• This is default featured slide 1 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

10 Gunung Berapi di Inonesia yang Paling Aktif

gunung berapi yang paling aktif

Sebelum membaca lebih lanjut, saya sarankan supaya kamu membaca tingkatan status gunung berapi di Indonesia terlebih dahulu, dengan membacanya, kamu akan mengetahui bahaya apa saja apabila sebuah gunung berapi meletus dan tragedi gunung-gunung dengan letusan terdahsyat yang pernah terjadi di Indonesia.



Sesudah membacanya, mari lanjutkan pada tujuan kenapa artikel ini dibuat. Yakni, mengetahui 10 gunung berapi paling aktif di Indonesia. Kenapa hal ini sangat menarik untuk diulas?, karena Indonesia termasuk salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dan masuk dalam jajaran negara-negara yang masuk dalam Pacific Ring Of Fire atau sabuk gempa pasifik. Langsung saja di bawah sini;


10 Gunung Berapi di Indonesia yang Paling Aktif

1. Gunung Merapi



Gunung dengan ketinggian 2.968 mdpl, terletak di pulau Jawa bagian tengah, berdiri gagah di 4 kabupaten sekaligus. Yaitu kabupaten Magelang, Klaten, Boyolali dan kabupaten Sleman. Sejak tahun 2004, gunung Merapi masuk dalam kawasan TNGM, Taman Nasional Gunung Merapi.

Sejak tanggal 3 Agustus 2011, gunung ini dinyatakan berstatus waspada dan sewaktu-waktu bisa meningkat secara tiba-tiba. Saat kamu menjamahinya, selalulah bersikap waspada. Kenapa gunung Merapi masuk dalam tulisan ini?, sebab, menurut catatan modern, sejak tahun 1548, gunung ini sudah pernah meletus sebanyak 68 kali, meletus pada 2 sampai 5 tahun sekali.

2. Gunung Sinabung

Memiliki ketinggian 2.451 mdpl, terletak di kabupaten Karo, Sumatra Utara. Gunung ini adalah gunung tertinggi urutan ke-2 di provinsi Sumut. Berada di dekat gunung Sibayak, menjadikan kedua gunung ini adalah dua gunung berapi yang berdampingan. Tapi gunung Sibayak tidak seaktif gunung Sinabung.

Dalam catatan sejarah, sejak tahun 1600 M, gunung Sinabung tidak pernah aktif lagi. Namun pada tahun 2010, gunung ini memperlihatkan keangkuhannya, dia aktif kembali dan meletus di tahun 2010. Kemudian terjadi lagi di tahun 2013 dan terakhir, gunung Sinabung meletus di tahun 2016. Sampai saat ini, gunung Sinabung berstatus waspada.

3. Gunung Kelud

Puncak tertinggi berada pada ketinggian 1.731 mdpl, terletak di perbatasan 3 kabupaten. Yaitu, kabupaten Malang, Blitar dan kabupaten Kediri, Jawa Timur. Hal ini mengakibatkan terjadinya persengketaan antara kabupaten Kediri dan kabupaten Blitar. Mereka sama-sama mengklaim bahwa gunung Kelud termasuk dalam wilayah mereka.

Banyak orang yang salah saat menulis Kelud, mereka menuliskannya dengan Kelut, mungkin hal ini disebabkan karena saat Belanda menguasai Indonesia, para menir itu memanggil Kelud dengan sebutan Klut.

Gunung Kelud adalah salah satu gunung berapi paling aktif di bumi pertiwi. Tercatat, sejak tahun 1000 M, gunung ini sudah meletus sebanyak 30 kali. Letusan paling mematikan adalah letusan yang terjadi pada tahun 1919 yang mengorbankan 5.160 jiwa. Pada tahun 2014 adalah letusannya yang terakhir. Sampai saat ini, gunung Kelud dalam status waspada.

4. Gunung Bromo

Nama Bromo sendiri diambil dari seorang Dewa dalam agama Hindu, yaitu dewa Brahma. Memiliki ketinggian 2.329 mdpl dan terletak di 4 kabupaten sekaligus. Yakni, kabupaten Pasuruan, Lumajang, Malang dan kabupaten Probolinggo. Gunung Bromo masuk dalam kawasan TNBTS, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Tercatat, selama abad 20 dan abad 21, gunung Bromo sudah meletus sebanyak 68 kali, dengan kalkulasi setiap 30 tahun sekali. Letusan paling dahsyat terjadi pada tahun 1974 dan tahun 2015 adalah letusannya yang terakhir. Sampai saat ini, gunung Bromo ditetapkan berstatus siaga.

5. Gunung Kerinci

Gunung Kerinci, dikenal juga sebagai gunung Gadang. Terletak di perbatasan antara provinsi Jambi dan Sumatra Barat. Ketinggiannya mencapai 3.805 mdpl, menjadikan gunung Kerinci sebagai gunung berapi tertinggi di Indonesia, gunung tertinggi di Sumatra dan gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di luar Papua. Gunung ini masuk dalam kawasan TNKS, Taman Nasional Kerinci Seblat, merupakan habitat asli Badak Sumatra dan Harimau Sumatra.

Gunung Kerinci adalah gunung berapi yang termasuk dalam kategori tipe A, yaitu gunung yang pernah meletus, setidaknya satu kali, sejak pencatatan pada tahun 1600 M, tahun 2009 adalah tahun dimana gunung Kerinci mengalami letusan yang terakhir kalinya sampai sekarang. Hingga saat ini, gunung Kerinci berstatus waspada.

6. Gunung Egon

Ketinggiannya mencapai 1.703 mdpl, terletak di wilayah timur dari ibu kota kabupaten Sikka, pulau Flores, NTT. Gunung ini adalah tujuan para pendaki gunung saat mereka berkunjung ke pulau Flores, menyuguhkan pengalaman petualangan yang tidak akan dilupakan oleh orang-orang yang pernah menjamahinya.

Setelah 75 tahun istirahat, tahun 2006, gunung ini memperlihatkan tanda-tanda aktif kembali dan statusnya meningkat jadi siaga. 2008 adalah letusan terakhirnya dan pada tahun 1925 adalah letusannya yang paling dahsyat. Kita bisa melihat kedahsyatan letusan gunung Egon pada masa lampau lewat kawahnya yang besar dan menganga. Membuat takjub, saat kamu menyaksikannya.

7. Gunung Karangetang

Terletak di kabupaten Siau Tagulandang Biaro, ketinggiannya mencapai 1.827 mdpl. Salah satu hal unik dari gunung Karangetang adalah fakta bahwa gunung ini pernah dibaptis oleh pendeta yang bernama Yohanis. Gunung Karangetang adalah satu-satunya gunung di dunia yang pernah dibaptis.

Pada tahun 1675, gunung Karangetang mengalami letusan, dan letusan pada tahun itu disebut-sebut sebagai letusan paling dahsyat gunung Karangetang. Mengeluarkan lava dan mengalirkannya ke rumah-rumah penduduk, sangat mengerikan. Tercatat, sejak tahun 1675, gunung ini mengalami erupsi sebanyak 41 kali. Terakhir meletus pada tahun 2010 dan 2011. Saat ini, gunung Karangetang berstatus siaga.

8. Gunung Awu

Dengan ketinggian 1.320 mdpl. Gunung Awu terletak di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Indonesia. Gunung ini pernah meletus dengan skala dahsyat pada tahun 1711, 1812, 1856, 1892 dan 1966, menyebabkan korban sebanyak 8000 jiwa, 7777 rumah hancur dan menenggelamkan sebagian daratan pulau Sangihe, menyisakan pulau-pulau kecil yang tersebar di antara pulau Nusa hingga pulau Marore.

9. Gunung Lokon

Ketinggiannya mencapai 1.580 mdpl, berdiri gagah di Sulawesi Utara. Gunung Lokon termasuk dalam jajaran gunung-gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sejarah modern mencatat bahwa gunung Lokon pernah meletus pada tahun 1951, 1991, 2001 dan terakhir pada tahun 2011.

Letusan paling dahsyat gunung Lokon adalah letusan yang terjadi pada tahun 1991. Kedahsyatan itu digambarkan oleh fakta yang mengatakan bahwa letusan itu mengakibatkan kerugian material sebesar Rp. 1 miliar. Ribuan warga desa Kinilow, Kakaskasen I, Kakaskasen II dan desa Tinoor harus dievakuasi secara besar-besaran.

Sebab, ribuan atap rumah penduduk desa-desa tersebut telah hancur diterjang jatuhan batu dan debu setebal 20 cm. Sejak bencana tersebut, ada seorang turis asal Swis bernama Vivian Clavel yang tidak pernah ditemukan sampai sekarang.

Baca juga: 8 jalur pendakian paling ekstrim di Indonesia

10. Gunung Soputan

Terletak di Sulawesi Utara, gunung Soputan memiliki ketinggian mencapai 1.784 mdpl. Catatan menunjukan, sejak tahun 1785, gunung ini sudah meletus sebanyak 40 kali. Dalam beberapa waktu, letusan tersebut hampir satu tahun sekali. Letusan terakhir, terjadi pada tahun 2012. Sejak tahun 2016, gunung Soputan berstatus siaga.



Demikian adalah 10 gunung berapi di Indonesia yang paling aktif. Sebelum melakukan pendakian di 10 gunung tersebut, selalulah mengecek statusnya, hal ini untuk menjaga keselamatanmu. Terimakasih.
Share:

4 Tingkatan Status Gunung Berapi di Indonesia, Seorang Pendaki Harus Tahu

4 tingkatan status gunung berapi di indonesia

Indonesia, adalah salah satu negara yang memiliki gunung berapi terbanyak di dunia. Tepatnya, Indonesia menyimpan 127 gunung berapi yang tersebar di antara Sabang sampai Meroke, 4 gunung berstatus Siaga dan 17 gunung berstatus Waspada. 21 gunung berapi aktif tersebut terletak di lingkungan 5 juta penduduk. Dalam kata lain, apabila ke-21 gunung aktif tersebut tiba-tiba meletus, maka 5 juta penduduk Indonesia berada dalam resiko.

Ngeri bukan?, hal ini diakibatkan karena Indonesia termasuk dalam bagian Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire, mulai dari Selandia Baru sampai Nikaragua. Jajaran negara-negara yang berada dalam cincin api Pasifik dikenal juga sebagai sabuk gempa Pasifik.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya apabila semua pendaki Indonesia membekali diri dengan pengetahuan tentang gunung berapi sebelum melakukan sebuah pendakian. Baik itu tentang beberapa tingkatan status gunung berapi, tingkatan resiko apabila gunung berapi meletus dan beberapa gunung berapi Indonesia yang berbahaya.

Kita tahu, di balik keseruan, manfaat mendaki dan pengalaman yang didapat. Mendaki juga memiliki beberapa resiko, termasuk meningkatnya status gunung yang sedang kita daki. Pasti kamu tidak ingin gunung yang sedang dijamahi tiba-tiba aktif atau mengeluarkan erupsi.

Bahkan, dalam beberapa kisah pendakian yang tersebar di internet, saya sering membaca tentang seorang yang terperangkap di atas gunung yang sedang erupsi. Akibatnya?, harus segera dievakuasi oleh pihak pengelola yang bertanggung jawab. Beruntung kalau selamat, tapi kalau pengelola terlambat?.

Meskipun sebagai pendaki kita faham bahwa saat berhadapan dengan alam liar, kita adalah makhluk lemah dan tidak berdaya. seolah, apabila alam sudah tidak bersahabat, sekalipun kita tidak melakukan kesalahan, maka keselamatan bisa terancam sewaktu-waktu, di atas gunung kapan pun, bisa terjadi apapun.

Tapi, paling tidak bahaya seperti erupsi tentu bisa kita hindari apabila kita tahu beberapa tingkatan status gunung berapi dan selalu mengecek status gunung yang akan kita daki. Jangan sampai berbuat ceroboh, melakukan pendakian tanpa melakukan sedikit pun pengamatan kepada gunung yang akan didaki. Resikonya terlalu berharga.

Jadi, sebagai orang-orang yang rajin bergelut dengan alam liar dan senang sekali melakukan petualangan di jalur pendakian gunung-gunung tertinggi, mari kita sama-sama mempelajari beberapa status gunung berapi di Indonesia. Pengetahuan tentang hal ini pasti akan sangat berguna saat kamu merencanakan melakukan sebuah pendakian di salah satu gunung berapi di Indonesia. Berikut di bawah ini;


4 Tingkatan Status Gunung Berapi di Indonesia

1. Normal

Dengan simbol berwarna hijau, status ini menggambarkan apabila suatu gunung tidak menunjukan aktifitas apapun, termasuk tekanan magma, dan tidak menunjukan gejala peningkatan status, baik berdasarkan hasil pengamatan visual atau penelitian secara instrumental.

Gunung berapi berstatus normal adalah gunung yang aman-aman saja didaki. Kamu bisa langsung melakukan pendakian di atasnya tanpa khawatir akan resiko peningkatan status.

Makna;


  • Tidak menunjukan aktifitas tekanan magma
  • Level aktifitas paling dasar


Tindakan;


  1. Melakukan pengamatan secara berkala
  2. Melakukan survei dan penyelidikan secara rutin


2. Waspada

Dengan simbol warna kuning, status ini menggambarkan apabila sebuah gunung mengalami gejala peningkatan status. Bisa berupa aktifitas apapun, termasuk peningkatan seismik, kejadian vulkanis atau aktifitas magma, tektonik dan hidrotermal. Biasanya gunung dengan status waspada akan mengalami gempa tremor hingga gempa vulkanik.

Gunung berapi dengan status waspada masih cukup aman apabila kamu hendak melakukan sebuah pendakian. Tapi tetap harus waspada, karena gunung tersebut, sewaktu-waktu bisa mengalami peningkatan status.

Makna;


  • Terdapat aktifitas, dalam bentuk apapun
  • Mengalami peningkatan status dari level normal
  • Peningkatan aktifitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  • Mengalami sedikit peningkatan aktifitas karena ada aktifitas magma, tektonik dan hidrotermal


Tindakan;


  1. Melakukan sosialisasi atau penyuluhan
  2. Menilai tingkatan bahaya
  3. Mengecek sarana darurat
  4. Melaksanakan pengamatan terbatas


3. Siaga

Dengan simbol warna orange, status siaga menandakan bahwa suatu gunung sedang mengalami aktifitas yang signifikan. Baik saat diamati secara visual atau secara instrumental.

Gunung berstatus siaga biasanya sedang menunjukan bahwa dia mengalami peningkatan aktifitas seismik yang intensif dan bisa mengakibatkan letusan dan bencana. Apabila tren terus menunjukan kepada aktifitas gunung yang meningkat, sangat mungkin gunung tersebut akan meletus dalam waktu 2 minggu ke depan.

Biasanya, gunung dengan status siaga masih dibuka untuk pendakian dan pariwisata. Dengan syarat, orang-orang yang mengunjungi gunung tersebut bersikap siaga kepada kemungkinan terjadinya peningkatan status dan erupsi gunung. Mengingat resikonya sedemikian rupa, lebih baik kamu tidak ngotot mendaki gunung berstatus siaga. Toh, masih banyak gunung lainnya.

Makna;


  • Menggambarkan gunung berapi sedang bergerak ke arah letusan dan bisa menimbulkan bencana
  • Adanya aktifitas seisimik yang intensif
  • Terdapatnya data dari penelitian yang menunjukan bahwa gunung bisa segera meletus dan menuju pada keadaan yang menimbulkan bencana
  • Bila tren aktifitas masih meningkat, gunung bisa meletus dalam waktu dua minggu ke depan


Tindakan;


  1. Melakukan penyuluhan kepada penduduk di wilayah yang terancam
  2. Menyiapkan sarana darurat
  3. Melakukan koordinasi setiap hari
  4. Melaksanakan pengamatan penuh


4. Awas

Dengan simbol warna merah, menandakan bahwa suatu gunung berapi sedang atau akan mengalami letusan, dan bisa menimbulkan bencana. Aktifitas petama, diawali dengan letusan abu dan asap. Bahkan, gunung tersebut berpeluang meletus dalam waktu 24 jam ke depan.

Gunung berstatus awas akan ditutup untuk kegiatan apapun, baik pendakian atau pariwisata. Bahkan, kita dilarang mendekati gunung dengan status awas, dalam radius tertentu. Apalagi melakukan pendakian?. Jadi jangan pernah berfikir untuk melakukan pendakian di gunung berstatus awas. Terkecuali, kamu sudah tidak sayang kepada nyawamu.

Makna;


  • Menandakan bahwa suatu gunung berapi akan atau sedang mengalami letusan dan bencana
  • Letusan diawali dengan semburan asap dan abu
  • Letusan besar bisa terjadi dalam waktu 24 jam


Tindakan;


  1. Melakukan penyuluhan dengan mengosongkan wilayah yang terancam terkena bencana
  2. Melakukan koordinasi harian
  3. Piket penuh


Demikian adalah informasi tentang 4 tingkatan status gunung berapi di Indonesia yang bisa saya sampaikan. Kemudian, apa yang terjadi apabila sebuah gunung berapi meletus?.

Sebuah bencana letusan gunung berapi bisa mengakibatkan menyemburnya magma yang terdapat di bawah gunung, magma itu terdorong keluar berupa lava dan lahar. Selain itu, meletusnya gunung berapi bisa mengakibatkan aliran lumpur panas, menyebarnya awan panas, abu, gas beracun, kebakaran hutan, gelombang tsunami, dan gempa bumi.

Menurut ilmu geologi, kawasan-kawasan yang terancam terkena dampak letusan gunung berapi terbagi menjadi 3 tipe. Berikut di bawah ini;

Tipe A

Yaitu kawasan yang berpotensi dilanda banjir lahar, sangat mungkin terkena awan panas dan aliran lava. Selama letusan sedang terjadi, kawasan ini terancam terkena jatuhan beberapa material, seperti lontaran batu pijar dan hujan abu yang lebat.

Tipe B

Yakni kawasan yang terancam dilanda oleh aliran lava, awan panas, lontaran batu pijar, hujan lumpur panas, hujan abu yang lebat dan semburan gas beracun.

Tipe C

Yaitu kawasan yang sering terkena aliran lava, hujan abu yang lebat, lontaran batu pijar, awan panas, hujan lumpur panas dan gas beracun. Merupakan kawasan yang sangat rentan terkena dampak dari letusan gunung berapi yang sering meletus. Bukan kawasan ideal untuk ditinggali.

Sementara, menurut kalangan vulkanologi Indonesia, gunung berapi terbagi menjadi 3 tipe, hal ini diambil dari catatan letusan atau erupsi gunung-gunung berapi di Indonesia. Berikut di bawah ini;

Tipe A

Yaitu jajaran gunung berapi yang pernah mengalami erupsi, setidaknya satu kali, semenjak tahun 1600 M.

Tipe B

Yakni gunung-gunung berapi yang belum pernah mengalami erupsi magmatik, namun masih aktif memperlihatkan aktifitas vulkanik, seperti aktifitas soltafara, sejak tahun 1600 M.

Tipe C

Yaitu gunung berapi yang sejarah erupsinya tidak diketahui oleh sejarah, namun memperlihatkan indikasi-indikasi aktifitas di masa lampau, seperti terdapatnya lapangan soltafara pada tingkatan lemah.


[Informasi Tambahan]

Sejarah tentang letusan gunung berapi di Indonesia sangat dikenal oleh masyarakat dunia. Bahkan, beberapa letusan yang terjadi di Indonesia, membuat perubahan iklim dunia. Berikut adalah 2 letusan paling dahsyat sepanjang sejarah Indonesia;

Letusan Gunung Krakatau

Tanggal 26 sampai 27 Agustus 1883 adalah hari dimana letusan dahsyat gunung Krakatau terjadi. Menyebabkan bencana besar, bak kiamat di beberapa wilayah, termasuk Banten. Kebanyakan penduduk meninggal terkena muntahan material batuan panas.

Letusan gunung ini mengakibatkan terjadinya tsunami, berdampak pada iklim dunia akibat erupsi gunung Krakatau dalam beberapa waktu. Setelahnya, Anak Krakatau lahir akibat tumpukan vulkanik dari gunung Krakatau.

Letusan Gunung Tambora

Tahun 1815, gunung Tambora memborbardir beberapa wilayah di Sumbawa. Beberapa ahli sejarah sepakat bahwa letusan Tambora adalah salah satu letusan gunung berapi terdahsyat di dunia, letusannya sebanding dengan ratusan ribu bom atom yang diledakan dalam satu waktu.

Letusan ini mengakibatkan 71.000 orang harus meninggal dunia, beberapa negara di belahan utara dunia tidak mengalami musim panas dalam beberapa tahun. Tambah dahsyat, beberapa negara Eropa diserang oleh wabah tipus.

Demikian adalah 2 letusan gunung berapi terdahsyat di Indonesia yang menjadi informasi penutup dalam tulisan yang berjudul 4 tingkatan status gunung berapi di Indonesia. Semoga bermanfaat dan salam lestari.
Share:

7 Misteri Gunung Manglayang yang Angker

misteri gunung manglayang

Gunung Manglayang. Termasuk dalam jajaran gunung-gunung yang terbentuk setelah terjadinya letusan besar gunung Sunda Purba yang terjadi pada 3 juta tahun silam. Gunung lainnya adalah gunung Tangkuban Perahu, Bukit Tunggul dan gunung Burangrang.



Banyak pemilik blog lain berpendapat bahwa karena ketinggiannya yang hanya di titik 1818 mdpl, gunung ini tidak begitu populer di kalangan para pendaki Indonesia. Namun menurut saya, gunung Manglayang memiliki tempat tersendiri di hati para pendaki yang pernah menyatroni gunung ini, baik karena pemandangannya yang aduhai atau track sadisnya yang setara dengan gunung-gunung di atas 2.000 mdpl (bila memakai jalur Barubereum).

Sejauh ini, gunung Manglayang memiliki 3 jalur pendakian. Yaitu, jalur Barubereum di Jatinangor, Batu Kuda di Cibiru dan Jalur Palintang di Ujung Berung, Bandung.

Namun dalam postingan yang sedang kamu baca saat ini, kita tidak akan membahas tentang keindahan alam atau jalur pendakian di gunung Manglayang. Tapi, kita akan membahas daya tarik lainnya, yakni misteri gunung Manglayang. Langsung di bawah sini;


7 Misteri Gunung Manglayang yang Angker

1. Sejarah Penamaan Gunung Manglayang



Nama 'Manglayang' sendiri diambil dari kata 'Layang' yang berarti terbang. Konon, dahulu ada seekor kuda terbang bernama Semprani yang sedang melakukan perjalanan udara dari Cirebon menuju Banten. Namun, saat melintasi gunung Manglayang, Semprani terjatuh, terperosok dan terjebak di lereng gunung Manglayang. Dia tidak bisa melepaskan diri dari semak belukar yang membelit dirinya.

2. Misteri Batu Kuda di Gunung Manglayang


misteri batu kuda di gunung manglayang

Lanjutan dari cerita di atas. Kuda Semprani tidak bisa membebaskan diri dari tempatnya terdampar, saking lamanya, dia pun berubah menjadi batu. Saat ini, masyarakat sekitar percaya bahwa batu besar yang menyerupai kuda yang terletak di jalur pendakian Batu Kuda adalah perwujudan dari kuda Semprani.

Baca juga: 7 misteri gunung Ciremai

3. Misteri Batu Kursi

Dalam kisah Semprani, penunggang kuda, yaitu Prabu Layang Kusuma atau Eyang Prabu, merasa putus asa atas kejadian terjebaknya sang kuda di lereng gunung Manglayang. Kemudian dia menunggu sang kuda di atas sebuah kursi yang sekarang dikenal sebagai 'batu kursi'.

4. Misteri Batu Lawang

Selain batu kuda dan batu kursi. Di gunung Manglayang juga terdapat batu Lawang, dua batu kembar yang berdiri sejajar, menyerupai gerbang. Biasanya di antara kedua batu tersebut, banyak orang yang mengadakan ritual agar keinginan mereka bisa terwujud. Berupa pembacaan mantra atau berdzikir.

Namun tidak sembarang orang yang bisa melakukan ritual tersebut. Sebab, sebelum melakukan ritual, mereka harus mendapatkan izin dari kuncen dan ruh penunggu terlebih dahulu.

5. Misteri Penampakan Nenek-Nenek di Gunung Manglayang

Kemarin dulu ada satu rombongan yang hendak melakukan pendakian di gunung Manglayang. Sebelum sampai di basecamp, ada seorang anggota perempuan yang pingsan dan terpaksa harus dipulangkan kembali ke rumahnya. Keesokan harinya dia tersadar dan siuman. Kemudian dia bercerita seperti ini;

Saat pingsan, seolah-olah aku melakukan pendakian di gunung Manglayang. Singkat cerita, waktu sudah sore, aku dan teman-teman melakukan kegiatan api unggun. aku kepikiran untuk menghubungi mamah, aku pergi dari teman-teman dan mencari sinyal telephone. Setelah dapat sinyal dan siap mengetik nomor mamah, aku malah mendengar suara dari semak-semak memanggil namaku sebanyak tiga kali.

Karena penasaran, aku melihat ke arah semak-semak, tapi aku tidak melihat seorang pun di sana. Malah suara itu berubah menjadi cekikikan, aku merasa takut dan segera berlari menuju teman-teman yang sedang melakukan kegiatan api unggun. Di sana, aku malah melihat bayangan hitam menyerupai nenek-nenek yang sedang membungkuk, sontak saja aku berteriak 'itu ada bayangan hitam'. Tapi ternyata hanya aku yang melihat bayangan itu. Teman-teman malah ngomong 'mana gak ada apa-apa di sana'.

Aku semakin tegang dan seorang teman berinisiatif membawaku ke dalam tenda. Menenangkanku sampai aku tertidur, namun setelah tertidur, aku merasa ada seseorang yang meniup wajahku, langsung terbangun dan seketika dikejutkan oleh wajah seorang nenek keriput yang sedang menyeringai tepat di depan mataku. Aku pun berteriak dan menangis.

Sebagian teman mendatangi tendaku dan kembali menenangkanku. Aku ingin pulang, tapi kepala rombongan tidak mengizinkan karena hari sudah terlalu malam. Terpaksa aku menunggu esok pagi. Waktunya tidur, semua teman sudah tertidur dan hanya aku yang tegang, belum bisa tidur. Tiba-tiba telingaku seperti bersentuhan dengan benda lengket dan basah. Gila, nenek-nenek itu sudah ada di sampingku dan sedang menjilati telingaku sambil cekikikan. Namun, sekarang aku tidak bisa mengeluarkan suara dan langsung pingsan. Tau-tau sudah ada di rumah.

Namun menurut sang ibu dan teman-teman pendakiannya, si perempuan itu tidak pernah mendaki gunung Manglayang. Waktu kejadian pingsan di jalan, dia segera dibawa pulang dan baru siuman keesokan harinya.

6. Kepercayaan Masyarakat Sekitar Tentang Gunung Manglayang

Dahulu, masyarakat sekitar percaya bahwa ada aturan yang mengatakan bahwa pada hari senin dan kamis, siapapun tidak diperbolehkan memasuki kawasan gunung Manglayang dan tidak boleh melakukan pendakian dalam jumlah rombongan ganjil. Sebab, pada dua hari itu, semua leluhur, termasuk roh Semprani datang ke gunung Manglayang untuk berkumpul.

Saat itu, banyak sekali hal buruk yang terjadi di gunung Manglayang, hingga akhirnya sekitar 44 sesepuh Jawa Barat berkumpul di gunung Manglayang untuk meminta para roh tidak terlalu mengganggu orang-orang yang datang ke Manglayang, kejadian ini disebut ritual 'keakuran' antara roh dan manusia.

Setelah ritual dilakukan di area Batu Kuda dan segala upaya dilakukan oleh para sesepuh. Akhirnya ritual keakuran menghasilkan kesepakatan. Yaitu, siapapun dapat mendatangi gunung Manglayang kapan saja dan berapapun jumlah rombongannya. Dengan syarat, orang-orang yang datang tidak merusak keasrian gunung Manglayang. Tidak boleh mencoreti batu, menguliti pepohonan dan membawa atau mencabut apapun tanpa izin.

Baca juga: 12 misteri gunung Salak

7. Tragedi Tahun 1977 di Gunung Manglayang

Menurut penuturan pak Epen, seorang kuncen gunung Manglayang, pada tahun 1977 adalah waktu pertama kali datangnya kuda Semprani ke gunung Manglayang. Sesaat setelah kedatangannya terjadilah longsor yang mengakibatkan, meskipun tidak ada korban jiwa, stidaknya 51 rumah mengalami kerusakan. Menurut pak Epen, kedatangan kuda Semprani bisa diartikan sebagai pemberi peringatan bahwa akan ada bencana di tempat yang didatanginya.



Demikian adalah 7 misteri gunung Manglayang yang angker. Mitos atau misteri akan selalu hidup sampai kapan pun. Percaya atau tidak, itu tidak masalah, hal terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menyikapi sebuah mitos. Apakah akan menjadikannya pelajaran untuk bersikap lebih baik kepada alam atau malah sebaliknya.
Share:

Daftar 16 Gunung Tertinggi di Jawa Tengah. Mana Gunung Favoritmu?

daftar gunung tertinggi di jawa timur

Indonesia, membentang luas, dari Sabang sampai Meroke, melewati pantai-pantai yang indah, gunung-gunung yang menjulang, hutan-hutan yang rimbun. Penuh dengan pesona, keindahan alam yang tiada habisnya, menjadi sasaran empuk bagi para petualang dunia. Takdir yang membuat kita dilahirkan di tanah pertiwi adalah takdir yang sangat patut disukuri.



Dalam artikel yang sedang kamu baca sekarang, kita akan mengarahkan perhatian ke Jawa Timur, sebuah provinsi yang populer di kalangan para pendaki Indonesia, karena gunung-gunung yang terletak di sana sangat indah dan penuh pesona. Mulai dari gunung yang ramah, cocok untuk pendaki pemula, hingga gunung yang masuk dalam jajaran gunung Berapi berbahaya. Lengkap, semuanya ada di atas bentangan tanah Jawa Tengah.

Sebelum mengetahui gunung-gunung tertinggi di Jawa Tengah, alangkah baiknya apabila kita mengetahui informasi tentang provinsi Jawa Tengah terlebih dahulu. Informasinya sudah saya siapkan di bawah ini.

Jawa Tengah adalah satu provinsi dari 6 provinsi di pulau Jawa, yakni Banten, DKI, DIY, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Terletak di bagian tengah pulau Jawa, memiliki luas 28,94 % dari keseluruhan luas pulau Jawa, tepatnya memiliki luas 34.548 km. Bentangan alam yang terhampar di provinsi ini tidak kalah indah dari provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia. Bila kamu berkunjung ke sini untuk menikmati keindahan alam, maka kamu tidak akan menemukan penyesalan.



Demikian adalah informasi singkat tentang provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya, sesuai janji, saya akan memberikan informasi tentang;


16 Daftar Gunung Tertinggi di Jawa Tengah

1. Gunung Slamet, Ketinggian 3.428 mdpl

Terletak di 5 kabupaten, yaitu kabupaten Purbalingga, Tegal, Pemalang, Banyumas dan Brebes. Gunung ini menempati urutan pertama dalam jajaran gunung-gunung tertinggi di Jawa Tengah dan di posisi ke-dua, setelah Semeru, dalam jajaran gunung-gunung tertinggi di pulau Jawa. Puncak tertinggi di gunung Slamet berada pada ketinggian 3.428 mdpl.

Meskipun medannya tidak mudah untuk diterjang, namun predikat yang disandangnya sebagai atap Jawa Tengah, membuat para pendaki berbondong-bondong menjamahi keindahan alamnya yang sangat memukau. Terlebih ada slogan yang cukup terkenal di kalangan pendaki, yakni 'puncak Slamet tak pernah ingkar janji'.

Untuk menuju puncak Slamet, ada tiga jalur yang bisa kamu pilih. Yakni jalur Baturaden di arah selatan, Kaliwadas di sebelah barat dan jalur Bambangan di sebelah timur. Saat memilih jalur mana yang akan kamu lalui, mungkin fakta yang mengatakan bahwa jalur Bambangan adalah jalur paling pendek diantara ketiganya bisa menjadi bahan pertimbanganmu.

2. Gunung Sumbing, Ketinggian 3.371 mdpl

Terletak di 3 kabupaten, yaitu kabupaten Wonosobo, Magelang dan kabupaten Temanggung. Ketinggian puncaknya yang mencapai 3.371 mdpl, menjadikan gunung Sumbing berada pada urutan ke-2 dalam pembahasan kita kali ini.

Gunung Sumbing merupakan satu di antara gunung kembar bersama Sindoro, bahkan, banyak pendaki gunung yang menjadikan 2 gunung ini, Sindoro dan Sumbing, sebagai satu paket dalam sebuah pendakian, setelah mendaki Sumbing, mereka langsung melanjutkannya dengan pendakian gunung Sindoro. Hal ini sebagaimana dengan gunung-gunung kembar lainnya, seperti gunung Merbabu dan Merapi atau gunung Gede dan gunung Pangrango di Jawa Barat. 

Bila kita memperhatikan jarak di anatara Sumbing dan Sindoro dari arah Temanggung. Maka kita akan melihat bahwa di sana terdapat sebuah jalan utama yang menghubungkan kota Wonosobo dan kota Temanggung. Oleh masyarakat sekitar, jalan ini sering disebut dengan nama 'Kledung Pass'.

3. Gunung Lawu, Ketinggian 3.265 mdpl

Kenapa saya memasukan gunung Lawu?, karena tidak bisa dipungkiri bahwa gunung ini terletak di perbatasan provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tepatnya, bagian barat gunung Lawu berada di kabupaten Karang Anyar.

Gunung Lawu adalah gunung aktif yang sedang beristirahat. Sekarang tidak aktif, tapi kapanpun gunung ini bisa aktif kembali. Terakhir kali meletus yaitu pada tanggal 28 November 1885.

Memiliki 3 puncak. Yaitu, Hargo Dumiling, Hargo Dalem dan Hargo Dumilah. Mempunyai 4 jalur pendakian. Yaitu, Cemoro Sewu, Srambangan, Cemoro Kandang dan Candi Cheto.

Baca juga: pendakian gunung Lawu via Cemoro Sewu

4. Gunung Sindoro, Ketinggian 3.150 mdpl

Gunung Sindoro, banyak juga orang-orang menyebutnya dengan sebutan 'gunung Sindara' atau 'gunung Sundoro'. Merupakan gunung berstatus aktif, di sepanjang bentangan gunung Sindoro, kamu bisa menemukan beberapa kawah yang disertai jurang. Kawah terbesar di sana adalah kawah Kembang, merupakan tumpukan lava dan berada di puncak gunung Sindoro.

Sepanjang sejarah, gunung Sindoro pernah meletus beberapa kali dengan status letusan kecil dan sedang (letusan sedang bisa juga disebut letusan Freatik). Sementara hutan yang terdapat di sepanjang track gunung ini masuk dalam jenis hutan Dipterokarp Atas, hutan Dipterokarp Bukit, hutan Montane dan hutan gunung.

5. Gunung Merbabu, Ketinggian 3.142 mdpl

Gunung Merbabu memiliki dua puncak, yakni puncak Syarif yang berada pada ketinggian 3.119 mdpl dan puncak Kenteng Songo, puncak tertinggi yang berada pada ketinggian 3.142 mdpl. Arti dari nama 'Merbabu' sendiri diusung dari dua kata, yakni 'meru' yang berarti gunung dan kata 'babu' yang berarti perempuan. Kalau digabungkan, nama 'Merbabu' memiliki artian gunung perempuan. Cantik dan menawan.

Gunung Merbabu adalah gunung yang dikenal sebagai gunung tidur, gunung yang dulu aktif dan sekarang sedang istirahat. Sebab, di gunung ini, kita bisa menemukan setidaknya 5 buah kawah, yaitu kawah Kombang, Rebab, Kendang, Sambernyowo dan kawah Condrodimuko.

Saat kamu hendak mendaki gunung Merbabu, ada 4 jalur yang bisa kamu pilih. Yaitu, jalur Selo, Kopeng, Wekas dan jalur Suwanting.

Saat kamu berdiri di puncak Merbabu dan cuaca di sana sedang cerah, maka pemandangan mengagumkan berupa jajaran gunung bisa kamu saksikan. Mulai dari gunung Gunung Merapi, Ungaran hingga gunung Telomoyo.

6. Gunung Merapi, Ketinggian 2.968 mdpl

Gunung Merapi adalah gunung paling aktif di Indonesia dan memiliki predikat berbahaya, catatan menunjukan bahwa pada dua sampai lima tahun sekali, gunung ini mengalami erupsi. Sejak tahun 1548, gunung Merapi sudah meletus sebanyak 68 kali. Bisa dikalkulasikan bahwa gunung ini meletus, kurang lebih, setiap tujuh tahun sekali.

Memiliki ketinggian 2.968 mdpl, gunung ini terletak di 4 kabupaten, yaitu, kabupaten Sleman, Klaten, Magelang dan kabupaten Boyolali. Masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.

Baca juga: 10 gunung tertinggi di dunia

7. Gunung Prau, Ketinggian 2.590 mdpl

Banyak pendaki yang salah dalam menuliskan ketinggian gunung Prau, mereka beranggapan bahwa gunung Prau memiliki ketinggian 2.565 mdpl, tapi sebetulnya ketinggian gunung Prau sendiri adalah 2.590 mdpl. Sedangkan 2.565 mdpl adalah ketinggian camping ground yang tersedia di gunung Prau.

Selain itu, banyak juga yang masih mengira bahwa gunung Prau adalah gunung Tangkuban Perahu yang terletak di Jawa Barat. Mungkin hal ini disebabkan karena nama 'Prau' sendiri diambil dari kata 'Perahu'.

Bentuknya yang memanjang, gunung Prau berada di 5 kabupaten sekaligus. Yaitu, Kapupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Temanggung. Dan memiliki 5 jalur pendakian. Yakni;

  • Jalur Pranten, kabupaten Batang
  • Jalur Patak, kabupaten Wonosobo
  • Jalur Dieng, kabupaten Wonosobo
  • Jalur Kenjuran, kabupaten Kendal
  • Jalur Wates, kabupaten Temanggung

8. Gunung Rogojembangan, Ketinggian 2.117 mdpl

Gunung Rogojembangan adalah gunung yang berdiri gagah di perbatasan antara 2 kabupaten, yaitu kabupaten Banjarnegara dan Pekalongan. Jalur pendakian yang bisa kamu pilih ada dua. Yakni, bisa melalui kecamatan wanayasa Kabupaten Banjarnegara dan Kecamatan Petungkriono Kabupaten Pekalongan.

Puncak gunung Rogojembangan tidak terlalu luas, mungkin seluas lapang futsal. Berupa tanah datar tanpa ada pepohonan. Konon, dahulu di puncak ini terdapat sebuah sumur, namun sekarang sumur itu kering, tidak terdapat air.

9. Gunung Ungaran

Nama: Ungaran
Ketinggian: 2.050 mdpl
Letak: Kab. Semarang
Jalur Pendakian: Gedong songo Semarang, Jimbaran/sidomukti dan Medini/Promasan

10. Gunung Telomoyo

Nama: Telomoyo
Ketinggian: 1.894 mdpl
Letak: Kab. Semarang dan Megelang
Jalur Pendakian: Desa Pandean, Ngablak, Magelang

11. Gunung Muria

Nama: Muria
Ketinggian: 1. 602 mdpl
Letak: Kab. Jepara
Jalur Pendakian: SEMLIRO Kudus

Baca juga: 10 gunung tertinggi di Indonesia

12. Gunung Rahtawu

Nama: Rahtawu
Ketinggian: 1.522 mdpl
Letak: Kab. Jepara
Jalur Pendakian: Rahwatu, Kudus

13. Gunung Simembut

Nama: Simembut
Ketinggian: 1.308 mdpl
Letak: Kab. Purbalingga
Jalur Pendakian: Kabupaten Purbolinggo dan Pemalang, Provinsi Jawa Tengah

14. Gunung Joho

Nama: Joho
Ketinggian: 1.303 mdpl
Letak: Kab. Purbalingga
Jalur Pendakian: Purbalingga

15. Gunung Kumbang

Nama: Kumbang
Ketinggian: 1.216 mdpl
Letak: Kab. Brebes
Jalur Pendakian: Cisere dusun Salagading Brebes

16. Gunung Kadaka



Nama: Kadaka
Ketinggian: 1.078 mdpl
Letak: Kab. Brebes
Jalur Pendakian: Kab. Brebes

Baca juga: 9 gunung tertinggi di Jawa Barat

Sahabat pendaki, demikian adalah informasi daftar 16 gunung tertinggi di Jawa Tengah yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa menjadi referensi dalam pendakianmu berikutnya. Ngomong-ngomong, gunung mana dulu nih yang akan kamu jamahi?.
Share:

7 Tips Mengurangi Resiko Sambaran Petir di Atas Gunung

tips menghindari sambaran petir di atas gunung

Saat melakukan pendakian, tersambar petir adalah salah satu resiko dari banyaknya resiko mendaki yang harus kita waspadai. Apalagi saat musim panca roba, pergantian musim, maka resiko tersambar petir di atas gunung akan semakin meningkat.


Lebih baik bersabar, mendakilah saat cuaca sedang ramah. Jangan memaksakan!.

Mungkin kamu berpendapat seperti itu. Tapi anehnya, gunung-gunung tidak pernah sepi meskipun cuaca sedang buruk dan tidak menentu. Apakah mereka tidak kuat menahan rasa rindu kepada ketinggian, atau sengaja untuk mengetahui sampai dimana kemampuan mereka dalam memprediksi bahaya saat mendaki gunung?. Entahlah, semoga ini bukan perwujudan dari sikap nekad para pendaki.

Kembali lagi pada pembicaraan kita tentang sambaran petir di atas gunung. Seberapa berbahayakah?, sangat berbahaya, nyawa menjadi jaminannya. Berikut adalah sebarisan kabar duka tentang para pendaki gunung yang terkena sambaran petir;

Minggu, tanggal 23 April 2017, di gunung Prau. 11 orang terkena sambaran petir, 3 orang meninggal dunia dan 2 orang dikabarkan mengalami luka bakar.

Desember 2016, di gunung Slamet, tepatnya di pos 7 jalur Bambangan. Dua pendaki asal Tegal terkena sambaran petir.

13 Desember 2016, di gunung Arjuno. Tiga pendaki gunung mengalami hal yang sama, satu orang meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka.

Maret 2017, di bukit Besak. 7 pendaki diserang oleh petir, 3 orang harus mati muda dan 4 orang mengalami luka bakar serius.

Saya kira kabar-kabar buruk itu harus menjadi peringatan untuk pendaki lainnya, lebih berhati-hati saat mendaki dan mengasah kemampuan untuk memperkecil resiko dalam setiap pendakian.

Oleh karena itu, dalam artikel yang sedang kamu baca sekarang, saya tidak akan menulis tentang bagaimana petir bisa terjadi, karena hal itu sudah ditulis oleh banyak orang. Tapi, lebih pada bagaimana cara mengurangi resiko tersambar petir di atas gunung. Berikut di bawah ini;


7 Tips Mengurangi Resiko sambaran Petir di Atas Gunung

1. Jangan Berlindung di Bawah Pohon

Sifat petir adalah menyambar apapun benda atau objek-objek tertinggi, termasuk pohon. Saat petir menyambar, maka pohon akan mengalirkan aliran listrik ke tanah. Hal ini bisa membahayakan kepada orang-orang yang sedang berada di sekitar area pohon tersebut.

2. Hindari Berdiam di Area Terbuka dan Datar

Jangan berpikir untuk lari ke area terbuka dan datar, itu tadi, petir akan menyambar apapun objek yang paling tinggi. Apabila kamu berada di padang rumput luas atau puncak gunung. Maka otomatis, kamu menjadi objek yang paling tinggi. Tempat paling aman adalah di celah-celah tebing atau tempat yang menyerupainya.

Baca juga: 7 tips mendaki di musim hujan

3. Matikan Alat Komunikasi

Matikanlah peralatan elektronik yang bisa menerima dan memancarkan gelombang radiasi elektromagnetik. Semacam handphone, GPS, radio atau HT. Gelombang pada peralatan-peralatan tersebut mampu memancing sambaran petir. Bila kamu sedang berhadapan dengan situasi yang mengharuskanmu bernavigasi, maka gunakanlah kompas manual atau orienteering.

4. Hindari Peralatan yang Berbahan Logam atau Metal

Peralatan mendaki gunung yang berbahan logam, seperti nesting dll, bisa mengakibatkan bahaya karena barang-barang berbahan logam bisa menjadi penghantar listrik dan menangkap kilat.

5. Buatlah Jarak di Antara Anggota Pendakian

Bila kebetulan kamu sedang mendaki bersama rombongan, buatlah jarak di antara kalian, jangan terlalu berdekatan apalagi sambil pegangan tangan, sesama jenis lagi. Hal ini dimaksudkan agar, apabila ada salah satu teman pendakian yang terkena sambaran petir, anggota lainnya tidak ikut terkena aliran listriknya dan bisa segera melakukan pertolongan pertama.

6. Sebisa Mungkin, Jangan Bersentuhan Langsung dengan Tanah

Tanah bisa menjadi penghantar aliran listrik dari petir. Oleh karenanya, alasilah tubuhmu dengan benda-benda anti konduktor. Semisal matras, carrier atau sleeping bag.

7. Ketahuilah Posisi Terbaik

Bila kamu harus mengalami terperangkap oleh petir, maka posisi tubuh terbaik adalah berjongkok sambil merapatkan kedua kaki. Menutupi kedua telinga, dan sikut harus bersentuhan dengan lutut. Kemudian kepala merendah serendah-rendahnya tanpa menyentuh tanah.

Saat posisi tubuhmu seperti ini, aliran listrik petir tidak akan langsung mengenai anggota tubuh yang vital, seperti perut, dada atau wajah.

Demikian adalah 7 tips mengurangi resiko sambaran petir di atas gunung yang bisa saya sampaikan. Dengan banyaknya pendaki yang mengetahuinya, semoga kabar buruk itu tak lagi terdengar dan kamu selalu selamat dalam setiap pendakian.
Share:

Search This Blog

Powered by Blogger.

<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <script>      (adsbygoo...

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.