kepada seseorang yang terkena hipotermia, baik hipotermia tingkat rendah dan hipotermia tingkat parah, apabila teman pendakianmu ada yang mengalami gejala-gejala di atas, hal yang harus segera kamu perbuat adalah.

Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung

Apabila temanmu masih sadarkan diri.

1. Segera Ganti Baju Basah yang Dia Kenakan.


Apabila temanmu yang terjangkit hipotermia mengenakan baju yang basah, baik karena kehujanan atau keringat, segeralah gantikan pakaiannya dengan baju yang kering supaya suhu tubuhnya tidak semakin menurun.

Ingat, bertindaklah hati-hati saat menggantikan baju korban, karena penderita hipotermia rentan sekali dengan goncangan, goncangan yang berlebih bisa memicu serangan jantung. Dilarang juga untuk menggosok-gosok tangan dan kaki penderita.

2. Berikan Minuman Hangat.


Setelah itu, berikan minuman hangat kepadanya sebagai upaya untuk menaikan suhu tubuh yang menurun, namun perlu diingat, jangan sampai memberikan minuman yang mengandung kafein dan alkohol, karna hal itu bisa mengakibatkan hal yang tidak diinginkan.

3. Berikan Makanan yang Mengandung Kalori Tinggi.


Dalam usaha mengembalikan suhu tubuh yang menurun, tubuh penderita sangat membutuhkan kalori yang cukup banyak, oleh sebab itu, bantulah penderita dengan memberinya asupan kalori melalui makanan yang mengandung kalori tinggi, seperti oatmeal, kurma, madu, gula merah atau makanan yang lainnya.

4. Ajak Penderita Untuk Bergerak.


Setelah berhasil menaikkan suhu tubuhnya, sekarang ajaklah penderita untuk bergerak supaya suhu tubuhnya semakin naik dan suhu panas di dalam tubuhnya kembali. Namun ingat, jangan sampai penderita bergerak terlalu banyak sehingga tubuh penderita berkeringat, karena keringat bisa menjangkit kembali hipotermia kepada penderita.

5. Membuat Api Unggun di Sekitar Tenda.


Hal terakhir saat penderita sudah berada dalam kondisi normal, kamu bisa membuat api unggun di dekat tubuh penderita supaya udara di sekitar tidak terlalu dingin.

6. Segera Bawa Turun.


Sesudah bisa bergerak dan terlihat sembuh total, jangan melanjutkan perjalanan, segeralah bawa turun penderita, jangan biarkan penderita terlalu lama di dalam kondisi udara yang dingin, karena penderita masih rentan terkena hipotermia kembali.

Apabila temanmu sudah tidak sadarkan diri.

  1. Gantikan baju basah dengan baju kering. Dengan hati-hati dan perlahan.
  2. Lapisi tanah dengan selimut terlebih dahulu sebelum membaringkan tubuh penderita.
  3. Masukkan tubuh penderita ke dalam sleeping bag, jauhkan dari udara dingin.
  4. Berikan nafas buatan.
  5. Kompres tubuh penderita dengan anduk kering yang sudah dihangatkan atau botol yang berisi air hangat, kompres harus ditempatkan di leher, dada dan selangkangan, jangan ditempatkan di bagian kaki dan tangan karena bisa mengakibatkan darah dingin terdorong ke paru-paru, jantung dan otak.
  6. Peluk penderita untuk mengirimkan suhu panas, jika perlu, di dalam sleeping bag, buka baju penderita dan bajumu karena sentuhan kulit dengan kulit lebih efektif untuk mengirimkan suhu panas.
  7. Usahakan agar penderita tetap sadar, tidak tertidur atau pingsan, sebut terus namanya, ajak berbicara dan tepuk-tepuk pipinya dengan perlahan.
  8. Segera bawa turun penderita ke bawah gunung.


Baca juga: mengetahui pengertian, penyebab dan cara mencegah hipotermia.


Demikian adalah gejala dan cara mengatasi hipotermia di tengah-tengah pendakian, apabila ada hal yang ingin ditanyakan, kamu boleh menanyakannya di bawah melalui komentar dan jangan lupa untuk membagikan tulisan ini supaya semua pendaki gunung bisa terbebas dari momok menakutkan ini, hipotermia. Jika perlu copy tulisan ini dan simpan dalam draft handphone-mu.
Share:

Pengertian, Penyebab dan Cara Mengatasi Hipotermia Saat Mendaki Gunung

mengetahui penyebab dan cara mencegah hipotermia

Hipotermia, seolah adalah musuh dan ancaman dalam setiap pendakian yang kita lakukan, banyak para pendaki senior yang memperingatkan atas kehadiran hipotermia di gunung, kemudian kita mulai bertanya, apa itu hipotermia?, bagaimana pengertian hipotermia?, apa penyebab hipotermia?, kenapa hipotermia selalu mengancam para pendaki gunung?,

Memang perlu diketahui, bahwa bagi para pendaki gunung, orang-orang yang sering melakukan kegiatan di alam liar, hipotermia adalah ancaman besar yang bisa membuatmu tidak berdaya dan merenggut nyawa. Bahaya sekali apabila sama sekali tidak tahu tentang hipotermia.

Sebagai seorang pendaki gunung, pengetahuan dasar tentang hipotermia adalah kewajiban yang harus dipelajari, bahkan dalam tulisan ini saya akan mengatakan bahwa,



Lebih baik jangan coba-coba mendaki gunung apabila kamu tidak tahu sama sekali apa itu hipotermia, karena hal yang kamu pertaruhkan adalah nyawa dan kehidupan.

Lantas, apa itu hipotermia?, ini dia,


Pengertian Hipotermia

Hipotermia adalah sebuah penyakit yang patut diwaspadai oleh semua orang, terutama oleh orang-orang yang hobi mendaki gunung, karena banyak sekali kasus para pendaki gunung yang menjadi korban hipotermia. Apabila tidak bertindak cepat dalam menanganinya, hipotermia bisa menyebabkan kematian.

Hipotermia adalah sebuah kondisi di mana tubuh mengalami kedinginan yang amat sangat, sehingga suhu tubuh menurun dan kurang dari suhu normal tubuh, yakni 35 celcius. Dalam kondisi seperti itu, mekanisme tubuh akan kesulitan dalam mengatur suhu tubuh dan mengatasi tekanan suhu dingin yang berada di sekitar.



Penyebab Hipotermia

1. Kurang Memperhatikan Anak-Anak

Penyakit ini sangat rentan menyerang anak-anak, hal ini disebabkan masih lemahnya kemampuan tubuh mereka dalam mengendalikan temperatur tubuh dan terkadang mengabaikan udara dingin karena terlalu asik bermain.

2. Mengkomsumsi Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Orang yang mengkomsumsi alkohol dan obat-obatan yang dilarang pun lebih rentan terkena hipotermia. Alkohol dapat menyebabkan melebarkan pembuluh darah dan membuat banyak darah berada di permukaan kulit, situasi seperti ini dapat mempercepat pelepasan suhu panas di dalam tubuh.

Obat-obatan terlarang pun bisa mengakibatkan hipotermia, hal ini disebabkan karena orang yang mengkomsumsi obat-obatan terlarang terkadang tidak sadar terhadap situasi di sekitar, termasuk cuaca yang sangat dingin.

3. Terlalu Lama Berada Dalam Udara Dingin

Berada di gunung, di malam hari, tentunya sangat dingin karena angin yang berhembus sangat dingin, menusuk bagaikan pisau, dan udara lembab di ketinggian pun membuat suhu di sekitar menjadi sangat dingin.

Berada terlalu lama dalam kondisi cuaca di gunung yang seperti itu bisa menyebabkan siapa pun yang berada di gunung pada malam hari terkena resiko hipotermia.

Demikian adalah beberapa penyebab hipotermia, setelah mengetahui penyebabnya, sekarang kita sudah bisa memastikan hal apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk mencegah hipotermia ketika mendaki gunung, berikut di bawah ini.


Cara Mencegah Hipotermia Ketika Mendaki Gunung

1. Lebih Baik, Tidak Membawa Anak-Anak Saat Mendaki Gunung

Baru-baru ini, kita semua dibuat terkejut oleh banyaknya orang tua yang mengikut sertakan anak mereka dalam kegiatan mendaki gunung. Hebat, anak kecil sudah mendaki banyak gunung, mengalahkan banyak orang dewasa, pikir para orang tua.

Padahal, membawa anak dalam sebuah pendakian mengandung resiko besar untuk anak-anak mereka, anak-anak lebih rentan terkena hipotermia di atas gunung. Lebih baik jangan membawa anak saat mendaki, kecuali bagi para pendaki yang sudah berpengalaman dan tahu cara pencegahan hipotermia terhadap anak-anak.

2. Saat Mendaki Gunung, Jangan Mengkomsumsi Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Masih ingat dengan film Pencarian Terakhir?, yup, film itu menceritakan sekumpulan anak muda yang mengadakan pesta minuman keras di atas gunung, akhirnya para pemuda itu tersesat dan harus diselamatkan oleh regu pencari.

Tidak bisa dipungkiri, banyak para pendaki yang membawa minuman keras di dalam pendakian, mereka beralasan bahwa minuman keras berfungsi sebagai penghangat tubuh. Tapi, apakah kamu tahu bahwa mengkomsumsi minuman keras meningkatkan resiko terkena hipotermia. Alasannya sudah saya sampaikan di atas.

3. Jangan Terlalu Lama Beristirahat di Tengah-Tengah Perjalanan

Istirahat atau break adalah sebuah keharusan apabila kamu merasa lelah di tengah-tengah pendakian, jangan memaksakan, namun hal yang perlu di garis bawahi adalah jangan terlalu lama ketika istirahat.

Hal itu bisa mengakibatkan penurunan suhu tubuh secara drastis, angin dingin di atas gunung dan menggunakan baju yang berkeringat mampu meningkatkan penurunan suhu dingin di dalam tubuhmu.

4. Segera Ganti Bajumu Setelah Mendirikan Tenda

Dalam daftar perlengkapan mendaki gunung, kamu harus membawa dua baju, satu untuk perjalanan dan satu untuk tidur. Jangan sampai kamu memakai satu baju untuk perjalanan dan tidur.

Baju yang dipakai dalam perjalanan mendaki gunung, disadari atau tidak, pasti sudah basah dengan keringat. Sedangkan, memakai baju yang basah di atas gunung bisa mengakibatkan tubuhmu kedinginan hebat yang berujung kepada hipotermia.

Oleh sebab itu, sebelum kamu tidur, hendaknya mengganti baju terlebih dahulu supaya keadaan tubuhmu tetap kering dan hangat.

5. Jangan Menggunakan Celana Jeans Untuk Mendaki

Kalo kamu menggunakan celana jin, lantas jin mau pakai celana siapa. Hehe. Sangat tidak dianjurkan memakai celana jean di dalam pendakian, karena efek buruknya banyak. Selain mengurangi ruang gerak kaki, celana jean pun berat dan tidak mudah kering saat kebasahan, baik karena kehujanan atau terkena keringat.

6. Pakailah Pakaian Dengan Ukuran yang Pas

Dengan mengenakan pakaian yang ukurannya sesuai dengan tubuh kamu, kamu akan merasa lebih hangat dibanding saat mengenakan pakaian yang ketat, pakaian yang ukurannya sesuai akan menciptakan sirkulasi udara hangat di antara kulit dan pakaianmu.

7. Gunakanlah Perlengkapan Mendaki Gunung yang Membuat Tubuhmu Hangat

Ketika mendaki, hendaknya kamu menggunakan topi rimba, syal, sarung tangan, kaos kaki, sleeping bag dan sepatu gunung yang kedap air atau waterpoof supaya kehangatan tubuhmu tetap terjaga.

8. Membawa Perbekalan Minuman Hangat

Jangan lupa membawa perbekalan minuman yang hangat, seperti kopi, coklat seduh atau wedang, namun jangan pernah membawa minuman yang beralkohol.


Baca juga: Penting, kenali gejala dan cara mengangatasi hipotermia saat berada dalam pendakian.

 
Demikian adalah pembahasan tentang pengertian hipotermia, penyebab hipotermia dan cara mencegah hipotermia, setelah mengetahuinya, semoga kita bisa terbebas dari ancaman hipotermia saat melakukan pendakian gunung.

Jangan lupa untuk membagikan tulisan ini, supaya tidak ada lagi teman pendaki lain yang harus menjadi korban hipotermia. Salam lestari.
Share:

Search This Blog

Powered by Blogger.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script>      (adsbygoo...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.