Jalur pendakian gunung Gede Pangrango yang bisa kamu pilih ada 3 jalur, yaitu jalur Gunung Putri, Cibodas dan jalur Selabintana. Dalam tulisan ini, kita akan membahas jalur pendakian gunung Gede dan Pangrango, khususnya lewat Selabintana.
Ulasan Umum Tentang Gunung Gede-Pangrango
Perlu diketahui bahwa gunung Gede dan gunung Pangrango adalah dua gunung yang berbeda. Letaknya yang sangat dekat, membuat jalur pendakian pada ke-2 gunung ini sama percis, dan sebagian orang menyebutnya dengan nama gunung Gede Pangrango.
Keberadaan gunung Gede sudah diketahui sejak abad ke-13. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya sebuah naskah kuno bernama Bujangga Manik yang ditulis pada abad tersebut. Dalam naskah itu menyebutkan bahwa gunung Gede adalah tanah tertinggi di daerah Pakuan.
hulu wano na Pakuan
Sedangkan, catatan modern mengungkapkan bahwa orang yang pertama kali mendaki gunung Pangrango adalah Reinwardt, seorang pencetus kebun Raya Bogor. Pada tahun 1819, untuk pertama kalinya, ia menjamahi gunung Pangrango.
Gunung Pangrango dan gunung Gede masuk dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) dan berdiri gagah di atas tiga kabupaten. Yaitu kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Kabupaten Bogor.
TNGP sendiri dibentuk pada tahun 1980, merupakan salah satu Taman Nasional tertua di Indonesia. Tujuan didirikannya adalah untuk menjaga kelestarian ekosistem alam dan menjaga kehidupan flora di pegunungan Jawa Barat. Taman Nasional ini memiliki luas tanah sekitar 21.975 hektar, mencakup gunung Gede dan gunung Pangrango.
Gunung Gede
Gunung ini sangat dikenal sebagai tempat bernaungnya berbagai jenis burung. Dari 450 jenis burung yang terdapat di pulau Jawa, 251 jenis burung bertempat tinggal di atas gunung Gede. Dalam kata lain, 50% dari seluruh jenis burung di pulau Jawa, bisa kamu temui ketika menjelajahi hutan-hutan di gunung Gede. Selain itu, gunung Gede sangat kaya akan keaneka ragaman ekosistem, terdiri atas hutan subalqin, hutan submontana, montana, rawa dan savana. Ketinggiannya mencapai 2.958 mdpl.
Gunung Pangrango
Dengan ketinggian puncaknya yang mencapai 3.019, menempatkan gunung Pangrango di urutan nomor dua, setelah gunung Ciremai, dalam daftar gunung tertinggi di provinsi Jawa Barat. Puncaknya sendiri dikenal dengan sebutan puncak Mandalawangi.
Demikian adalah ulasan singkat tentang gunung Gede dan gunung Pangrango. Sekarang kita akan membahas tentang inti dari tulisan ini, yaitu untuk membahas;
Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Lewat Selabintana
Basecamp Selabintana berada pada ketinggian 960 mdpl. Ini adalah basecamp paling rendah dibanding basecamp Cibodas dan basecamp Gunung Putri. Tidak begitu diminati oleh para pendaki. Selain akan memakan waktu lebih lama, jalur ini pun dikenal;
- Susahnya akses kendaraan umum, serta lebih jauh.
- Jalurnya berlumpur dan dipenuhi pacet, membuat pendakian terasa lebih berat.
Namun, meskipun begitu, Selabintana merupakan tempat wisata favorit, digandrungi oleh para wisatawan Bandung dan Jakarta, baik itu anak-anak, remaja atau orang tua. Di sana, kamu bisa menikmati berbagai fasilitas wisata menarik, termasuk tempat bermain, penginapan, hotel, tempat berkemah dan air terjun.
Air terjun tersebut bernama air terjun Cibeurem, memiliki ketinggian 70 meter, percikan airnya menghasil kabut dan suasana riang. Untuk menemuinya, kamu harus melakukan perjalanan yang cukup sulit, jalanan berupa bebatuan, panjang dan licin. Namun, jalanan sulit itu setimpal dengan keindahan alam yang akan kamu saksikan saat menikmati keindahan air terjun Cibereum.
******
Sebelum melakukan pendakian di gunung Gede Pangrango, kamu harus melakukan booking tiket terlebih dahulu, baik itu secara online atau datang ke basecamp pendakian Cibodas. Setelah sampai di Selabintana, kamu akan diminta tiket yang telah kamu booking dan barang bawaanmu akan diperiksa, bila ketahuan membawa barang-barang yang dilarang, seperti odol, sampo, sabun dll, maka petugas akan mengambilnya.
Setelah urusan dengan pihak pengelola selesai, kamu bisa langsung melakukan pendakian atau berkemah terlebih dahulu di Selabinta. Berkemah pun tidak akan membuatmu rugi, karena pemandangan di sana akan sedikit menghibur perasaanmu.
Selepas pos pemeriksaan, kamu akan berjalan di track batu yang tertata rapih, menyusuri sebuah sungai dialiri air yang sangat alami dan jernih. Mulai memasuki hutan, kamu bisa mendengar nyanyian dari berbagai jenis burung dan melihat monyet-monyet yang bergelantungan dari dahan pohon yang satu ke dahan lainnya.
Baca juga: pendakian gunung Semeru via Ranu Pani
Berjalan 30 menit akan mengantarkanmu kepada menara pengamat burung. Kemudian, kamu akan sampai di pos Citingar yang berada di ketinggian 1.000 mdpl. Selanjutnya, kamu akan menyusuri track yang dipenuhi pacet, berhati-hatilah, bila perlu olesi kakimu dengan minyak cengkeh. Selain itu, track akan semakin menanjak dan licin karena jalanan berupa tanah gembur yang dilapisi dedaunan yang gugur.
Bisa dikatakan, jalur Selabintana adalah istana pacet, terdapat ratusan, bahkan ribuan pacet yang hidup di dalamnya. Sedikit saran, bila kamu sedang beristirahat, hindarilah duduk di atas pohon tumbang dan tanah lembab, karena pacet sangat suka nongkrong di ke-2 tempat tersebut. Lebih baik berdiri saja sambil melepas rasa lelah. Usahakan juga untuk memakai sepatu gunung yang menutupi mata kaki.
Kemudian kamu akan sampai di pos Citinggir Barat, berada di ketinggian 1.175 mdpl. Selepasnya, jalanan tidak banyak berubah masih berjalan di atas hamparan dedaunan yang licin. Sekitar 3 jam kemudian, jalur akan sedikit landai menuruni punggungan gunung, berbelok dari lintasan sebelumnya yang terkena longsor. Di lintasan baru, jalanan berupa bebatuan yang sengaja disusun dan gerombolan pacet perlahan-lahan mulai menghilang. Berikutnya, kamu akan sampai di pos Cigeber, berada pada ketinggian 1.300 mdpl.
Beranjak dari pos Cigeber, jalanan berupa tanah yang padat, hutan rimbun mulai terbuka, bila sebelumnya langit tertutup oleh kerimbunan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sekarang, kamu mulai bisa melihat birunya langit. Pinggiran track berupa jurang yang tertutup oleh rerumputan. Kemudian sampailah kita di pos Cileutik yang berada pada ketinggian 1.500 mdpl.
Selanjutnya, dari pos Cileutik, kita turun dan bertemu dengan sebuah sungai, pada sungai tersebut terdapat air terjun pendek. Setelah menyebranginya, track kembali menanjak dan pemandangan kembali berupa hutan rimbun. Jalanan berupa tanah lembab dan lembek. Berjalan sekitar 2 jam, maka kita akan sampai di pos berikutnya.
Pos tersebut berupa area tanah datar yang tidak terlalu luas, dikelilingi oleh pepohonan yang memiliki berbagai bentuk, aneh dan unik. Menimbulkan berbagai fantasi, tergantung orang yang memiliki fantasi tersebut. Menyerupai bentuk apakah pohon-pohon itu.
2 jam perjalanan dari pos tersebut kita akan sampai pada pos berikutnya, pos yang tidak terlalu luas, mungkin hanya mampu menampung 8 orang. Selanjutnya, track semakin membabi buta, menanjak nan terjal, pada beberapa lintasan, kita bisa menggunakan akar sebagai tempat berpegangan. Di depan, jalanan yang ditumbuhi rerumputan tinggi sedang menunggumu.
Baca juga: pendakian gunung Lawu via Cemoro Sewu
Kemudian sampailah kita di pos pertigaan, di sana terdapat persimpangan jalan, jalan ke arah kanan untuk menuju puncak gunung Gumuruh dan arah kiri untuk menuju Alun-Alun Surya Kencana. Tidak jauh dari persimpangan, kita sudah sampai di sebuah lapangan luas, Alun-Alun Surya Kencana dan puncak gunung Gede sudah mulai terlihat. Berjalanlah ke arah kanan, sekitar 15 menit, kamu sudah sampai di Alun-Alun Surya Kencana.
Dari Alun-Alun Surya Kencana, entah mau ke puncak gunung Gede atau ke puncak gunung Pangrango, kamu bisa mengikuti jalur pendakian gunung Gede Pangrango lewat jalur Gunung Putri, untuk pembahasan lebih lanjut mengenai puncak Pangrango, Lembah Mandalawangi, puncak gunung Gede atau Alun-Alun Surya Kencana, kamu bisa membaca tulisan yang berjudul jalur pendakian gunung Gede Pangrango lewat Cibodas.
Demikian adalah pembahasan mengenai pendakian gunung Gede Pangrango lewat jalur Selabintana, semoga bermanfaat untukmu dan selalu jaga kelestarian alam kita untuk anak cucu kita.
No comments:
Post a Comment