Gunung Salak merupakan gunung berapi bertipe strato yang berada di perbatasan antara Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Ia memiliki beberapa puncak, namun puncak l dan puncak ll adalah yang paling sering dijamahi oleh para pendaki. Puncak tertingginya mencapai 2.211 mdpl, menempati urutan ke-9 dalam barisan gunung tertinggi di Jawa Barat.
Pendakian Gunung Salak Via Cimelati (Transportasi, Peta dan Kondisi Jalur)
Gunung Salak memiliki beberapa alternatif jalur pendakian, di antaranya adalah jalur Cidahu, jalur Giri Jaya, jalur Pasir Rengit, jalur Ajisaka dan jalur Cimelati. Kamu dapat mengetahui ulasan tentang semua jalur dalam tulisan sebelumnya yang berjudul 4 jalur pendakian gunung Salak. Khusus dalam tulisan ini, kita akan mengetahui informasi jalur Cimelati, sedetail mungkin.
Transportasi Gunung Salak Via Cimelati
Kendaraan pribadi: Tujuan awal kita adalah jalan raya Sukabumi, sebelum pasar Cicurug, kamu akan menemukan pertigaan, pilihlah jalan sebelah kanan untuk menuju Cimelati. Kemudian lurus terus sampai mentok di gerbang pendakian gunung Salak via Cimelati.
Naik bus: Dari mana pun kamu, naiklah bus dengan jurusan Sukabumi, kemudian turun di pertigaan Cimelati, atau kamu dapat menuju terminal Ciawi terlebih dahulu, kemudian disambung dengan bus L300 dan turun di pertigaan Cimelati.
Naik Kereta: Tujuan awal kita adalah statsiun Bogor, kemudian naik angkot ke Sukasari, dilanjut dengan angkot ke Cicurug dan turun di pertigaan Cimelati.
Sesampainya di pertigaan Cimelati, kamu dapat naik ojeg sampai ke basecamp, usahakan untuk meminta nomor abang ajegnya agar bisa menjemput saat kamu hendak pulang.
Basecamp dan Perizinan
Basecamp pendakian jalur Cimelati berupa bangunan kecil, seperti pos satpam. Di sana kamu harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000.-
Jalur Pendakian Gunung Salak Via Cimelati
Meskipun memiliki track yang cukup sadis dan terjal, namun sebagian besar pendaki memilih jalur Cimelati karena merupakan jalur paling pendek di antara jalur lainnya. Terlebih pemandangan alam di sepanjang jalur sangatlah indah. Bila mendaki di musim hujan, kamu dapat menyaksikan kemegahan 3 buah air terjun.
Basecamp - Pos 1 (90 menit)
Beranjak dari basecamp, medan berupa jalanan beraspal dengan pemandangan berupa lahan pertanian yang cukup luas. Setelahnya, kamu akan melihat sebuah villa besar, tidak jauh dari sana, sampailah kamu di pintu rimba.
Setelah melewati pintu rimba, jalanan beraspal disambung oleh tanah setapak,masih landai, pemandangan berubah, didominasi oleh pohon damar. Berhati-hatilah, di sini banyak ditemukan persimpangan jalan, harus jeli dan jaga konsentrasi. Bila menemukan turunan, itu artinya kamu salah jalan dan harus putar balik. 1,5 jam berjalan, maka kamu akan sampai di pos 1.
Pos 1 - Pos 2 (60 menit)
Selepas pos 1, vegetasi kembali terbuka, hutan pohon damar berganti menjadi lahan perkebunan, medan berupa tanah setapak yang dihiasi oleh akar pepohonan yang sedikit licin, kemiringan track meningkat lebih menanjak, namun tidak terlalu ekstrim. Dalam perjalanan menuju pos 2, kamu tidak akan menemukan persimpangan jalan.
Mendekati pos 2, vegetasi kembali rapat, kamu akan menemukan pos bayangan dan sebuah turunan yang merupakan satu-satunya di sepanjang jalur. Setelah berjalan sekitar 1 jam, maka kamu akan sampai di pos 2, sebuah area yang tidak terlalu luas, mungkin mampu menampung 4 tenda.
Pos 2 - Pos 3 (2 jam)
Perjalanan menuju pos 3, medan tidak banyak berubah, beberapa tanjakan siap menghadang, jalanan masih berupa tanah setapak yang diselangi oleh akar-akar pohon dan vegetasi cukup rapat. Di sini kamu akan melewati beberapa persimpangan jalan, untuk sampai di pos 3, selalulah ambil jalan lurus, jangan terpancing untuk ambil jalan sebelah kanan atau kiri.
Sekitar pertengahan jalan, kamu akan menemukan sumber air terakhir, berupa pipa yang dilubangi. Setelah berjalan sekitar 2 jam, maka kamu akan sampai di pos 3, sebuah area tanah yang dipenuhi akar pohon, tidak ada papan petunjuk, sekilas terlihat seperti tempat biasa.
Pos 3 - Pos 4 (90 menit)
Selepas pos 3, kemiringan track sedikit lebih menanjak, tanjakan demi tanjakan harus dihadapi dengan tenaga dan keyakinan, sementara vegetasi semakin rapat, udara di sini sedikit lembab. Jadi, usahakan tidak terlalu lama saat beristirahat, agar tubuh tidak berbalik dingin.
Di sini pun, terkadang kabut turun perlahan, bila kabut benar-benar tebal dan menghalangi jarak pandang, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah berjalan sekitar 1,5 jam, maka kamu akan sampai di pos 4, sebuah area datar yang cukup luas. Di sini terdapat papan tanda yang cukup besar, dipaku pada sebuah pohon.
Pos 4 - Pos 5 (2 jam)
Beranjak dari pos 4, kita langsung dihadapkan dengan sebuah tanjakan yang cukup menanjak, medan masih didominasi oleh tanah setapak. Mendekati pos 5, kamu akan menemukan area camp, sebuah tempat yang paling ideal untuk mendirikan tenda. Sebab, tidak terlalu jauh untuk melakukan summit atack dan ini adalah tempat camp terakhir. Sebagai catatan, pos 5 dan pos 6 tidak layak dijadikan tempat nge-camp.
Jarak tempuh antara pos 4 hingga pos 5 adalah sekitar 2 jam perjalanan. Tidak ada yang istimewa dari pos 5, hanya sebuah area datar yang berada di jalur setapak.
Pos 5 - Pos 6 (60 menit)
Selepas pos 5, perjalanan terasa lebih menantang, tanjakan demi tanjakan masih setia menghadang, vegetasi masih rapat dan medan masih didominasi oleh tanah setapak yang diselangi oleh akar pepohonan yang menjuntai. Sementara, jalur di sini sangat sempit, tapi masih terlihat jelas. Sekitar 1 jam perjalanan, kamu akan sampai di pos 6.
Pos 6 - Puncak Manik (90 menit)
Perjalanan terakhir menuju puncak Salak l, tanjakan semakin menggila, semakin berat untuk dilewati, melintas di atas jalur sempit nan licin. Sekitar 90 menit berjalan, maka kamu akan sampai di puncak gunung Salak, menerima ucapan selamat dari pemakaman Mbah Salak.
Baca juga: sejarah gunung Salak dan misteri gunung Salak
Puncak Gunung Salak
Tips Pendakian Gunung Salak Via Cimelati
- Cuaca di gunung Salak tidak menentu, sepanjang tahun bisa turun kabut, oleh karenanya siapkan jas hujan kapan pun kamu mendaki gunung Salak
- Bila kabut yang turun sangat tebal dan menutupi jarak pandang, sebaiknya jangan ragu-ragu untuk turun kembali
- Sumber air terakhir berada di antara pos 2 dan pos 3
- Disarankan untuk mendirikan tenda di area camp sebelum pos 5, karena vegetasi di puncak sangat terbuka, angin kencang sering berhembus
Demikian adalah informasi tentang jalur pendakian gunung Salak via Cimelati. Bila kamu merasa bahwa tulisan ini sangat bermanfaat untuk pendaki lainnya, sebaiknya bantu saya dengan membagikan tulisan ini di media sosial kesayanganmu. Caranya dengan menekan tombol sosial media yang tersedia di bawah tulisan ini.
No comments:
Post a Comment