Ketinggian puncaknya yang mencapai 3.344 mdpl, gunung Raung menempati urutan ke-2 dalam jajaran gunung tertinggi di Jawa Timur dan urutan ke-4 dalam jajaran 7 gunung tertinggi di pulau Jawa. Letaknya sendiri berada di perbatas antara tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember, masuk dalam rangkaian pegunungan Ijen.
Pendakian Gunung Raung Via Sumber Wringin (Review Kondisi Jalur)
Sejatinya, gunung Raung memiliki 4 jalur pendakian, yaitu jalur Kalibaru, jalur Jambewangi, jalur Glenmore dan jalur Sumber Wringi. Khusus dalam tulisan ini, kamu akan mengetahui tentang jalur pendakian gunung Raung via Sumber Wringin.
Transportasi Menuju Basecamp Sumber Wringin
Naik kereta: dari manapun kamu, tujuan awal kita adalah statsiun Jember, kemudian dilanjut dengan taksi atau ojeg menuju terminal Arjasa, kemudian naik bis menuju terminal Bondowoso.
Dari terminal Bondowoso, kamu dapat menggunakan jasa angkutan umum menuju Wonosari dan kemudian turun di pertigaan Gardu Atta, kemudian disambung dengan angkutan umum menuju desa Sumber Wringin. Setelah sampai, kamu dapat berjalan kaki untuk sampai di basecamp pendakian Sumber Wringin.
Tabel Rute Perjalanan
Statsiun Jember >> Terminal Arjasa >> Terminal Bondowoso >> pertigaan Gardu Atta >> Desa Sumber Wringin >> Basecamp pendakian
Perizinan
Basecamp pendakian di jalur Sumber Wringin sudah dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk tempat parkir, kamar mandi dan kamar tamu. Biaya penginapan per malamnya adalah Rp. 10.000, harga tersebut sudah termasuk biaya retrubusi pendakian.
Jalur Pendakian Gunung Raung Via Sumber Wringin
Menurut saya, jalur Sumber Wringin merupakan jalur paling asik, aman dan murah dibanding jalur lainnya di gunung Raung. Namun, tidak banyak pendaki yang memilih jalur satu ini, mungkin karena minimnya informasi atau kalah populer oleh jalur Kalibaru. Saran saya, kamu harus coba asiknya pendakian gunung Raung lewat jalur Sumber Wringin.
Basecamp - Pos 1 (60 menit naik ojeg)
Beranjak dari basecamp, untuk menghemat waktu dan tenaga kamu bisa naik ojeg menuju pos 1. Jarak perjalanan sekitar 10km, dengan waktu tempuh 1 jam bila naik ojeg atau 3 jam bila berjalan kaki. Sementara, ongkos ojeg di sini adalah Rp. 50.000. Oleh karena ojeglah pos 1 disebut dengan nama pos Pondok Motor.
Pos 1 - Pos 2 (4 jam)
Selepas pos 1, perjalanan dilanjutkan dengan melintasi track yang perlahan menanjak, pemandangan berupa kebun kopi yang dikelilingi hutan rimbun, jalur sempit diapit oleh semak belukar yang cukup tinggi, sedangkan udara mulai terasa lembab. Berhati-hatilah, karena kamu akan banyak menemui persimpangan jalan, selalu cermati petunjuk arah, berupa pita atau tali rafia yang diikat pada pepohonan.
Setelah berjalan sekitar 4 jam, kamu akan sampai di pos 2, sebuah tempat yang bernama Pondok Sumur. Meski terlihat luas, namun pos 2 bukanlah tempat ideal untuk berkemah. Sebab, puncak masih jauh.
Pos 2 - Pos 3 (2,5 jam)
Setelah melewati pos 2, track akan terasa lebih menanjak dari sebelumnya, vegetasi semakin rapat dan rimbun. Sesekali, perjalananmu akan dihadang oleh pohon-pohon tumbang yang menghalangi jalur, dan bekas kebakaran masih terlihat di beberapa titik. Sementara, kamu harus tetap waspada, mencermati petunjuk arah. Pos 3 merupakan sebuah tempat yang dinamai Pondok Demit.
Pos 3 - Pos 4 (60 menit)
Selepas Pondok Demit, kondisi jalur tidak banyak berubah, namun kemiringan track sedikit bertambah menanjak. Setelah berjalan sekitar 60 menit, maka kamu akan sampai di pos 4, sebuah lahan terbuka yang disebut dengan nama Pondok Mayit, areanya tidak terlalu luas, mungkin hanya mampu menampung 4 tenda, namun di sini adalah tempat paling ideal untuk mendirikan tenda.
Pos 4 - Pos 5 (45 menit)
Perjalanan menuju pos 5 merupakan penyebrangan batas vegetasi, hutan perlahan terbuka, menyisakan pohon-pohon pinus yang berdiri berjauhan. Di beberapa sudut, terlihat juga ranting dan pepohonan berwarna hitam, seolah habis terbakar, sedikit mirip hutan mati di gunung Papandayan, menimbulkan suasana angker.
Setelah bejalan sekitar 45 menit, sampailah kamu di pos 5, sebuah tempat bernama Pondok Angin. Di sini angin kencang sering berhembus, bergemuruh, seakan macan yang sedang meraung. Dalam tulisan berjudul sejarah gunung Raung disebutkan, bahwa angin itulah yang menyebabkan kenapa gunung satu ini dinamai gunung Raung.
Pos 5 - Puncak Gunung Raung (90 menit)
Selepas Pondok Angin, perjalanan dilanjutkan menuju puncak, melintasi jalur maut yang diapit oleh jurang di sebelah kanan dan kiri, sedangkan medan didominasi oleh bebatuan dan kerikil, membuat perjalanan semakin sulit, dibutuhkan kecermatan, fokus dan kerja-sama tim untuk dapat melaluinya dan bisa sampai di puncak gunung Raung.
Puncak Gunung Raung
Sejatinya, gunung Raung memiliki 4 puncak, yaitu puncak Bendera, puncak Tujuh Belas, puncak Tusuk Gigi dan puncak Sejati. Bila kita menggunakan jalur Sumber Wringin, maka kita akan sampai di puncak Kaldera (puncak bayangan). Sementara, untuk sampai di puncak Sejati (tertinggi), maka kita harus menggunakan jalur Kalibaru.
Ketinggian puncak Sejati yang mencapai 3.344 mdpl, menempatkan gunung Raung di urutan ke-14 dalam jajaran 50 gunung tertinggi di Indonesia.
Meski bukan puncak tertinggi di gunung Raung, namun pemandangan di puncak Kaldera tidak kalah mengagumkan dari puncak Sejati, di sana kamu dapat menyaksikan gugusan gunung-gunung lainnya, termasuk gunung Semeru, gunung Argopuro dan gunung Ijen. Serta menyaksikan sebuah kawah besar yang masih aktif mengepulkan asap.
Misteri Gunung Raung
Bila kamu memperhatikan nama-nama dari setiap pos pendakian di gunung Raung, maka kamu akan mendapati nama-nama yang sedikit menyeramkan, seperti Pondok Mayit, Pondok Sumur atau Pondok Demit. Untuk mengetahui uraian lengkapnya, silakan intip tulisan sebelumnya yang berjudul 5 misteri gunung Raung.
Demikian adalah informasi tentang pendakian gunung Raung via Sumber Wringin yang bisa saya sampaikan. Bila kamu merasa bahwa tulisan ini sangat bermanfaat untuk pendaki lainnya, sebaiknya bantu saya dengan membagikan tulisan ini di media sosial kesayanganmu. Caranya dengan menekan tombol sosial media yang tersedia di bawah tulisan ini.
No comments:
Post a Comment